NovelToon NovelToon
My Letnan

My Letnan

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara / Romansa / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Saga Bimantara, Letnan Satu TNI, menerima perjodohan dengan Nada Queenza Rahadi, putri komandannya. Alasannya sederhana—agar sang ibu berhenti mendesaknya untuk menikah.

Berbanding terbalik, Nada justru menolak keras. Ia tak mengenal Saga, dan membayangkan pria itu sudah tua, kusam, dan tak menarik—apalagi karena berprofesi sebagai tentara.

Sampai suatu hari, mereka dipertemukan takdir lewat insiden mencekam: Nada hampir diperkosa oleh pembegal. Saga datang sebagai penyelamat. Di situlah, Nada jatuh cinta pada pandangan pertama—tanpa tahu, pria itu adalah calon suaminya.

Yuk, baca ceritanya disini👇🏻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelewat sempurna

Waktunya akhir pekan dan hari ini di kesatuan ada olahraga mingguan bersama ibu-ibu Persit yaitu bermain bola voli. Masih pagi Nada sudah rapih mengenakan pakaian olahraga berwarna hijau yang terlihat pas sekali di tubuh ramping miliknya.

Nada keluar dari dalam kamar dan sarapan di meja makan. Sejak Nada bangun, ia belum melihat suaminya, tidak tahu juga kemana perginya karena tidak pamit sama sekali.

Setelah selesai menyantap sarapannya Nada berlanjut mencuci piring bekas ia makan dan setelah itu memakai sepatu di depan rumah, mengunci pintu, dan menuju lapangan kesatuan sendiri. Beberapa kali ia membalas ramah sapaan para tentara yang sedang bersih-bersih di kesatuan.

Setelah kurang lebih 5 menit menempuh perjalan dari rumah menuju kesatuan, Nada pun tiba di lapangan. Matanya menyapu lapangan yang di penuhi oleh ibu-ibu berbaris rapih yang sedang melakukan pemanasan bersama. "Nada sini. Ayo ikut baris" ujar Ajeng sambil melambaikan tangannya.

Nada tersenyum dan langsung menghampirinya, ikut berbaris di sebelah Ajeng. "Kamu bisa main voli?" tanya Ajeng.

Nada mendekatkan diri sedikit berbisik " kalau cuma pukul-pukul bisalah mbak" ia mengikuti ibu Persit di depan yang sedang mengarahkan gerakan pemanasan mereka.

"Bola voli ya di pukul si Nada, kalau di tendang itu namanya bola kaki" ucap Ajeng lalu mereka tertawa. Mereka telihat sangat akrab.

Akhirnya waktu pemanasan berakhir. Mereka mulai membagi kelompok dan memulai permainan. Awalnya permainan itu berjalan dengan lancar, Nada mampu menerima bola yang datang padanya.

Tapi saat mata Nada yang liar itu menangkap sekumpulan tentara pria dan menatap salah satu pria tampan yang sedang duduk di bawah pohon disana yang tidak lain tidak bukan adalah suaminya, Saga. Dan pria itu juga menatap ke arahnya. Nada mulai terbius akan pria itu, ia mulai tidak fokus akan permainan, matanya terus saja menarik untuk tetap terpaku oleh Saga si pria paling tampan Se-batalyon, kata ibu-ibu Persit. Dan itu memang benar adanya. Jantungnya berdebar tak menentu.

Oke fokus Nada!

Saat ia hendak berpaling dan kembali fokus ke permainan, tiba-tiba semua orang disana terdengar memekik, berteriak. "Awas....!!" Teriak mereka kompak yang belum selesai. Tapi bola itu sudah mengenai kelapa orang yang mereka teriaki.

Bugh!

Orang itu Nada, ia tidak sempat mengelak bola sudah menghantam kepalanya duluan. Seketika tubuhnya yang berdiri tegak jatuh ketanah.

Nada merasakan sakit di kepala yang luar biasa, tapi bukan sakit di bagian kepala yang membuatnya tidak bisa membuka mata dan mengangkat tubuhnya. Tapi karena para ibu-ibu disana yang kini mengerubunginya membuatnya malu tidak berani mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Nada memilih pura-pura pingsan saja.

Makannya matanya jangan jelalatan Nada, kek gak punya waktu aja buat liatin muka suami sendiri.

Saga segera berlari mendekat setelah melihat dengan jelas bola voli itu menghantam kepala sang istri.

"Lettu, Bu Saga-nya pingsan tu, di angkat bawa ke dokter mana tau ada apa-apa sama kepalanya"

Saga menatap tubuh sang istri yang tergeletak di lantai lapangan tersebut. Dengan segera ia mengangkat tubuh Nada ala bride style membawanya pergi dari sana.

Nada menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Saga. Saat itu juga karena pergerakan kelapa Nada Saga menyadari kalau sang istri tidaklah pingsan, tapi pura-pura pingsan. Saga tersenyum kecil. Ia tetap menggendongnya dan membawanya pulang kerumah.

Kekuatan Saga memang tidak main-main, nafasnya bahkan tidak terengah-engah menggendong Nada sampai rumah. Padahal jarak rumah dan lapangan lumayan jauh tapi lihatlah Saga.

Akh, pengen di gendong sama Om Saga.

Sesampai di rumah Saga membaringkan tubuh Nada di atas sofa.

Ia berjongkok, mendekatkan wajahnya ke telinga Nada. "Kamu berat banget, saya sampai capek, tangan saya rasanya mau lepas" bisiknya. Padahal Saga sama sekali tidak kelelahan, ia hanya ingin menjahili sang istri. Ia tersenyum miring setelahnya.

Nada sepontan mendelikkan matanya dan duduk "enak aja ngatain aku berat, tubuhku tu ideal ya om!! Om aja tuh yang lemah" ucapnya tidak terima.

"Loh, saya pikir kamu pingsan" ucapnya pura-pura kaget dan tidak tahu.

Eh, Nada baru menyadari itu, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tertawa tidak enak "malu dong Om banyak orang yang liatin Nada, gak elit banget masak cewek secantik aku ketimpuk bola"

Saga menempelkan telunjuknya di kening Nada dan mendorong kepala gadis itu pelan. "Makannya ni mata jangan jelalatan" ledek Saga.

"Om si kelewatan-" ucapnya menggantung.

"Kelewatan apa?" tanya Saga penasaran.

Bukannya menjawab pertanyaan Saga, Nada malah berdiri dan berjalan cepat menuju dapur tenggorokannya sudah mengering dan tidak bisa di ajak kompromi. "Gantengnya" gumamnya pelan dan masih mampu di dengar oleh Saga.

Nad membuka pintu kulkas, ia mengambil sebotol air dingin di dalam kulkas tersebut. Saat Nada menutup pintu kulkas dan berbalik, ternyata Saga sudah berada tepat di belakangnya dan itu membuat Nada kaget dan menegang di tempatnya.

Pria itu melangkah maju, mulai memojokkan Nada menghimpitnya antara kulkas dan tubuh besar Saga.

Astaga tolong Nada, tolong!!

Nada menelan salivanya susah payah, jantungnya tidak karuan, rasanya oksigen di sekitarnya kian menipis, jarak mereka terlalu dekat. Bahkan aroma tubuh pria itu masuk menyapa Indra penciumannya tanpa permisi dan itu sangat Nada sukai. Nada tidak mampu melawan pesona Saga. Saga mengikis jarak di antara mereka, sebelah tangan Saga kini terulur ke atas seakan akan mengukung gadis itu membuat Nada memejamkan matanya dengan rapat dan menahan nafasnya.

Saga tersenyum geli melihat reaksi Nada, ia terus menatap wajah Nada yang kini memejamkan matanya dengan rapat "saya mau ngambil ini" ucapnya sambil menarik tangannya yang terulur keatas tadi dan ternyata pria itu mengambil kunci motor bukan mengkung Nada.

Sontak Nada membuka kedua matanya dan membulat sempurna.

Astaga Nada pikiranmu.

"Kamu mengharapkan apa?" tanya Saga masih enggan beranjak dari tempatnya.

Blushing.

"Ah, e-enggak ada" Nada mendorong tubuh Saga menjauh darinya. Lalu ia pergi berlari manuju kamar. Nada malu.

Si Nada pasti ngarep adegan adu jigong part 2.

Saga terkekeh melihat kelakukan istrinya "Nada, kamu mau kemana?" pekik Saga menggoda.

Nada tidak menggubris Saga, ia masuk kedalam kamar dan membanting pintu itu dengan keras.

Bam!

Mendengar suara pintu di banting semakin membuat tawa Saga mengudara, malunya Nada membuat dirinya gemas sendiri.

Saga pergi keluar untuk ke warung, membeli plester, tadi ia melihat ada luka sedikit di kening Nada.

Sementara Saga masih di warung, Nada baru selesai mandi. Ia menangkup kedua pipinya yang masih terasa panas. "Malu banget gue, dasar lo begok banget Nada. Lagi ngarepin apa si tadi lo Nadadodol?" Nada memukul-mukul kepalanya.

Saga pulang, ia langsung mengetuk pintu kamar. "Nada, apa kamu masih di dalam?"

Nada langsung muncul dari dapur, "A-Ada apa Om?"tanya Nada yang masih gugup.

" Duduk sini sebentar" Saga menepuk sofa yang baru saja ia duduki.

Haduh jantungnya aja masih belum bisa di ajak kompromi. Ini mau ngapain lagi sih?

"Om... Saga mau apa?"

"Udah duduk dulu, sini" pintanya lagi.

Mau tak mau Nada menurut, ia duduk perlahan di samping Saga.

Saga mengeluarkan beberapa obat di dalam kantong plastik. Mengambil Betadine dan sebuah plaster yang ia beli dari warung. "Tadi kamu mandi gak perih ini jidatnya?" Saga memberi Betadine ke luka Nada.

"iiisst, Pedih si om" Nada merintih kesakitan.

"Sakit ya?" Saga menatap wajah Nada sejenak, yang di tatap wajahnya tambah memerah.

Haduh, Gusti!

Nada menganggukkan kepalanya pelan menetralkan jantungnya yang kembali tidak karuan. Saga menempelkan plester ke luka itu. "Udah selesai" lalu menatap Nada yang tengah menatapnya.

"Kamu lihat apa?" tanya Saga yang jadi salah tingkah, melihat tatapan dari Nada.

"Ngeliatin Om Saga" mulutnya Nada mendadak tidak memiliki rem.

"Kenapa diliatin?"

"Terserah aku dong, suami juga suami aku, kok protes" oke Nada sudah bisa memperbaiki perasaannya.

"Ngeselin kamu ya!"

"Om lebih ngeselin"

"Kenapa?"

"Suka tarik ulur" nah kan.

Saga langsung mengerutkan keningnya. "Maksud kamu itu gimana coba jelasin?".

Nada hanya diam. " Om Saga " panggilnya tiba-tiba.

"Om Saga tau gak si, kalau Om Saga itu kelewat sempurna untuk aku yang biasa aja" entah mengapa ia mendadak insecure.

Saga menatap mata istrinya saat mendengar perkataannya.

"Om itu terlalu sempurna, ibarat aku beli skincare uda ada facial wash, essence toner, serum, cream day dan night-nya. Om Saga itu paket lengkap, dapetnya istri kayak aku ni gak cantik-cantik amat, bocil lagi"

Saga menatap heran istrinya itu, padahal biasanya dia dengan bangga diri mengatakan kalau dirinya itu cantik sangat cantik. Kenapa tiba-tiba ia malah menjadi insecure begini.

"Aku sadar Om, di luar sana banyak cewek yang lebih pantes dampingi Om Saga ketimbang aku," Nada menundukkan pandangannya.

"Aku kasihan sama Om Saga di paksa nikah sama anak atasannya sendiri. Om Saga takutkan sama papa kalau nolak perjodohan kita waktu itu makanannya Om Nerima ajakan?"

"Kamu kenapa Nada? Kamu gak bahagia dengan pernikahan ini?" Saga mencoba menatap mata Nada.

Nada menggelengkan kepalanya, "Bukan Nada yang gak bahagia Om, tapi Om Saga"

Saga menautkan kedua alisnya bingung "Saya bahagia dengan pernikahan ini" jawabnya jujur.

"Gak Om, Om Saga itu gak bahagia, Om Saga itu tertekan menikah sama Nada. Om cuma pura-pura bahagiakan?"

Saga terkekeh "Sok tau kamu, tau dari mana kalau saya gak bahagia?"

Nada terdiam.

"Saya bahagia Nada, saya bahagia sekarang kalau saya baru pulang kerja, sudah ada yang temani saya dirumah, sudah ada yang menunggu kepulangan saya, saya bahagia Nada" tuturnya lembut.

Nada masih diam menatap mata Saga, ia mencari kejujuran di dalam mata suaminya, tapi tidak menemukan apapun.

"Jujur Nada, kamu adalah wanita yang paling cantik di mata saya, kamu juga pinter, calon dokter lagi. Seharusnya saya yang insecure sama kamu. Walaupun salahnya satu." Saga menggantung ucapannya.

"Apa?" tanya Nada penasaran dengan kalimat Saga yang menggantung.

"Kamu bocil" Saga pun terkekeh.

Nada memukul dada bidang suaminya kesal. "Aw sakit Nada"

"Katanya tentara, dipukul begitu sama tangan bocil aja sakit" Nada menekankan kata bocil pada Saga, karena terlalu kesal.

"Kemarin di bilang bocil marah katanya udah gedek. Giliran sekarang aja ngakunya masih bocil" ledek Saga.

Mereka pun akhirnya tertawa bersama.

KASIH SARAN ATAU KRITIKAN APA KEK GITU, NGELIKE AJA TAPI GAK ADA YANG KOMEN, BUTUH BANGET PENJELASAN.

...Om-Om yang suka main layangan...

...Ni yang di bilang bocil, kagak tau aja nih bocah otaknya suka traveling😂...

1
Ayoe Egha
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝙹𝚊𝚠𝚊 𝚝𝚎𝚗𝚐𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚔
Ayoe Egha
𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬 𝘓𝘐𝘕𝘎𝘎𝘈 𝘵𝘩𝘰𝘳𝘳𝘳
Anifa Anifa
kurang ganteng visual nya saga
Ayoe Egha
𝚋𝚎𝚛𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚔

𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚞𝚒𝚝
Ayoe Egha
𝚗𝚊𝚍𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚔𝚎 𝚍𝚊𝚙𝚞𝚛 𝚝𝚑𝚘𝚘𝚘𝚘𝚛𝚛
Ayoe Egha
𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚔𝚜𝚞𝚍 𝙽𝙰𝙳𝙰 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚔
Ayoe Egha
𝚗𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚔𝚊

𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚘𝚣𝚊
pejuang rupiah😶‍🌫️
❤️ ceritanya bagus sekali
Iccha Risa
👍
Vien Habib
Luar biasa
Marshanda Adilla
bagus bgtt ya meskipun ada kurangnya, kurang panjang maksudku Thor 🥰😀.
yg jelas memang ada juga kekurangannya tapi gapapa bisa diperbaiki lagi karna kesempurnaannya hanya milik Allah
dewi_nie
cerita yg seru sekali
Wahyo Wahyudin
ja bar
Wahyo Wahyudin
Sediiiiihhhh banget
Sri Darmayanti
bom lempar aja ke pintu darurat jgn dibawa ya... biar selamat
Sri Darmayanti
/Sob//Sleep//Shy/
Sri Darmayanti
/Drool/
Sri Darmayanti
josss......... lanjutkan
Sri Darmayanti
lanjut
Sri Darmayanti
puasa senin Kamis.... love it
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!