Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Renata
Di sore hari yang sedikit mendung dengan hawa dingin yang mulai menusuk sampai ke tulang, Chaka memeluk ibunya dari arah belakang. Nama ibunya Chaka adalah Renata. Renata sedang membenahi ruang terapinya. Berbekal ijazah lulusan Okupasi Terapi, Renata membuka klinik terapi untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan para penderita stroke. Kecantikan, kelembutan, dan kelemahannya Renata membuat klinik terapi yang Renata beri nama Balai Pengobatan Anothen, artinya terlahir kembali itu laris manis.
Namun, semua pasiennya Renata tidak ada yang mengetahui siapa Renata yang sebenarnya kecuali suaminya Renata dan Chaka.
Renata membalik badannya lalu mengusap rambut lurus tebal putra tunggalnya dan dengan senyum cantiknya ia kemudian berkata, "Ibu sudah masak ayam kecap kesukaan kamu. Mandi terus makan sana!"
Chaka mengangguk lalu tersenyum dan mencium pipi ibunya dengan penuh cinta.
Renata tersenyum dan di saat Chaka berbalik badan, perempuan cantik itu menghapus senyumannya. Angannya melayang ke masa lalu tepatnya di tahun, bulan, dan hari terjadinya kebakaran. Renata yang saat itu dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa untuk hal mengerikan dan kejam yang sudah dia lakukan. Dia tidak dimasukkan ke penjara karena dia masih dibawah umur dan dia terbukti menderita kelainan jiwa.
Renata merasa sangat marah kala itu dan selalu berpikir keras mencari cara bagaimana bisa melarikan diri dari rumah sakit jiwa itu. Setelah berpikir selama setahun lebih, Renata akhirnya berhasil menciptakan kebakaran dan berhasil melarikan diri dari rumah sakit jiwa itu. Lalu, Renata ditemukan oleh sepasang suami istri di pinggir jalan besar. Dia kemudian diasuh dan dibesarkan oleh suami istri yang tidak memiliki anak itu lalu dijodohkan dengan seorang dokter yang bernama Bram Narendra lalu menetap di Malang.
Di saat dirinya menemukan Bram selingkuh, Renata mulai membeli racun arsenik secara berkala dan bertahap agar tidak ada yang mencurigainya. Dia orang medis dan dia tahu soal racun dan dia tahu di mana dan bagaimana cara membelinya tanpa mendapatkan kecurigaan. Setelah menahan kebencian pada suaminya selama tiga bulan lebih, dia akhirnya berhasil membubuhkan racun arsenik ke dalam kopi suaminya. Keesokan harinya Bram ditemukan meninggal dunia karena serangan jantung mendadak.
Renata mengepalkan kedua tangannya erat lalu bergumam lirih, "Aku melihat Kak Antares pagi ini di minimarket. Tapi, dia tidak mengenali aku" Renata kemudian memiringkan bibirnya lalu terkekeh sendiri. "Takdir berbaik hati padaku. Aku akan menghancurkan kalian, Kak Jenar dan Kak Antares. Aku akan hancurkan kalian karena kalian yang sudah menjebloskan aku ke rumah sakit jiwa"
Sementara itu, Kama tengah makan malam bersama papa dan mamanya. Mereka membicarakan bakat tersembunyinya Kama.
Antares menatap putrinya dengan wajah prihatin bukannya senang.
Kama menyelipkan tangannya di lengan berotot papanya sambil berkata dengan senyum cantiknya, "Kama baik-baik saja, kok, Pa"
Antares memeluk putrinya lalu mendaratkan ciuman di puncak kepala putrinya. Pria tampan itu kemudian menghela napas panjang, "Kamu harus jaga diri kamu baik-baik! jangan jauh-jauh dari Damian dan harus selalu membawa ponsel kamu!"
Kama mendongak dan tersenyum ke papanya lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Jenar mengusap rambut putrinya dan berkata, "Harus terus melatih taekwondo kamu dan jangan lupa bawa kejutan listrik mini dan semprotan lada!"
Kama menoleh ke mamanya lalu tersenyum dan memeluk mamanya sambil berkata, "Siap, Ma"
...♥️♥️♥️♥️...
Di pagi hari yang sedikit gerimis, Kama berlari-lari kecil setelah keluar dari dalam mobilnya. Setelah berhasil sampai di teras depan gedung megah fakultas hukum, Kama mengusap rambutnya yang sedikit basah lalu menepuk-nepuk dress-nya di bahu kanan dan kirinya secara bergantian. Saat Kama ingin berbalik badan ada suara cowok, "Boleh kenalan?"
Kama menahan kakinya lalu menoleh ke asal suara.
"Boleh kenalan? Kamu anak baru, kan?" Cowok berwajah Asia, berkata sipit, rambut lurus rapi, kulit putih, dan berhidung mancung, berdiri di depan Kama dengan senyum ramah dan mengulurkan tangan kanan.
Kama menghela napas panjang dan berkata, "Maaf aku harus segera masuk kelas"
"Aku bisa anterin" Kama menoleh kaget ke suara cowok berwajah khas orang Jawa, berkulit sawo matang, berhidung mancung dengan bola mata lebar.
Kama kembali menghela napas panjang lalu dia berkata, "Maaf" Dan bergegas berlari masuk ke dalam gedung fakultas hukum.
Karena tergesa-gesa ingin melarikan diri dari cowok-cowok tadi, Kama berlari tanpa fokus dan alhasil gadis cantik itu menabrak sesuatu yang keras sekaligus empuk dan juga ada hangat-hangatnya.
"Sial! Aku nggak nabrak knalpot, kan?" Gumam Kama sambil menunduk malu.
Gumaman Kama membuat suara yang terdengar familier tertawa ngakak.
Kama mengangkat wajahnya dan sontak mundur selangkah, "Kamu?!"
Baron melambaikan tangannya dengan senyum lebar, "Senang bisa ketemu lagi denganmu, Kam"
"Kok kamu bisa ada di sini?" Mata Kama melotot sempurna.
"Aku tahu aku ini cakep paripurna bahkan Lee Min Ho aja sampai pensiun karena kalah cakep sama aku, tapi jangan lihat aku sampai melotot gitu, Kam! Nggak enak aku"
Kama mendengus kesal lalu memutar bola matanya,"Gemini itu ternyata selain tengil juga hiperbola, ya" Kama berucap sambil melangkah pelan meninggalkan Baron.
Baron terkekeh geli lalu berlari ke sisi kanannya Kama kemudian menyeimbangkan kakinya dengan kaki pendeknya Kama. Tinggi Kama hanya 165 cm sedangkan Baron 195 cm. Tentu saja Baron harus menyeimbangkan langkah kaki panjangnya agar dia bisa berjalan di sisi Kama sambil berkata, "Aku nggak hiperbola, ya dan darimana kamu tahu kalau aku ini Gemini?
Kama menoleh sekilas ke Baron dengan wajah kesal.
"Terus kamu kemarin bikin status pantai kok ada kata rindu. Kamu rindu aku, ya?"
"Nggak!"
"Kalau nggak rindu aku, kamu rindu siapa?"
"Rindu pantai" Ucap Kama sambil berlari meninggalkan Baron.
Baron membeliak kaget melihat Kama tiba-tiba berlari kencang meninggalkannya. Baron bergegas mengejar Kama sambil berteriak, "Kam, tunggu! Kenapa lari sih? Kama!"
Dari kejauhan ada sepasang mata menatap punggung Baron dengan geraham mengeras. Lalu, terdengar gumaman, "Aku akan membunuh cowok yang berusaha mendekati kamu, Kam"