Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kyraa dan Aleya
“Patuhlah padaku. Aku tidak akan menyakitimu,” bisik Jade.
“Cukup Jade. Aku sudah tidak tahan dengan semua kegilaanmu ini!” geram Kyraa.
”Kau masih melawan ya?” kesal Jade.
Pria itu pun kembali menampar wajah Kyraa dengan kasar. Ia juga menjambak rambut Kyraa mencekik dan melakukan aksi kasar lainnya. Ellen pun tersadar saat melihat Jade sedang menyiksa Aira.
“Jade! Cukup!” seru Ellen sembari menarik tubuh Jade menjauh dari tubuh Kyraa yang sudah babak belur.
“Cukup Jade! Dimana hati nuranimu? Dia adalah seorang wanita,” isak Ellen saat melihat kondisi Kyraa sangat memperihatinkan.
”Diamlah. Jangan ikut campur!” kesal Jade kemudian menepis tubuh Ellen.
Jade pun kembali menyiksa Kyraa. Kyraa pun pasrah karena tak bisa melakukan perlawanan apapun. Hanya Ellen yang bisa menghentikan aksi gila Pria itu.
“Jade. Kalau kau meneruskan aksimu itu, dia akan mati!”
Pria itu kemudian berbalik kearah Ellen. Ia mengacak rambutnya frustasi dan terduduk ditepi ranjang. Ia kemudian menarik tubuh Ellen yang tak tertutup kain keatas pangkuannya. Pria itu pun kembali menyetubuhi Ellen. Ellen terpaksa menurutinya demi menyelamatkan Kyraa.
\~\~\~
”Aleya, aku ada meeting mendadak. Beristihatlah,” ucap Arga kemudian mengecup pucuk kepala Aleya yang masih berbaring didepan televisi sembari menonton drama kesukaannya.
“Baiklah. Hati-hati,” ucap Aleya.
“Aku akan pulang saat makan siang!” ujar Arga.
Arga pun melambaikan tangannya sembari berlari keluar Apartemen dengan terburu-buru.
“Halo Dave, aku akan segera kesana,” ucap Arga.
Ia kemudian melajukan mobilnya kearah perusahaan karena harus membahas soal proyek yang sedang berlangsung.
“Aarghhh, bosan sekali,” lenguh Aleya sembari meregangkan otot otot tubuhnya.
Gadis itu kemudian memilih untuk membersihkan dirinya dan pergi ke swalayan untuk membeli beberapa bahan untuk dimasak.
“Sepertinya aku harus segera memindahkan barang-barangku,” gumam Aleya sembari berjalan diswalayan sembari mendorong trolinya.
“Aku akan memasak apa ya untuknya?” gumamnya lagi.
Ia pun mengambil beberapa buah buahan, sayur, serta protein yang tersedia seperti dada ayam fillet, ikan, dan daging sapi cincang. Setelah itu, ia pergi kekasir dan membayarnya. Ia pun kembali ke Apartemennya dan mulai memasak untuk makan siang Arga.
Saat ia berada di depan hotel king yang berhadapan dengan Apartemennya, tiba-tiba ia ditabrak oleh seorang Wanita dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
“Ouch,” rintih wanita itu.
Aleya pun terjatuh beserta barang belanjaannya.
“M-maaf,” lirih Wanita yang menabraknya.
“T-tidak papa Nona. Mari saya bantu,” ucap Aleya kemudian membantu wanita itu berdiri.
Aleya pun terkejut saat melihat wajah Wanita itu babak belur dan dengan darah yang mengalir di sisi bibirnya. Belum sempat Aleya bertanya, Wanita itu langsung kembali melarikan diri. Aleya pun tak ambil pusing dan mengambil belanjaannya kemudian segera kembali ke Apartemen Arga.
Sekitar pukul 1 siang, Arga pun kembali ke Apartemen. Aleya yang sedang memasak pun tak sadar bahwa Tunangannya itu sudah berada dibelakangnya.
“Sedang apa?” tanya Arga sembari memeluk tubuh Aleya dari belakang.
“Oh tuhan! Arga! Kau ini mengejutkanku saja!”
Arga pun terkekeh kemudian menciumi pipi gadis itu.
“Aku memasakkanmu pasta. Apa kau suka?” tanya Aleya.
“Tentu. Tapi aku ingin memakanmu,” bisik Arga kemudian menggigit pelan telinga gadis itu.
“Hei. Berhenti menggodaku Arga,” ujar Aleya.
“Oh ya, tadi aku bertabrakan dengan seorang wanita didepan apartemen. Dia kasihan sekali. Wajahnya babak belur,” ucap Aleya.
“Tapi aku tidak tahu dia kenapa. Dia seperti orang ketakutan,” lanjut Aleya.
“Kau tidak menolongnya?” tanya Arga.
“Tidak sempat. Dia langsung kabur saat aku ingin bertanya,” ujar Aleya.
Tiba-tiba ponsel Arga berdering. Arga pun melihat nama yang tertera di ponselnya adalah nama Istrinya Kyraa. Pria itu langsung menjauh dari Aleya dan menjawab telepon Kyraa.
Arga : Kenapa menghubungiku?
Kyraa : A-aku-aku butuh bantuanmu Arga
Arga : Aku sedang sibuk
Kyraa : Aku mohon! Kali ini saja. Aku sangat takut, Arga
Arga : Aku akan menghubungi Dave dan memintanya menemuimu
Arga kemudian mematikan Teleponnya secara sepihak.
“Bicara dengan siapa?” tanya Aleya sembari menghidangkan makanan dimeja makan.
“Klien,” ucap Arga.
Mereka kemudian makan siang bersama dengan hangat layaknya Keluarga yang bahagia. Sesekali, Aleya melirik kearah televisi yang terus menyala dengan menampilkan berita terbaru.
“Eh, itu wanita yang aku tabrak tadi,” ujar Aleya saat melihat berita.
“Kyraa?” gumam Arga.
“Kau mengenalnya?” celetuk Aleya.
Sementara itu, Dave terlihat tengah tergesa-gesa sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru mansion guna mencari majikannya itu.
“Nyonya!” seru Dave.
Berkali kali ia meneriaki nama Kyraa, tetap saja tidak ada yang menyahut. Pria itu kemudian menelepon Arga.
Dave : Tuan, Nyonya tidak ada di mansion.
Arga : Cepat cari dia. Beritanya sudah tersebar dimana-mana. Bikin malu saja.
Dave : Baik Tuan. Saya akan melacak ponselnya.
Arga : Dan minta orang IT untuk segera men take down berita itu.
Dave : Baik Tuan.
Aleya yang sedang mencuci piring pun menguping pembicaraan Arga yang menurutnya sedikit mencurigakan.
“Berita apa yang ingin dia take down?” batin Aleya.
Arga pun mencoba menstabilkan emosinya dan memilih untuk menyenderkan tubuhnya di sofa empuk miliknya.
Setelah selesai mencuci piring, Aleya pun mengeringkan tangannya kemudian berjalan mendekat kearah Arga. Gadis itu kemudian memijit pelan pundak Arga.
“Ada masalah apa?” tanya Aleya