Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Satu
Wuuuuuus
Kelebatan bayangan kembali melintas dari arah sisi kirinya. Ia menoleh dengan cepat, dan tidak ada sesiapapun yang ia temukan.
Wuuuuus
Kembali lagi sekelebatan bayangan itu melintas dari arah belakangnya, dan memutar tubuhnya, namun hanya ada ruang kosong yang tak berpenghuni.
Nafasnya menderu, deguban jantungnya memburu disertai dengan nafasnya yang tersengal.
Saat ia kembali memutar tubuhnya ke depan, tiba--tiba saja ia dikejutkan oleh satu sosok Iblis berkepala Lembu atau yang biasa disebut dengan Lembu Sura.
"Hah!" Gita tersentak kaget dengan dua bola matanya yang membeliak. Nafasnya kembali memburu dengan gejolak yang begitu besar.
Sosok itu tampak tersenyum seringai, dengan wajahnya yang penuh hasrat saat melihat ketakutan diwajah Gita.
"Mendekatlah, Sayang!" ucap sosok itu dengan suara yang berat dan parau. Langkah Iblis tersebut terlihat lambat, namun membuat seluruh tubuh sang wanita menggigil.
Gita menggelengkan kepalanya, lalu dengan wajah yang penuh ketakutan ia berjalan mundur, dan tubuhnya merapat ke pintu, lalu dengan cekatan membuka pintu rumah dan berlari ketakutan.
Suasana digang rumahnya tampak sepi, orang-orang masih terbuai dalam mimpi indah mereka. Namun Gita justru berlarian untuk menghindari sosok tersebut.
Nafasnya tersengal, langkahnya terus saja melaju dan tampak dikejauhan sosok itu terus saja mengikutinya dengan tubuhnya yang tinggi dan kekar, namun sayangnya kepalanya berupa hewan lembu.
Gita terus berlari membelah malam yang semakin gelap. Sura lolongan anjing milik tetangga mengiringi malam yang semakin mencekam.
Ia menoleh ke arah belakang, dan sosok itu masih mengikutinya dengan jarak yang cukup dekat, dan hal itu semakin membuat Gita ketakutan.
Wuuuusssh
Sosok itu menghilang dari pandangannya, lalu membuat Gita semakin ketakutan.
Dan tiba-tiba saja ia merasakan pinggangnya ada yang merengkuhnya dan membawanya pergi.
"Tidak, tolong, tolong, lepasin!" Gita memberontak dan berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman pria berkepala Lembu tersebut.
Kakinya terus ia hentakan, ia tak sudi harus disentuh oleh makhluk menjijikkan tersebut.
Gita melihat sosok itu membawanya kesebuah tempat yang cukup asing baginya. Terlihat sebuah goa yang gelap dan pengap dengan suara-suara cicit kelelawar yang bergelantungan dan baru saja mendapatkan makanan mereka.
Sosok itu terus membawanya dengan satu tangannya yang menggendong sang wanita posisi kebelakang pinggangnya, dan berjalan memasuki sebuah lorong yang cukup panjang dengan ruangan yang tampak remang-remang.
Disepanjang lorong goa terdapat obor yang menyala dan hal itu membut Gita membeliakkan matanya karena dapat melihat
Belum sempat ia menyadari sesuatunya, tiba-tiba saja tubuhnya dihempaskan pada lantai goa yang keras.
Braaaaak
Tubuh Gita mendarat dilantai bebatuan dengan sangat kasar. Jujur saja itu sangat sakit, namun ia melihat sekitarnya dengan rasa takut yang begitu mencekam.
Lantai yang terasa lembab, dan permukaannya yang kasar membuat kulitnya menjadi lecet saat dihempaskan.
Ia meringis kesakitan, lalu mencoba beranjak bangkit dengan dengan wajahnya yang tampak kepayahan dan nafasnya masih terdengar tersengal
Saat ia berhasil duduk, ia melihat disudut dinding goa ada sesuatu yang mencurigakannya.
Melalui sinar obor, ia melihat adanya tumpukan kerangka manusia yang tampak tinggi, dan hal itu membuatnya bergidik ngeri.
Ia menoleh le arah belamang untuk mencari sosok yang mengerikan yang sudah membawanya ke tempat ini, dan masih tampak sepi, hanya deru nafasnya yang terdengar menggema.
Wuuuuush
Tiba-tiba sosok itu berada tepat dihadapannya, dengan wajah yang sangat menyeramkan.
"Aaaaaaaaa," pekiknya ketakutan. Ia memejamkan matanya dan tak ingin melihat wajah iblis tersebut yang berada tepat.
Gita menendang-nendang sosok mengerikan yang berusaha untuk menjamahnya, dan hanya itu yang dapat ia lakukan untuk melawan sang Iblis.
"Pergi! Pergi!" usirnya dengan sangat ketakutan.
Plaaaaak!
Sebuah tamparan berhasil mendarat dipipinya dan membuatnya tersadar.
Gita membuka matanya. Lalu memandang dengan samar pada kegelapan malam yang ternyata akan memasuki waktu subuh.
"Hah!" ia tersentak kaget, sembari memegangi pipinya yang memerah dan terasa sakit.
Ia melihat sepasang suami istri yang tak lain adalah tetangganya sedang berjongkok menatapnya.
"Kamu kenapa, Git? Kenapa tidur dijalanan?" tanya wanita berwajah teduh yang mengenakan mukena tersebut.
Gita mencoba mengumpulkan kesadarannya, dan ternyata ia benar tidur dijalanan, dan tepatnya dibawah pohon kelor yang tumbuh subur.
"Kamu kenapa? Ini sudah mau masuk subuh, yuk, kita shalat," ajak wanita itu dengan sangat lembut.
Gita merasakan hatinya sangat berat, dan seolah ada yang mengganjal hatinya.
Ia beranjak dari tidurnya, lalu bangkit, dan masih dengan nafasnya yang tersengal, ia berlari meninggalkan keduanya menuju pulang kerumah.
Kedua pasangan itu tampak keheranan melihat tingkah Gita yang tak biasa. "Apa yang terjadi padanya? Apakah ia bertengkar dengan suaminya?" gumam sang wanita dengan nada keheranan.
"Sudahlah, Bu. Semoga masalah Gita cepat selesai. Waktu subuh hampir tiba," pria kalem itu mengamit pergelangan tangan sang istri yang terhalang oleh kain mukena dengan begitu sangat lembut.
Wanita itu menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti suaminya pergi menuju mesjid yang tak jauh dari posisinya saat ini.
Sementara itu, Gita terus berlari. Ia bahkan tak perduli saat ada berapa pria berpeci yang mencoba menyapanya.
Ia terus berlari dan mengunci pintu rumah, lalu bersandar didaun pintu. Ia merasakan nafasnya masih memburu. Bayangan akan Iblis berkepala Lembu itu masih terlihat jelas, namun ia menyadari jika itu hanya mimpi buruk belaka dan tidak nyata.
Ia mencoba menormalkan nafasnya. Lalu beranjak dari tempatnya. Ia berjalan dengan gontai, dan meringis kesakitan saat merasa perih pada bagian lutut dan sikunya, dan aaat ia memeriksanya, ternyata ada luka lecet yang cukup parah
Ia berjalan melintasi kamar Arka. Sesaat ia menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearah pintu kamar yang tampak sepi.
Wanita itu mencoba memeriksa kamar sang suami, tampak kosong dan tidak ada pria itu disana. "Mas, kamu tidur dimana? Pasti kamu tidur dihotel bersama wanita itu--kan?! Gumanya dengan lirih dan sedih.
Bulir bening jatuh disudut matanya, ia meratapi sang suami tak pulang ke rumah malam ini, dan ia menganggap jika pria itu benar-benar berselingkuh.
Ditengah kekalutannya, ia mendengar suara adzan berkumandang dan hal itu membuatnya merasakan hal yang menyakitkan dibagian kepala dan juga organ intinya.
"Aaaaaa..., sakit, sakit," pekiknya, sembari dengan memegangi kepala yang terasa berdenyut.
Ia merasakan tubuhnya tak berdaya, lalu luruh ke lantai dan bergulingan sembari menahan rasa panas pada sekujur tubuhnya yang seolah sedang dipanggang diatas api.
"Sakit, sakit," pekiknya, lagi, dan tidak ada yang mencoba mendengarnya, dan akhirnya ia tak sadarkan diri dengan wajahnya yang terlihat memerah seolah habis dibakar oleh seseorang demi untuk mencelakainya.
kaauupok mu kapan dehhh
dan di lubang lily nnti ada bisa kelabang siapa yg mencicipi akan metong /Facepalm/
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔