NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Mau kemana?" tanya Arya, saat pagi itu mendapati Mery hendak beranjak dari ranjang.

"Mau bikin sarapan buat kamu," jawab Mery. Arya meraih ponselnya dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul 4 pagi.

"Ini masih jam 4," ucap Arya dengan suara serak, khas orang bangun tidur.

"Aku harus bangun sekarang untuk menyiapkan sarapan, dan pergi bekerja. Kamu di rumah saja dulu, nanti aku izinkan pada Gavin," ucap Mery yang segera menyibakkan selimutnya.

Grep.

Namun saat Mery hendak turun dari ranjang, tiba-tiba saja Arya memegang pergelangan tangan Mery, hingga membuat Mery menoleh ke arah Arya yang masih terpejam, Mery bisa melihatnya dari pantulan cahaya ponsel Arya yang belum padam, karena memang lampu kamar belum menyala. "Mery," panggil Arya.

"Hmb, ada apa?" tanya Mery dengan tatapan menyelidik.

"Terima kasih," ucap Arya yang sepertinya sangat tulus, meskipun dia tidak menatap Mery, karena matanya tetap terpejam.

"Untuk apa?" tanya Mery dengan penasaran.

Arya segera beranjak bangun dan duduk berhadapan dengan Mery, dia membuka sedikit matanya. "Terima kasih sudah merawatku dengan ikhlas," ucap Arya sembari memegang kedua pergelangan tangan Mery.

"Tentu saja, tidak masalah," ucap Mery dengan segera, karena tidak ingin terjebak dalam situasi emosional yang tiba-tiba itu.

"Kalau begitu mari kita tidur lagi," ajak Arya.

"Aku harus bekerja Arya," ucap Mery. Tanpa berkata apapun lagi, Arya segera memeluk Mery dan merebahkan tubuh secara bersamaan, sehingga Mery pun menindih tubuh Arya.

Degh.

Tubuh Mery membeku, dia saat ini benar-benar bisa merasakan nafas Arya dari dekat. "Arya," panggil Mery, tapi tidak dihiraukan. Saat Mery hendak mengangkat tubuhnya, Arya malah memeluknya semakin erat.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Mery dengan sedikit malu.

"Aku sudah izin pada Gavin kalau hari ini kita tidak masuk, jadi mari kita tidur lagi sebentar," jelas Arya dengan sedikit melonggarkan pelukannya.

"Kenapa kita harus cuti lagi?" tanya Mery.

"Kamu bilang malam ini kita harus ke rumah orang tuamu, jadi... kita nanti pasti akan sibuk seharian," jawab Arya yang matanya lagi-lagi terpejam.

"Tidak perlu berlebihan seperti itu Arya," ucap Mery.

"Diamlah dan mari kita tidur lagi, sebelum kantukku benar-benar menghilang," ucap Arya.

"Tapi... aku tidak nyaman dengan posisi seperti ini," ucap Mery.

"Oh iya, maaf," ucap Arya yang segera melepas pelukannya. Perlahan kepala Mery turun, hingga saat ini dia menjadikan lengan Arya sebagai bantal, Mery juga membalikkan posisi tidurnya, sehingga memunggungi Arya. Arya pun segera melingkarkan tangan satu lagi di perut Mery. Benar-benar terlihat seperti sepasang suami istri yang sedang bahagia.

"Gawat, kenapa aroma tubuhnya benar-benar harum," monolog Arya dalam hati, sembari terus menenggelamkan wajahnya di rambut dan tengkuk istrinya. Sementara Mery tersenyum sendiri dengan malu, jantungnya pun masih berdegup tidak menentu.

***

Perlahan Mery menuruni tangga sembari mengusap matanya, agar penglihatannya bisa lebih jelas. Dari lantai bawah, Arya melihat wajah tanpa riasan tersebut yang nampak sangat mempesona. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Mery sembari terus menuruni tangga dan menghampiri Arya yang saat ini ada di ruang makan.

"Tentu saja aku sedang membalas budi," jawab Arya yang saat ini meletakkan hidangan terakhir di atas meja, tepat saat Mery bangun, semua hidangan sudah siap.

Mery melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi. "Kamu tadi mengajakku tidur lagi, tapi malah kamu yang sibuk di dapur," ucap Mery yang mulai duduk di kursi. Arya pun dengan sopan memundurkan kursi tersebut dan memajukannya lagi, saat Mery sudah siap untuk duduk.

"Tidak perlu melayaniku hingga seperti itu," ucap Mery sembari mengulas senyum. Dilihatnya di meja sudah tersedia telur gulung dengan warna kuning sempurna, ikan bumbu merah dan juga sop ayam jamur.

"Kenapa kamu menyiapkan banyak sekali hidangan?" tanya Mery dengan kagum. Arya segera mengambil mangkuk kecil yang sudah ia siapkan diatas meja, kemudian mulai mengambil sop ayam, serta segera memberikannya pada Mery.

"Cobalah," ucap Arya sembari mengulas senyum.

"Terima kasih," ucap Mery sembari menerima mangkuk dari Arya. Mery pun segera mengambil sendok dan mencoba kuah sop tersebut.

"Wah... rasanya benar-benar sangat pas," puji Mery yang segera mencoba kuah sop lagi untuk beberapa kali, terlihat jelas di wajahnya, bahwa pujian tersebut tidak dibuat-buat.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Arya dengan tersenyum.

"Hmb, aku sangat menyukainya meskipun rasanya tidak pedas, tapi sangat pas di lidahku," jawab Mery.

"Kalau begitu, makanlah yang banyak," ucap Arya sembari mengulas senyum, setelah melihat bahwa Mery menyukai masakannya, dia juga segera mengambil sup untuk dirinya sendiri. Sementara untuk nasi, sudah disiapkan juga oleh Arya dua porsi. Mereka berdua benar-benar menikmati sarapan di pagi itu, hingga jarang sekali ada suara, yang ada hanya dentuman sendok dan garpu, sesekali mereka akan saling menatap dan saling bertukar senyum.

***

"Kamu… terlihat cukup sexy saat memakai apron," puji Mery, setelah mereka berdua merasa kenyang tapi masih mengobrol di ruang makan. 

"Benarkah?" tanya Arya. 

"Hmb," jawab Mery sembari mengangguk tipis. 

"Aku akan sering-sering memakai apron jika kamu menyukainya," ucap Arya sembari mengulas senyum. Mery pun juga membalas senyuman tersebut.

"Ternyata kamu juga pandai memasak," puji Mery.

"Tentu saja," jawab Arya dengan bangga.

"Apa kamu pernah mengikuti kursus memasak?" tanya Mery.

"Tidak, aku dulu senang membantu Mama, lalu juga sering melihat video masakan di internet," jawab Arya sembari mengulas senyum. Mery pun mengangguk tipis.

"Kalau begitu, nanti biarkan aku yang bersih-bersih dan cuci piring," ucap Mery.

"Tidak usah, biar hari ini aku saja yang melakukan semuanya, kamu sudah cukup lelah kemarin," ucap Arya.

"Apa kamu benar-benar sudah sehat?" tanya Mery.

"Hmb, aku sudah sehat setelah kamu rawat," goda Arya yang hanya membuat Mery mencebikkan bibirnya.

"Mery, setelah ini kita pergi berbelanja sambil makan siang di luar, lalu kita pergi ke rumah orang tua kamu," ucap Arya.

"Undangannya kan makan malam Arya, kenapa kita kesana buru-buru?" tanya Mery.

"Meskipun kita diundang sebagai tamu, apa tidak sebaiknya kita juga datang membantu?" tanya Arya.

"Sebenarnya aku memang ingin mengatakan itu dari kemarin, tapi gak enak sama kamu, takut kamu tidak nyaman berada disana," ucap Mery.

"Kenapa harus merasa seperti itu?" tanya Arya. Mery hanya mengangkat kedua bahunya.

"Kedepannya tidak perlu sungkan lagi, kamu ungkapkan saja apapun yang ingin kamu katakan, agar tidak terjadi salah paham," ucap Arya.

"Oke," jawab Mery singkat sembari tersenyum.

"Makasih ya Arya," ucap Mery dengan tulus.

"Hmb, tentu saja," jawab Arya sembari tersenyum juga.

***

Meskipun Arya sudah mengatakan, bahwa urusan rumah akan dikerjakan semua olehnya, tapi rupanya Mery tidak tinggal diam seperti tuan putri, dia turut membantu Arya. Alhasil semua urusan rumah dikerjakan berdua dengan sangat romantis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!