Elena Adelyn Alba wanita berparas cantik,elegan karena lahir dari keluarga cukup berada. ibu nya seorang designer bahkan rancangan nya hanya di pasarkan untuk kalangan atas sedangkan ayah nya pemilik perusahaan tekstil yang cukup terkenal. namun kehadiran Elena tidak pernah di anggap ada bahkan di perlakukan sangat buruk oleh keluarga nya, lingkungan bahkan keluarga suami nya. wanita yang selalu di anggap benalu dan tidak mempunyai kemampuan apa pun, tanpa mereka ketahui seorang Elena mampu menghasilkan jutaan dollar setiap minggu nya. Dia memang terlihat bodoh tapi dari kekurangan nya itu ada satu kelebihan.
yuks mari ikuti kelanjutan cerita dari Elena Adelyn Alba dalam Cinta Untuk Elena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na4vR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part. 21. Aku kabulkan Keinginan mu
"Shit!"maki Luke saat memori nya berputar mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, dia mendengus kesal mulut nya tidak pernah berhenti mengumpat." cih jadi begini rasanya di pukul seorang wanita."
Jangan di kira, Elena akan menjadi istri yang tak mau di sentuh setelah mengetahui kebrengsekan suami nya.tetap saja dia masih mau melayani suami nya di ranjang seperti biasa, dan seperti biasa Luke akan memberikan nya imbalan setelah Elena memuaskan nya di atas ranjang.
Mulai dari perhiasan, baju, sepatu bahkan jam tangan sampai perawatan wajah dan tubuh nya di salon yang paling terkenal bahkan dengan harga cukup menguras kantong.
Boleh di bilang Elena bodoh bahkan tidak punya harga diri, Elena akui di dekap oleh suami nya terasa sangat hangat walaupun hanya sekejap yang dia rasakan. Lambat laun berbagi peluh dengan suami nya menimbulkan rasa lain di dirinya.
Elena merasa sekarang Luke membutuhkan kehadiran nya, walau hanya di jadikan pemuas nafsu di atas ranjang. Elena merasa hanya diri nya yang bisa membuat suami nya puas.
Walau pun di abaikan oleh cinta pertama nya, dekapan tangan lembut yang hilang sejak beberapa tahun lalu. perasaan di singkirkan dan tidak di butuhkan lenyap begitu saja, ketika Luke memeluk nya. Seakan pria itu sekarang membuatnya menjadi candu.
Perlakuan Luke tidak pernah kasar, perlahan dia melakukan nya penuh perhitungan agar membuat Elena nyaman. Seolah Elena merasa di cintai dan kehadiran nya di terima dengan tangan terbuka bahkan Elena berharap bisa menumbuhkan rasa cinta, perasaan yang belum ada menjadi ada.
Seperti biasa setelah berbagi peluh, Luke pasti langsung memakai baju nya kembali. Langkah tegap itu menarik laci nakas, mengambil sesuatu lalu melemparkan barang tersebut di samping Elena.
"Minum itu."perintah Luke
Elena menatap sebuah kapsul sebelum tangan nya meraih obat tersebut, "obat apa ini?
"pil kontrasepsi."
Mulut nya seakan tercekat saat menatap manik kelam milik Luke, "untuk apa?
"Aku tahu kamu pasti paham, apa kau tidak bisa mencerna dengan baik. Arti dari aku menyuruh mu meminum obat itu."
Sebenar nya tanpa Luke beritahu pun dia sudah paham namun bathin nya masih tidak percaya jika diri nya harus mengkonsumi obat tersebut padahal mereka suami istri, pasangan yang sah tapi ini apa?
"biasa nya kau tidak meminta ku untuk meminum obat itu? Dengan nada lirih dengan mata cokelat nya yang mulai berembun.
Luke langsung membuang muka, dia menyadari kelalaian nya saat keenakan bercinta tadi. "aku kehabisan stok pengaman, dan tadi kelepasan keluar di dalam."
"Dan akibat kelalaian mu itu!! aku yang harus meminum nya? Sahutan tak percaya dari Elena.
"Apa kau berpikir ingin benih itu tumbuh di rahim mu?"
"Kau tidak mau? Tanya Elena memberanikan menatap tajam suami nya.
"Kau masih terus bertanya? apa perlu aku jelaskan kembali tentang pernikahan ini?"
"Tidak perlu, aku tahu dan aku masih sangat ingat dan tidak perlu repot repot kau menjelaskan nya."
Luke mengangguk puas.."minumlah pil itu, aku tidak ingin mendengar ada drama di kemudian hari."
Elena dengan cepat mengambil satu butir obat itu lalu menelannya tanpa air minum, agar suaminya percaya dan tidak akan ada lagi drama akibat ulah suami nya sendiri.
Luke pun pergi setelah memastikan Elena telah meminum obat tersebut seolah sudah biasa langkah menuju pintu samping itu ternyata menuju ruang kerja nya. Dia menjadikan nya ruang istirahat selagi Elena masih berada di kamar nya setelah melayani napsu nya.
Elena tertawa miris, tatapan nya terpaku pada pil yang dia keluarkan lagi dari mulutnya bahkan dia tidak ada niat untuk meminum nya lagi.
Keesokan pagi pagi sekali Elena mendatangi sebuah klinik yang sengaja dia paksa untuk buka padahal masih sangat pagi sekalu. Tidak lupa wajah nya di tutup dengan masker dan juga kaca mata hitam serta jaket hoodie.
Jam masih menunjukan pukul 5 pagi, dia menjalankan mobil nya sendiri dan mencari alamat klinik yang sudah dia buat janji semalam.
Setelah menggunakan nama suami sebagai alasan nya, dokter kandungan tersebut tidak bisa menolak dan dia pun menyetujui membuka klinik khusus untuk Elena sepagi ini.
"selamat pagi, Nyonya Luke? Sapa seorang dokter spesialis kandungan pada Elena dan dokter tersebut sudah paruh baya, dia mempersilahkan tamu nya untuk segera masuk kedalam.
"pagi.."sahut Elena singkat.
Dengan duduk berhadapan, dokter itu menelisik penampilan Nyonya muda keluarga Avaaskha yang tidak seperti biasa, terlihat sangat casual jauh berbeda yang dia lihat di media sosial.
"Apa anda datang sendirian? Dokter itu bertanya hanya sekedar basa basi, namun Elena tahu jika dokter ingin bertanya di mana suami nya berada.
"seperti yang kau lihat, aku datang sendiri."
Dokter itu mengangguk paham dan dia merasa sedikit sungkan ternyata Elena tahu arti tatapan nya. Dan suara Elena terdengar sangat dingin. "baiklah, Nyonya."
Sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati semalam,. Aku harap kedatangan ku tidak ada yang mengetahui selain dokter, kalau sampai ada yang bocor dan media tahu. Satu satu nya orang yang saya salahkan adalah anda. Tentu anda tidak lupakan berhadapan dengan siapa?" ancam Elena dengan tatapan sedikit intimidasi sukses membuat dokter ketar ketir.
Tak perlu di ragukan lagi begitu nama Luke Avaaskha di bawa bawa, seakan menimbulkan ketakutan tersendiri bagi setiap orang yang mendengar nama itu. Luke mempunyai pribadi yang mereka tahu hangat dan murah senyum tapi hanya di luar namun berbeda ketika di rumah atau berhadapan dengan Elena sikap dingin dan acuh itulah yang dia dapatkan.
"Saya tentu mengingatnya Nyonya dan Saya berjanji untuk diam selamanya serta menutup mata akan pertemuan kita pagi ini."
"Baguslah, dan aku percaya pada mu, Dok!! Dan tolong jangan khianati kepercayaan saya.. Atau anda akan tahu bagaimana jika status anda sebagai dokter akan di tangguhkan."
"Saya sangat mengerti, Nyonya."
Lalu Elena mencoba mencairkan suasana agar tidak menjadi tegang lagi."bisa langsung di mulai saja, Dok? saya masih ada urusan lain."
"Sebelumnya saya ingin meminta maaf belum memberitahu kan anda masalah ini tapi ini sangat penting dari keinginan anda."
"Katakan.".
"Anda belum memilih alat kontrasepsi yang akan anda gunakan." dokter tersebut menunjukan beberapa kertas yang ada di meja dan menunjukan pada Elena untuk membaca serta memilih nya.
"Pilihkan Saya yang terbaik, Saya percayakan pada Anda. Yang terpenting alat nya bekerja dengan baik dan jangan sampai ke bobolan."
"Baiklah, anda ingin yang berjangka panjang atau pendek? Ada yang berjangka 5 tahun, tiga tahun..ada juga yang berbentuk suntikan yang berjangka 3 bulan atau satu bulan sekali?"
Tanpa berpikir panjang.."Saya memilih yang tiga tahun." jawab Elena tegas.
knp sih dia ga prgi aja???kl pnya uang kn dia bs hdp mndiri,emng mau s'umr hdp d rmehkn kluarganya sndri???
Aku udh mmpir lg....
bru awl,tp ko udh nyesek y....
d tnggu up'ny.....smnggtt....😘😘😘