 
                            🌹Luke Tobias Russel & Rara Kanazawa🌹
Luke diharuskan untuk menikahi wanita yang tidak dia cintai oleh kakeknya. Keadaan bertambah rumit ketika Rara ikut masuk ke dalam hubungan Luke dan Medina. Dan semua itu kesalahan Luke.
Apa yang terjadi? Kenapa pembantu dari calon istrinya terlibat dalam kehidupan Luke yang sempurna?
P.S : Ini adalah buku ketiga dari serries persahabatan David - Sebastian - Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penghambat
🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE SEBELUM MEMBACA YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, JANGAN LUPA JUGA KASIH KOMENTAR BAGUS, DAN AJAK YANG LAIN BUAT BACA I I JUGA YA.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA ADA DI : @REDLILY123.🌹
🌹EMAK SAYANG KALIAN, SELAMAT MEMBACA.🌹
beberapa minggu kemudian, Isa baru membuka matanya. Dia kecelakaan yang membuat kondisinya cukup pparah. Isa terlelap cukup lama, sampai akhirnya dia terbangun sekarang.
Ibunya yang menunggunya di rumah sakit itu terlihat senang.
Beberapa jam perawatan oleh dokter sampai akhirnya Isa bisa diajak berbicara.
“Bagaimana perasanmu? Kau tertidur cukup lama, Nak. Itu hampir dua bulan.”
Isa terdiam, dia mencoba tidak terkejut. “Bisa Mama ambilkan ponselku?”
“Ponselmu rusak, Mama sudah mengirimnya untuk diperbaiki, tapi belum diambil lagi.”
“Tolong suruh paman mengambilnya.”
“Iya, sekarang kau istirahat dulu. Pamanmu telah berusaha keras untuk menjual villa agar kau tetap dirawat.”
Saat itu juga Isa memperlihatkan keterkejutannya, dia menatap ibunya dengan wajah syok. “Villa itu dijual?”
Ibunya mengangguk. “Ya, pamanmu menjualnya.”
“Tapi kenapa? Bukankah itu sudah menjadi milikku?” tanya Isa dengan terkaget kaget.
Ibunya terdiam. “Tapi Mama tidak memiliki uang untuk biaya rumah sakitmu, Mama tidak tahu password tabunganmu.”
“Mama,” ucap Isa dengan sedikit kesal. Dia tidak percaya hal ini akan terjadi.
“Maaf, tapi kau benar benar sakit dan membuat semua orang panic. Pamanmu juga bilang tanah itu akan dijadikan tempat wisata, jadi tidak baik mempertahankan villa.”
Isa merasa bersalah, dia juga panic apalagi ketika memikirkan apa yang akan terjadi dengan Rara jika dia diusir. Rara tidak memegang uang sedikit pun, dan ini sudah hampir dua bulan dirinya kecelakaan dan terlelap begitu dalam.
“Mama, tolong bawakan ponselku.”
“Pamanmu akan membawanya nanti.”
“Aku butuh sekarang,” ucap Isa dengan wajah paniknya. “Aku sudah sembuh, dokter bilang bukan kalau aku bisa pulang?”
“Tunggu sebentar lagi, dokter juga bilang kau hampir mati. Hidupmu kali ini benar benar keajaiban. Jadi berhentilah mengeluh karena hal yang tidak jelas.”
🌹🌹🌹🌹🌹
Rara tidak pernah berhenti berharap agar Isa lekas sembuh. Untuk berdoa? Rara sudah berpaling karena Tuhan meninggalkan keluarganya kala itu.
Dan sampai saat ini, Rara belum mendapatkan pekerjaan. Tidak ada yang menerima wanita hamil sepertinya.
Beruntungnya, Rara memiliki simpanan dari Lily. Dan itu cukup banyak sampai dia melahirkan anaknya.
Seperti biasa, pagi ini Rara bangun dengan penuh harapann. Dia sarapan sebelum keluar untuk mencari pekerjaan lagi.
Tidak ada pengalaman yang Rara miliki, dia hanya mencari tulisan sedang dicari pekerja.
Menelusuri kejamnya kota Zurich, Rara memperhatikan setiap toko yang dia lewati.
Sampai dia melihat ada toko daging yang sedang mencari pekerja, di sana tertulis untuk mendapatkan pekerjaan, Rara harus lewat jalan belakang.
Dan Rara melakukannya, dia mengetuk pintu belakang toko.
Tidak lama kemudian keluarlah seorang pria kulit hitam.
“Nyonya apa kau tersesat?”
“Aku ingin bekerja di sini.”
Pria itu tampak terkejut. “Sebagai pemotong daging?”
“Iya, aku bisa melakukannya.”
“Maaf,” ucap pria itu saat melihat perut Rara yang membuncit. “Kami tidak menerima wanita hamil.”
“Baik,” ucap Rara melangkah menjauh dari sana. Dia terbiasa dengan kalimat penolakan itu.
Sampai dia merasa lelah, Rara berhenti dan duduk di bangku pinggir jalan. Dia minum dari botol yang dia bawa dari tempat dia tinggal.
Ketika sedang istirahat, Rara mendapatkan telpon. Dan alangkah terkejutnya dia melihat di sana kontak Isa tertulis.
“Hallo, Isa?”
“Ya Tuhan, Rara! Aku pikir aku kehilanganmu.”
“Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu? Dimana sebenarnya kau berada?”
“Aku sudah membaik, berikan alamatmu. Aku akan ke sana.”
“Baik.”
“Dan Rara?”
“Ya?”
“Bayimu?”
Rara tersenyum. “Dia aman,” ucap Rara.
“Syukurlah, aku tidak tahu villa itu dijual.”
“Tidak apa, aku baik baik saja.”
“Kirim alamatmu tinggal, aku akan ke sana sekarang.”
“Akan aku lakukan.”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sesudah diizinkan keluar rumah sakit, Isa langsung saja pergi untuk menemui Rara. Dia menaiki taksi karena tidak diizinkan oleh ibunya memakai mobil.
“Tolong cepat, Pak. Saya perlu menemui seseorang.”
“Baik, Nona.”
Awalnya, taksi itu berjalan dengan baik dan lancar. Namun saat beberapa menit melaju, tiba tiba taksi itu berhenti mendadak.
“Ada apa ini?” tanya Isa kesal.
Kemudian disusul oleh mesin yang mati.
Membuat Isa benar benar kesal. Tanpa bicara lagi, dia memberikan uang pada pengemudi itu kemudian keluar dari sana.
Isa mengedarkan matanya hendak mencari taksi lain, dia tidak sabaran untuk menemui Rara.
Namun saat Isa akan mengangkat tangannya memanggil taksi, tiba tiba seseorang menariknya dari arah belakang. Isa membalikan badannya, dia kaget seketika. “Medina?”
“Isa! Kemana saja kau?! Kudengar kau kecelakaan, kupikir kau mati. Kenapa belum?”
“Apa?” tanya Isa dengan matanya yang membulat.
🌹🌹🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE
 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                    