NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:331
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Perjalanan menuju asrama malam itu di dalam mobil Juna berlangsung dalam hening cukup lama. Hanya suara mesin dan bunyi angin dari luar jendela yang menemani mereka. Oliv duduk bersandar, matanya menatap keluar jendela dengan pikiran berantakan. Kakinya yang masih sedikit sakit membuat dia agak meringis setiap kali mobil melewati jalanan yang tidak rata. Juna sesekali melirik ke arahnya, namun tidak berkata apa-apa. Seakan menunggu Oliv sendiri yang membuka percakapan.

Dan benar saja, setelah beberapa menit, Oliv akhirnya bersuara.

"Kak… gue ketemu Arka lagi," ucap Oliv pelan, seperti memilih-milih kata sebelum mengatakannya.

Juna masih menatap jalan, senyumnya tipis. "Gue kira lo nggak bakal ngasih tau gue," katanya santai, nada suaranya datar tapi jelas mengandung sesuatu yang tersirat.

Oliv langsung menoleh dengan ekspresi terkejut. "Hah? Kok lo tau?" tanyanya heran.

Juna menghela napas pendek, lalu menjawab, "Di ruangan tempat lo latihan tadi itu… gue liat dia di sana. Arka. Susah banget lupa sama muka itu, apalagi dia orang yang dulu bikin adik gue nangis karena ditolak."

Kalimat terakhir itu membuat Oliv langsung cemberut, wajahnya berubah kesal. "Kak! Kenapa lo bahas itu lagi sih?! Gue udah bilang jangan diungkit-ungkit!" protesnya dengan nada manja bercampur sebal. "Gue nggak enak banget tau setiap kali inget cerita itu. Kayak… aduh!" Oliv sampai menutup wajahnya dengan kedua tangan, menahan rasa malu bercampur kesal.

Juna hanya terkekeh pelan melihat reaksi Oliv yang makin terlihat seperti anak kecil kalau sudah protes begitu. "Ya udah, ya udah. Nggak gue bahas lagi. Tapi tetep aja, gue masih inget jelas mukanya waktu itu," katanya sambil nyengir.

"Gue marah nih kalau lo bahas lagi," ancam Oliv sambil manyun. Ada nada ambek-ambekan dalam suaranya, dan jelas-jelas matanya memerah sedikit seperti habis menahan tangis. Dia terlalu mudah terbawa perasaan kalau menyangkut soal Arka.

Suasana di mobil kembali hening sebentar sebelum akhirnya Oliv membuka mulut lagi. Kali ini suaranya lebih pelan, seperti mengeluarkan uneg-uneg yang sudah lama dipendam.

"Kak… lo tau nggak? Gue sekamar sama Arka di asrama. Dan sumpah ya, dia tuh bikin gue kesel mulu, nyebelin banget. Kita sering berantem, ribut soal ini itu, hal-hal nggak penting lah. Tapi entah kenapa… ya gitu deh, gue jadi makin kesel sama dia," curhatnya panjang lebar.

Juna mengangguk-angguk kecil, tetap fokus ke jalan. "Kesel terus tapi diceritain panjang, tandanya lo nggak bener-bener benci dia," komentar Juna singkat.

"Bukan gitu!" sahut Oliv cepat, hampir seperti anak kecil yang membela diri. "Gue tuh… gimana ya, gue udah nggak ada perasaan apa-apa sama dia. Lagian Arka kan udah punya pacar. Dan… dia perhatian banget sama pacarnya. Jadi ya, udah nggak mungkin juga. Gue males mikirin dia lagi."

Kalimat terakhir itu diucapkan Oliv dengan suara rengekan, seperti orang yang baru saja patah hati tapi nggak mau ngaku. Nada keluhan yang keluar justru memperlihatkan betapa masih ada sisa perasaan di sana.

Juna melirik sekilas, senyum penuh arti muncul di wajahnya. Ia lalu mencoba memancing lebih jauh.

"Jadi… intinya lo tuh suka sama Arka? Tapi karena dia udah punya pacar, lo paksa diri lo buat nggak suka lagi sama dia?"

Tanpa sadar, Oliv menjawab dengan suara lirih, "Iya…"

Begitu kata itu keluar dari mulutnya, Oliv langsung tersentak. Matanya melebar, wajahnya berubah panik. "Eh! Nggak! Maksud gue bukan gitu! Kakak, lo ngeledekin gue ya?!" serunya dengan nada setengah protes, setengah malu. Pipi Oliv merona, dan ia langsung memalingkan wajah ke arah jendela.

Juna pura-pura polos, bahunya terangkat. "Siapa bilang gue ngeledekin? Gue serius nanya," ucapnya dengan nada tenang.

"Ih, sumpah ya, lo sama aja ngeselin banget!" Oliv menggerutu, suaranya masih meninggi. "Nggak usah bahas lagi deh!"

Juna hanya tertawa kecil, tapi dalam hatinya ia semakin paham posisi Oliv sebenarnya. Gadis itu memang masih punya rasa terhadap Arka, hanya saja memilih menyangkal demi menjaga perasaan sendiri. Ia bisa melihat jelas dari cara Oliv bicara.

Setibanya di depan asrama, Juna menghentikan mobilnya. Ia lalu turun lebih dulu, berjalan cepat ke sisi Oliv untuk membukakan pintu. Oliv berusaha turun dengan hati-hati karena kakinya masih terasa sakit. Refleks, Juna mengulurkan tangan untuk membantunya.

"Pegangan sama gue. Pelan-pelan," kata Juna lembut.

Oliv menatap sebentar, lalu akhirnya meraih tangan Juna. Genggaman itu membuatnya sedikit lebih seimbang saat melangkah. "Makasih ya," gumamnya.

Mereka berjalan perlahan menuju pintu asrama. Juna tetap menuntun, sesekali merapatkan langkah agar Oliv tidak kehilangan keseimbangan. Di beberapa momen, tangan Juna tak hanya sekadar menggenggam, tapi juga menopang di bagian siku, bahkan sempat menepuk ringan kepala Oliv dengan lembut saat gadis itu kembali menggerutu tentang kakinya.

"Sabar, Vi. Lo tuh kayak bocah kalau lagi sakit. Ribut mulu," ujar Juna sambil tersenyum.

"Apaan sih! Gue ribut soalnya sakit!" Oliv membalas dengan nada merengek.

......................

Di sisi lain, tak jauh dari mereka, ada sosok yang berdiri dengan dua kantong plastik di tangan. Arka baru saja kembali dari warung dekat asrama, membeli beberapa minuman dan camilan untuk teman-temannya yang menunggu di kamar. Saat hendak masuk, langkahnya terhenti begitu matanya menangkap pemandangan di depan.

Oliv dan Juna.

Mereka terlihat sangat dekat. Tangan mereka masih saling menggenggam, langkah perlahan, senyum Juna yang hangat, bahkan usapan tangan Juna di kepala Oliv barusan. Dari sudut pandang Arka, itu semua terlihat lebih dari sekadar bantuan biasa. Ada keintiman yang membuat dadanya menghangat tapi sekaligus menyesakkan.

Arka terdiam, wajahnya sulit diartikan. Matanya menatap tajam ke arah mereka, namun bibirnya tetap terkatup rapat. Seolah ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi tertahan di tenggorokan.

Beberapa detik ia berdiri di sana, membiarkan dirinya menyaksikan pemandangan yang terasa mengganggu itu. Baru setelah Oliv dan Juna benar-benar masuk melewati pintu asrama, Arka menarik napas panjang, menurunkan pandangannya. Ia kemudian melangkah masuk pelan-pelan, membawa kantong plastik yang semakin terasa berat di tangannya.

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!