Kala Azure adalah seorang kapten agen rahasia legendaris yang ditakuti musuh dan dihormati.
Namun, karier cemerlangnya berakhir tragis, saat menjalankan operasi penting, ia dikhianati oleh orang terdekatnya dan terbunuh secara mengenaskan, membawa serta dendam yang membara.
Ajaibnya, Kala tiba-tiba terbangun dan mendapati jiwanya berada dalam tubuh Keira, seorang siswi SMA yang lemah dan merupakan korban bullying kronis di sekolahnya.
Berbekal keahlian agen rahasia yang tak tertandingi, Kala segera beradaptasi dengan identitas barunya. Ia mulai membersihkan lingkungan Keira, dengan cepat mengatasi para pembuli dan secara bertahap membasmi jaringan kriminal mafia yang ternyata menyusup dan beroperasi di sekolah-sekolah.
Namun, tujuan utamanya tetap pembalasan. Saat Kala menyelidiki kematiannya, ia menemukan kaitan yang mengejutkan, para pengkhianat yang membunuhnya ternyata merupakan bagian dari faksi penjahat yang selama ini menjadi target perburuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Agung
Udara di luar kian menggigit, namun kehangatan yang kontras justru menyelimuti ruang bawah tanah itu. Di sana, Keira duduk mematung dengan pandangan terpaku pada pendar cahaya dari layar komputer. Fokusnya tak teralihkan.
Sebuah senyum tipis, dingin dan penuh arti tersungging di bibirnya. "Cukup satu ketukan, dan seluruh rahasia kalian akan terbongkar. Ini adalah awal dari kehancuran kalian."
Jemarinya menari lincah di atas papan ketik. Deretan kode rumit berkelebat di layar, hingga tak lama kemudian, apa yang ia cari terpampang nyata. Data penggelapan dana, bukti penyuapan, hingga rekaman video perundungan keji terpampang di layar.
Rekaman CCTV yang selama ini terkubur rapat di brankas digital mereka, kini berada di bawah kendalinya. Keira kembali mencermati barisan data itu, memastikan semua sudah siap sebelum ia memberikan serangan pamungkas. Dengan satu tekanan kuat pada tombol Enter, misinya pun dimulai.
"Siap-siaplah jadi terkenal kalian," gumamnya datar.
Keira mendorong kursinya mundur. Ia menyandarkan punggung, membiarkan tubuhnya berputar pelan di atas kursi kerja tersebut. Matanya menyisir setiap sudut ruangan, mengenang memori yang tersimpan di sana. Segalanya masih sama, tak ada satu pun yang bergeser sejak terakhir kali ia berada di sini.
Hingga kemudian, netranya tertambat pada sebuah kotak besi berkode yang tersembunyi. Keira bangkit dan melangkah mantap menuju brankas itu. Jemarinya bergerak hafal, menekan tombol-tombol kode dengan lincah.
Brankas yang sempat dicoba buka oleh Dorion sebelumnya hanyalah umpan. Di sinilah harta karun yang sebenarnya tersimpan, sebuah CIP yang menyimpan daftar nama serta informasi krusial mengenai jaringan mafia terbesar di negeri ini.
Begitu pintu besi itu terbuka, Keira menemukan benda persegi panjang kecil yang sangat tipis. Ia meraih lempengan logam itu, menatap lekat benda kecil tersebut. Rasa penasaran yang membuncah membuatnya segera kembali ke meja komputer, bermaksud membedah isi di dalamnya.
Drrrt! Drrrt!
Getaran ponsel di saku bajunya memecah konsentrasi. Keira merogoh benda itu dan membaca sebuah pesan singkat yang baru saja masuk.
Pesan itu membawa kabar tak terduga. Ia diterima di sekolah baru. Setelah berhari-hari berusaha untuk mencari sekolah yang mau menerimanya, dan berkali-kali ditolak karena reputasinya yang hancur, akhirnya ada satu institusi yang berani membukakan pintu untuknya.
Keira terdiam sejenak. Di satu tangan ia memegang masa depan jaringan kriminal terbesar, sementara di layar ponselnya, ia memegang kesempatan untuk memulai kembali hidupnya yang berantakan.
"Akhirnya. Besok aku akan mulai sekolah lagi," gumamnya penuh semangat.
Ia meletakkan ponsel di meja, fokusnya kembali ke CIP yang ada di genggaman.
Keira menarik sebuah laci kecil di bawah meja komputernya, mengeluarkan sebuah perangkat USB Reader khusus yang telah ia modifikasi sendiri. Benda itu berbentuk persegi panjang dengan slot tipis di bagian tengahnya.
Dengan sangat hati-hati, seolah sedang memegang jantung negara, ia menyelipkan CIP persegi panjang itu ke dalam lubang pembaca. Terdengar bunyi klik pelan yang memuaskan saat logam-logam mikro itu bertemu dan terkoneksi secara presisi.
Ia kemudian menyambungkan perangkat tersebut ke salah satu port USB di pusat CPU-nya.
Seketika, tiga monitor di hadapannya berkedip. Lampu indikator pada alat pembaca yang semula berwarna merah redup, kini berubah menjadi biru elektrik yang berdenyut cepat yang menandakan arus data sedang mengalir masuk. Di layar utama, sebuah jendela peringatan muncul dengan latar belakang hitam pekat.
[SYSTEM WARNING: ENCRYPTED EXTERNAL DRIVE DETECTED] [ATTEMPTING TO ACCESS PROTECTED SECTORS...]
Keira tidak membuang waktu. Tangannya kembali ke atas keyboard, mengetikkan sederet perintah bypass untuk menembus protokol keamanan CIP tersebut. Bunyi kipas komputer terdengar semakin menderu, bekerja keras mengolah data masif yang baru saja disuntikkan.
"Ayo kita liat, rahasia apa yang ada di sini," bisik Keira pelan.
Sebuah bilah proses muncul di tengah layar, bergerak perlahan dari nol persen. Cahaya biru dari monitor terpantul di bola mata Keira, mengikuti setiap pergerakan kode yang berkelebat cepat.
Saat angka menunjukkan 100%, sebuah direktori folder rahasia terbuka lebar, menelanjangi semua nama, transaksi, dan dosa-dosa besar yang selama ini tersembunyi di balik nama jaringan mafia itu.
Layar komputer Keira mendadak dipenuhi oleh bagan organisasi yang menyerupai jaring laba-laba raksasa. Di pusat jaring itu, sebuah nama tertulis dengan huruf kapital yang mencolok, DEWA AGUNG.
Informasi yang mengalir di layar itu jauh lebih mengerikan dari sekadar catatan kriminal biasa. Ini adalah sebuah jaringan yang mengobrak-abrik pemerintahan dari dalam.
Organisasi ini bergerak bebas, seolah hukum hanyalah rangkaian kata tanpa makna. Nama-nama pejabat tinggi mulai dari kursi parlemen, petinggi kepolisian, hingga jajaran kementerian berderet rapi sebagai pion.
Keira membaca sebuah catatan dengan napas tertahan. "Pemerintah adalah panggung sandiwara, dan Dewa Agung adalah sutradaranya."
Satu dekade terakhir, jaringan ini tidak lagi hanya merekrut orang terpilih atau preman jalanan. Mereka mulai menyusup ke sekolah-sekolah elit, mencuci otak para siswa berprestasi maupun mereka yang bermasalah untuk dijadikan kaki tangan muda. Anak-anak yang seharusnya memegang buku, kini menjadi bibit selanjutnya.
Profil sang pimpinan tertinggi, Dewa Agung, muncul dengan deskripsi yang membuat kuduk berdiri. Sosok itu adalah sebuah ancaman, ia disebut mampu menjadi apa saja yang ia inginkan.
"Dia gak mengendalikan hukum tapi ... " gumam Keira saat melihat laporan eksekusi yang sangat kejam di layar. "Dia adalah hukum itu sendiri."
Kekejaman Dewa Agung terpampang nyata, siapa pun yang menentang dan tak mengikuti keinginannya dia akan lenyap dalam semalam. Tidak ada belas kasihan, tidak ada kompromi. Ia memastikan bahwa seluruh negeri bertekuk lutut di bawah bayang-bayangnya yang bengis.
Nafas Keira berpacu cepat. Ini bukan hanya maslah mafia ecek-ecek, ini jelas-jelas ancaman yang nyata.
wuuu bara api mulai menyala.. ayo, hab*skan dan hanc*rkan semua yang menyakiti..
btw gimana kabar sekolah lama keira thor, penasaran sama gebrakan keira membuka aib sekolah lamanya😂
apakah dia ketemuan sama pahlawan merah