Bermaksud menyampaikan amanah justru berujung menjadi malapetaka
Amoera dituduh sebagai pembunuh ayah marvin.
Ia disiksa atas kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan hingga membuat Amoera kerap berulang kali mengakhiri hidupnya
bahkan Marvin merenggut paksa mahkota wanita malang itu.
Hingga akhirnya kebenaran pun terungkap, lantas bagaimanakah kisah Amoera selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyuruh ~ Amoera
* keesokan sorenya
Marvin tengah menikmati secangkir teh di ruangannya tiba tiba seorang penjaga datang menghampirinya ia memberi tahu bawa mata mata kepercayaannya ingin menemuinya , marvin pun menyuruh mata mata itu masuk
" Tuan marvin .. Saya sudah menemukan lokasi keberadaan tuan marquez " ucap mata mata tersebut , marvin langsung beranjak dari duduknya dan memegang erat kera kemeja mata mata itu
" cepat katakan dimana " teriak marvin
" tuan marquez berada di rumah seorang wanita bernama charlotte suruhannya tuan alex , letaknya tidak jauh dari lereng gunung .. Tetapi Pengamanan disana benar benar sangat ketat tuan , jadi saya kesulitan untuk mencari informasi tuan marquez lebih men-detail " ucap mata mata itu sembari memberikan sebuah peta lokasi tempat tersebut , marvin langsung melepas kera kemeja mata mata itu
" alex .. Ternyata Kau hanya bisa berlindung di balik wanita saja " gumam marvin , dengan tatapan mata yang begitu penuh dengan amarah , ia pun menyuruh mata mata itu pergi
" aku akan mengajak wanita itu " gumam marvin dalam hati , ia langsung beranjak menuju ke kamar amoera ,
Kala itu amoera sedang menyulam didalam kamarnya ia ingin membuat sesuatu untuk alice , namun dirinya tiba tiba terkejut karna tangannya ditarik dan digeret paksa keluar oleh marvin , hingga dirinya hendak terjatu
" tuan lepaskan aku ? " pinta amoera
" Diammmmmm , ikut aku " teriak marvin , hingga membuat seluruh pekerja dirumahnya melihat kearah marvin dan amoera , mereka menatap amoera dengan tak tega karna ditarik paksa seperti itu oleh marvin . marvin pun menyuruh amoera masuk kedalam mobilnya , dengan air mata yang mengalir amoera pun mengikuti permintaan marvin .
" tuan kau mau membawaku kemana ? " tanya amoera lirih , namun marvin hanya diam saja tiak menggubris perkataan amoera , ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dengan raut wajah yang terbakar oleh kemarahan , amoera pun ketakutan hingga dirinya menangis terisak isak
" Apa kau bisa diammmmmm ? teriak marvin melototkan kedua matanya . amoera pun lansgung mencoba diam menahan suara isak tangisnya .
kurang lebih perjalanan 5 jam yang harus marvin tempuh untuk mencapai lereng gunung , hingga malam mereka berdua melewati hutan belantara yang sangat jarang sekali dilewati oleh manusia jika tidak memilik tujuan tertentu ,
tak lama kemudian mereka pun sampai di lokasi yang sesuai dengan peta yang diberi oleh mata mata kepercayaannya itu .
" seharusnya letaknya tidak jauh dari sini " gumam marvin sembari mengamati peta yang ia pegang , ia langsung melirik ke arah amoera dan mencekik lehernya
" kau pasti tau dimana persembunyian alex , cepat bawa aku kesana menemui kakakku " pinta marvin dengan meninggikan suaranya , amoera hanya menangis sembari menggelengkan kepalanya karna dirinya benar benar tidak tau menahu tentang alex
" saya tidak tau tuan " ucap amoera lirih , mendengar jawaban amoera , marvin langsung menghempas tubuh amoera hingga kepalanya terbentur kaca mobil ,
tempat yang sedang mereka pijak sangatlah gelap tidak ada penerangan cahaya sedikitpun disana hanya ada cahaya yang berasal dari lampu mobil milik marvin saja , mata marvin tak henti melihat kearah sekitar , ia terlihat begitu kebingungan untuk mencari tempat persembunyian charlotte . namun terlihat ada sebuah mobil melintas , marvin langsung mematikan mesin mobilnya dan menyuruh amoera menelungkupkan kepalanya di bawah bermaksud agar orang yang sedang mengemudi mobil itu tidak melihatnya , setelah mobil tersebut tidak terlihat ia pun beranjak ,
" mobil itu dari arah sana , sepertinya orang yang mengendarai mobil itu salah satu anak buah alex , aku harus kesana ke arah yang mobil itu lewati tadi " gumam marvin , ia meletakan petanya dan menyalakan mesin mobilnya kembali , ia melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah sembari melihat ke arah sekitar
sekitar jarak kurang lebih 1 km ia menemukan pemukiman penduduk namun semua rumah yang terletak disana sudah tak berpenghuni semua , kemudian marvin melihat salah satu rumah besar yang berbeda dari rumah penduduk lainnya dan rumah itu terlihat masih berpenghuni dengan gerbang yang menjulang tinggi , hingga membuat marvin kesusahan untuk mengamatinya .
" sepertinya itu tempat persembunyian alex , karna hanya rumah itu yang berpenghuni di antara semua rumah yang ada disini " gumam marvin
" apa kau tau tempat itu " tanya marvin meninggikan suaranya kepada amoera ,
" saya tidak pernah tau tempat ini tuan " ucap amoera sembari menggelengkan dan menundukan kepalanya
" cepat turun dan cari tau " pinta marvin
" tuan saya takut , saya mohon jangan menyuruhku kesana " pinta amoera menangis , marvin langsung mencengkram erat bahu amoera
" kau bilang takut ? tapi melenyapkan nyawa seseorang kau tidak takut ? cepat turunnnnn " teriak marvin dengan keras , amoera pun yang menjadi ketakutan ia hendak turun dari mobil menyiyakan permintaan marvin ,
aku baca ulang kmbli karya nona krn kangen dengan nona 😘