Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana meluluhkannya 1
Entah jam berapa Baga terlelap tapi nyatanya baru pukul tiga pagi, matanya sudah kembali terjaga. Dia bangun dengan keadaan kepala nyut-nyutan yang nggak pernah dia alami sebelumnya.
Nalurinya sebagai anak Adam yang soleh, lurus, dan berbudi luhur langsung menyetir dirinya agar melakukan tahajud di sepertiga malam. Huaaah, si Baga langsung nempuh jalur langit untuk cari dukungan sama Sang Pencipta agar memudahkan masalah yang dia hadapi. Kayaknya effort anak bapak Abhi ini nggak main-main ya?
Setiap sujudnya dia seperti diperlihatkan bayangan si rambut kemoceng. Entah dia yang nggak fokus beribadah karena pikirannya lagi kacau atau emang itu petunjuk agar Baga berusaha lebih keras untuk melunakkan hati Lintang agar mau memaafkannya.
Pagi menyapa dengan sejuta semangat dan harapan bagi jiwa-jiwa yang ada di alam semesta, tapi nggak untuk seorang Baga. Semangatnya menguap seperti kepulan asap secangkir kopi yang ada di meja makan. Hembusan nafasnya terdengar berat seakan penuh beban.
"Kamu kenapa?" bapak Abhi memperhatikan anaknya yang emang ketara sekali punya masalah.
"Nggak apa-apa. Pa, makasih ya udah bantu ngelarin masalah di jembatan gantung kemarin itu."
"Hmmm."
Kembali mereka sarapan dalam keheningan. Emak Deepika menyenggol suaminya agar lebih peka dengan perubahan yang terjadi pada anak semata wayang mereka.
"Kamu punya pacar?" pertanyaan itu kok terdengar tiba-tiba banget.
"Hah? Oh.. Iya punya. Orang seganteng aku masa iya combro, pa." jawab Baga menyombongkan diri, tapi senyumnya tampak sangat dipaksakan.
"Combro? Apa hubungannya kamu sama combro, kak?" emak Deepika tampak kebingungan.
Sesaat Baga menyadari jika dia malah ikut-ikutan ngomong belibet kayak Lintang. Dia hanya menutupi kegugupannya dengan tawa hambar. Dia pamit untuk berangkat ke kantor lebih dulu, ya meski bos nya itu bapaknya sendiri, pantang bagi Baga untuk berleha-leha.
"Lihat dia kayak gitu kok jadi inget anaknya si Den, ya. Si Setang Setang itu." bapak Abhi seenaknya ganti nama orang.
"Lintang kali, mas. Ngapain lidah mas ikutan keseleo kayak Baga, hmm?" Emak Deepika mencubit ringan pinggang suaminya.
"Belum dapet asupan pagi dari kamu ya kayak gini. Yok bentaran aja, yank." ajakan absurd suami pada istrinya.
"Bentaran apa lho mas? Udah jam segini hiih. Baga aja udah berangkat ke kantor kok, masa mas malah masih santai di rumah."
"Aku yang punya kantor itu, Deep. Telat beberapa jam nggak bakal bikin kita tidur di pinggir jalan." sombong ya? Jadi tahu kan gen sombong yang Baga miliki itu nurun dari siapa? Ya bapaknya lah!
"Dih zombong nya suami ku."
"Jadi gimana? Mau?"
Deepika membuang muka sambil tersenyum. "Apa sih, udah tua juga suka banget bikin salting."
"Ayo, gass!"
"Eh eh.. Mas.. Nggak gini juga kali mas, aduuh maaas... Turunin mas! Astaghfirullah..." Gimana nggak kaget wong bapak Abhi langsung menggendong biniknya menuju kamar mereka tanpa aba-aba.
Meninggalkan drama pengantin tua yang makin hari makin meresahkan aja, slide berpindah ke bagian Baga. Dia udah sampai kantor, wajahnya mendung. Nggak ada senyum, nggak ada keramahan di sana, pemuda itu lagi mode senggol bacok! Dilihat sekilas aja, semua orang bisa tahu jika anaknya pak Abhi ini lagi menanggung kesemrawutan di pundaknya. Jadi para pekerja dan siapapun yang nggak sengaja berpapasan dengannya hanya menunduk sopan tanpa menyapa. Takut ditelen idup-idup sama mas Baga!
Dia menuju ruang rapat, hari ini ada agenda rapat bersama tim advokat yang dibentuk bapak Abhi untuk menyelesaikan kasus pencemaran nama baik yang melibatkan seorang selebgram terkenal. Kasus ini cukup pelik dan berlarut-larut, membuat Baga harus memutar otak lebih keras dari biasanya. Mana dia juga lagi dikasih tumpukan masalah pribadi, apa nggak makin puyeng itu kepalanya?
Pintu ruang rapat terbuka, dan Baga langsung disambut suasana tegang. Beberapa pengacara sudah duduk di meja, wajah mereka tampak serius dan khawatir. Baga mengangguk singkat, lalu duduk di kursi paling ujung. Anak bapak Abhi itu tampak menarik nafas dalam-dalam, dia harus bersikap professional kan?
"Selamat pagi, semuanya. Mungkin pak Abhi akan sedikit terlambat masuk kerja, jadi izinkan saya yang menggantikan beliau untuk membahas pertemuan kita pagi ini dan memulai rapat kita." ucap Baga dengan suara berat.
Mereka mengangguk mengiyakan. Suasana hening seketika. Semua mata tertuju pada Baga, menunggu instruksi selanjutnya. Baga membuka laptopnya, menampilkan data-data terkait kasus pencemaran nama baik tersebut.
"Seperti yang kita tahu, kasus ini semakin rumit. Selebgram tersebut terus memberikan pernyataan kontroversial di media sosial, dan ini semakin memperburuk citra perusahaan klien kita." ujar Baga sambil menunjuk beberapa poin penting di layar.
Sampai rapat selesai, nggak ada kelihatan keberadaan pak Abhi. Sepertinya bapaknya Baga itu emang butuh healing bareng biniknya hari ini.
Tapi bukan itu, bukan tentang ketidak beradaan papanya yang membuat Baga terus menghela nafas selama rapat berlangsung tadi tapi karena nggak ada Lintang di sana! Harusnya kan ada Lintang juga di dalam ruangan itu, ikut nimbrung nuangin ide dan ngasih solusi agar kasus yang mereka tangani bisa goal tanpa meninggalkan jejak buruk pada klien mereka. Tapi nyatanya, Lintang memilih menyingkir. Gadis itu memutuskan pergi.. Dan alasan utama Lintang milih ngiwo itu Baga!
"Apa aku samperin dia aja ya. Aku minta maaf sambil bujuk dia buat balik lagi ke sini, tapi.. Kok kedengaran kayak manfaatin dia doang.. Pasti dia mikir aku cuma pengen dia kerja di sini demi kepentingan kantor, makin ngamuk nanti dia sama ku, aduuuuh..! Mikir Ga, mikir.. Kira-kira hal apa yang bisa bikin Lintang luluh."
"No. Bukan Lintang, dia Star mu, Ga. Dia Star! Apa yang paling Star suka? Hmmm.. Kejutan! Star suka surprise yang manis. Huuuft, oke. Aku akan ngasih dia surprise yang bakal bikin dia maafin aku.. Semoga.."
Menunggu jam kerja berakhir, Baga berperang dengan pikirannya sendiri. Tapi yang pasti tekadnya udah bulat untuk menemui Lintang. Tujuannya? Minta maaf lah! Mau dimaafin atau enggak, pikir keri ae. Kan yang penting usaha aja dulu.
Beneran Baga pergi meninggalkan kantor setelah jam kerja berakhir, dia berniat mendatangi toko kue lumayan terkenal di kotanya untuk membeli 'sogokan' buat emak bapaknya Lintang, dan hadiah kecil untuk Star nya. Dia tahu Star suka semua yang berbau coklat. Informasi kecil itu bisa dia manfaatkan untuk mengambil hati Star kembali.
Mobilnya melaju kencang membelah jalanan, seakan nggak sabar ingin segera mewujudkan rencana dalam otaknya. Pergi ke toko kue di jam pulang kantor seperti ini ternyata bukan pilihan yang tepat, antrian panjang mengular di depan toko kayak nunjukin kalau makhluk-makhluk bumi yang berjejer di depan sana nggak pernah makan kue dalam hidup mereka!
Mungkin Baga akan maklum jika yang diantri'in itu paket sembako murah dari pemerintah, lha tapi ini? Ini mereka lagi antri beli kue yang harga sepotongnya aja bisa puluhan bahkan ratusan ribu. Kok masih pada demen ngantri kayak gini?? Apa mungkin mereka semua adalah makhluk-makhluk suruhan Lintang untuk menggoyahkan niat baik Baga agar nggak nemuin dia? Wohoow, tidak bisa Rosalinda! Baga nggak akan nyerah gitu aja, antri? Ayo ah, dijabani!
Di tengah hiruk pikuk toko kue yang ramai, Baga berdiri terpaku di depan etalase kaca yang memajang deretan kue-kue menggoda. Akhirnya dia bisa nembus kerumunan itu setelah ikut mengantri selama.... lamanya! Aroma manis cokelat dan vanila menyeruak, membuat perutnya bergejolak. Matanya menelusuri setiap detail kue, mencari yang paling pas untuk 'sogokan' emak bapaknya Lintang dan hadiah untuk Lintang nya.
Karena bingung mau milih yang mana, Baga tunjuk saja kue-kue coklat yang menurutnya lucu, sweet, dan cocok untuk Lintang. Orang kaya belanja nggak lihat harga, jadi wajar aja jika Baga keluar dari toko dengan pandangan penuh kekaguman dari para mahluk yang masih sibuk ngantri kue.
"Edan, mau buka toko sendiri apa gimana? Masa beli kue doang nyampe abis dua dijit!"
Setelah bilang gitu, orang yang ngantri di belakang Baga langsung ngowoh karena ternyata semua kue di toko itu udah ludes di babat habis sama di Baga.
"Maaf kak, bisa kembali besok ya. Semua kue nya udah diborong sama kakak tadi. Terimakasih." Ujar si pelayan tanpa dosa.
"Hilih. Udah antri lama banget cuma dapet pemandangan etalase kosong?! Njilehi banget sumpah!" omel kaum mendang-mending yang sebenarnya bersyukur stok kue meholita (mahal) di sana udah dibeli Baga hingga titik remahan terakhir.
Mereka hanya fomo aja, giliran udah kadung ke sana malah plongok liat harga kue setinggi harapan orang tua! Mau mundur udah kadung ngonten mau mukbang kue piral.. Ya udah.. Harga diri dipertaruhkan. Sekali lagi, ucapkan terima kasih buat mas Baga!
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌