NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Rencana Bulan Madu

Hari ini Alona sudah pergi bekerja, seperti biasa dia di antar oleh suaminya. Rutinitas pagi hari sebelum turun dari mobil. Cium suami sangat mesra, berdoa bersama, cium lagi. Baru boleh keluar dari mobil menuju lobi rumah sakit.

"Selamat pagi semua."

"Selamat pagi dokter Alona manis." Alona selalu tampil menawan menjadi daya tarik pegawai medis maupun administrasi di rumah sakit ini. Jarang - jarang, ada dokter di sini yang bisa berbaur dengan semua pegawai rumah sakit dan murah senyum. Dia adalah Idola dirumah sakit ini. Masih muda, pintar, sopan, menghormati orang yang lebih tua, ramah kepada siapa saja dan satu lagi cantiknya luar biasa. Sampai dokter spesialis penyakit dalam tertarik bahkan jatuh hati padanya. Sayangnya Dokter Alona sudah menikah dan dikabarkan sedang berbadan dua.

"Dokter manis, bagaimana keadaannya?"

"Baik Zaki sayang."

"Khi daftar aku di dokter ginekolog dong."

"Oke sayang. Terakhir ya dok."

"Oke."

"Beres dokter. Pendaftaran aman. Dok, hari ini sampai jam sekarang sudah ada sepuluh pasien. Dan ada satu pasien istimewa, oma Marice. Dari beberapa hari yang lalu ngambek ngak mau di obati oleh dokter lain. Pussssiiiiing kepala eike."

Alona tertawa mendengar keluhan Zaki. Kemudian di elus kepala Zaki. Meskipun Alona lebih tua empat tahun dari dia dan berbeda secara suku maupun agama, namun sayang Alona tulus kepada Zaki, sudah seperti adik buat Alona yang merupakan anak tunggal.

"Berdoa khi bantu aku, semoga oma Marice tidak bertingkah."

"Oma atau cucunya. Tapi kalau cucunya bertingkah, aku yang tampil depan. Jangan coba- coba."

"Sepuluh pasien sudah selesai diobati. Ternyata oma Marice hanya sendiri berobat di temani oleh asisten rumah tangga, tidak cucu maupun anaknya. Alona dengan bantuan Zaki sedang membersihkan semua perlengkapan yang digunakan waktu periksa pasien. Alona sedang bersiap - siap mau ke dokter ginekolog, namun dikagetkan dengan munculnya Clara.

"Bisa bicara dokter?"

"Silahkan duduk. Apa yang bisa saya bantu?" Clara mau berbicara namun matanya menunjukan bahwa dia hanya mau berdua dengan Alona. Zaki yang tahu diri pun berniat menungguh di luar.

"Dokter, ada sesuatu yang menganjal teriak. Saya di luar." Zaki keluar, Clara tersenyum sinis.

"Pasti bukan membicarakan kondisi oma kamu?"

"Betul. Ini lebih penting dari pada kondisi omaku. Ini masalah pribadiku."

"Saya rasa tidak ada hubungannya dengan saya kalau masalah pribadi kamu."

"Sayangnya ada. Karena kamu hadir di antara cinta saya dengan Vier."

"Mohon maaf, Vier ketemu saya dia mengaku tidak punya hubungan apapun dengan kamu."

"Kamu tahu saya adalah orang pertama yang dia sentuh, hubungan kami lebih dari pacaran, kami bahkan sudah melakukan hubungan biologis."

"Sejak menengah atas."

"Itu kamu tahu."

"Bahkan saya tahu, bukan hanya Vier tetapi Chris juga."

"Vier cerita padamu. Apa yang dia ceritakan tidak benar."

"Sayang sekali, saya sangat percaya kepada suami saya. Apapun yang kamu ucapkan yang mau menghancurkan hubungan rumah tangga saya. Tidak akan saya biarkan anak saya tumbuh tanpa papanya."

Clara yang sudah emosi, rencananya mau membuat Alona down namun berbalik kepadanya. Dia langsung menjambak rambut Alona, pada saat yang bersamaan Vier masuk dan langsung melepaskan tangan Clara di kepala istrinya. Langsung dia peluk istrinya.

"Sekali lagi kamu lakukan itu kepada istriku. Aku jebloskan kamu ke penjara. Dengar itu Clara."

"Bung, aku masih mencintaimu." Vier langsung meminta satpam mengamankan Clara. Vier memeluk istrinya memperbaiki rambut istrinya dan dicium istrinya berkali - kali.

"Maafkan mas sayang. Kalau Zaki tidak telephone mas, mas tidak tahu apa yang terjadi sama kamu. Jangan perna ijinkan dia bertemu kamu sayang. Sayang lihat mas." Alona mengangguk, tetapi dia mukanya pucat. Vier lalu mencium istrinya. "I love you."

"I love you too." Zaki tersenyum, melihat sepasang suami istri ini dan berdoa Tuhan menjaga melindungi kehidupan rumah tangga mereka. Meskipun kepercayaan Zaki berbeda dengan Dokter Alona dan Mayor Vier, namun dia yakin bahwa Tuhan mereka sama.

Sementara itu Clara menjadi sangat marah, bahkan kemarahannya membuat dia memarahi satpam yang membawa dia bagaikan teroris dan semua orang yang melihat dia.

"Aku Clara Fernandes akan menuntut kalian semua." Sambil menunjuk satpam yang tadi menyeret dia. "Apa lihat - lihat belum perna lihat orang cantik." Dia langsung menuju parkiran memasuki mobil mewahnya dan mengendarai dengan ngebut. Sampai di Klub malam punya dia, Di ruangannya dia menangis sejadi - jadinya.

"Kamu Bung, kamu tidak boleh bahagia dengan dia. Saya akan membuatnya menderita. Biar kamu Xavier Anthonio, kamu tahu siapa akku Clara Fernandes." Clara langsung menghubungi orang kepercayaannya yang biasa digunakan untuk menagih utang dari orang - orang yang berutang kepada dia.Sepuluh kemudian bodyguardnya datang keruangan Clara.

"Aku punya proyek buat kelian." Clara menunjukkan foto Alona. "Habisi dia, tanpa jejak. Satu minggu, satu milyar buat tugas kalian. Informasi dia ada di dalam amplop. Ingat main bersih." Kedua bodyguard kepercayaannya langsung keluar ruangan Clara.

Sudah dua hari ini, ada dua orang yang selalu ada disekitar Alona, di Kantin, di depan kliniknya bahkan perna didepan rumah dinas mereka waktu Vier mau mengantarnya ke tempat kerjanya di rumah sakit.

"Bos, dia bersama suaminya."

"Jangan bodoh kalian. Jangan sampai Vier Celaka. Ingat!"

"Siap bos, tetapi target selalu bersama suaminya."

"Kenapa kalian bodoh, guna apa saya membayar kalian mahal kalau tidak bisa melakukan tugas ini. Kalian sanggup tidak??"

"Siap bos."

Clara sangat marah. Sampai semua barang di atas meja kerjanya dia jatuhkan. Dia berteriak histeris, melepaskan kekesalannya. Tiba - tiba handphonenya berbunyi. Clara mau marah, namun begitu melihat nama yang menelepon dia buka kedua bodyguard itu , melainkan omanya. Dia kembali mengatur emosinya, agar tidak ketahuan oleh omanya.

"Hallo Oma."

"Sayang, antar oma ke mall dong. Oma mau belanja."

"Belanja apa oma?"

"Beli baju."

"Oke, oma tunggu. sepuluh menit sampai rumah, sudah siap ya." Meskipun omanya sudah tua, namun gayanya masih oke, dia tidak perna ketingalan trend mode terbaru, mau baju ataupun tas.

Sambil mengandeng tangan omanya Clara dan oma Marice, omanya mulai memasuki satu demi satu toko - toko terkenal dan branded.

"Oma beli apa sih, kenapa baju bayi."

"Oma mau kasih hadiah buat anaknya dokter Alona." Seketika muka Clara berubah merah. Dia sangat marah mendengar nama itu disebut.

"Alona , Alona lagi. Tidak ada nama lain? Kenapa harus dia? Oma anaknya belum tahu laki atau perempuan. Usianya masih sebiji jagung. Tidak usah beli aja buat oma."

"Tetapi oma , mau kasih hadiah buat dia? Oma sudah ijin ke mama kamu."

"Kalau tahu seperti ini, ngapain Clara bela- belain mau antar oma."

Kemarahan Clara terhadap sosok Alona semakin menjadi - jadi.

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!