Last Punishment : DEATH

Setibanya di rumah, Rasika terkejut melihat adanya mobil rumah sakit di rumahnya. Rasika langsung masuk ke dalam rumah, dan berlari menuju kamar Abimanyu.

"Ibu apa yang terjadi?"

"Entahlah nak. Dokter Masih memeriksa keadaan Abi. Dia mendadak kejang-kejang saat ibu mengganti selimutnya, "

"Untungnya dokter yang kau panggil tadi sudah datang lebih dulu dan langsung memeriksanya, "

"Ibu takut terjadi sesuatu pada Abimanyu nak, " sambung Chetan yang kembali menangis. "Ibu tenanglah. Tidak akan terjadi apa-apa padanya, " sahut Rasika sambil menenangkan ibunya. Dokter menemukan adanya komplikasi medis pada tubuh Abimanyu. Hal ini disebabkan karena terlalu lama berbaring.

"Nyonya Rasika. Kita harus membawa Tuan Abimanyu ke rumah sakit agar mendapatkan fasilitas medis yang lebih lengkap lagi, "

"Lakukan saja dok." Dokter lalu meminta asistennya untuk membawa Abimanyu ke mobil, lalu menuju ke rumah sakit. "Hallo Sadia. Hari ini aku tidak bisa ke kantor. Abimanyu harus di bawa ke rumah sakit lagi, " ucap Rasika memberitahu adiknya.

...***...

Di rumah sakit, Abimanyu kembali dipasangi alat medis yang cukup banyak. Abimanyu menjalani banyak sekali operasi pemeriksaan. Rasika yang melihatnya dari balik kaca pintu hanya bisa diam berdoa agar Abimanyu tidak kenapa-kenapa. Saat jam nya Meera pulang sekolah. Rasika menelpon Nainaa dan memintanya untuk mengantarkan Meera ke rumah sakit.

"Ibu," ucap Meera yang berlari dan langsung memeluk Rasika. "Ibu, ayah kenapa?" tanya Meera dengan wajah sedih.

"Ayah mu tidak kenapa-kenapa nak. Dia baik-baik saja, "

"Ibu, kenapa ayah lama sekali bangunnya. Meera juga pengen seperti teman-teman bisa bermain dengan ayah mereka. Belajar dengan ayah mereka. Dan, ketika waktunya berangkat ke sekolah... Ayah akan mengantarkan ku, " ucap Meera dengan air mata yang perlahan membasahi pipi. Rasika tak tega dengan kesedihan yang putrinya alami. Memeluk hanyalah cara yang bisa Rasika lakukan di kala putri semata wayang nya bersedih.

Karena kondisi Abimanyu yang mendadak parah, Dokter memberi saran agar dia rawat inap di rumah sakit. Rasika menyetujuinya. Ia juga meminta pembantu di rumahnya untuk mengantarkan nya barang yang ia perlukan selama menjaga Abimanyu di rumah sakit. Meera tidak mau berjauhan dari ayah dan ibunya. Dia juga ikut menjaga Abimanyu di rumah sakit.

Malam harinya, Meera tidak bisa tidur. Mungkin karena ruangan yang masih baru membuatnya tidak bisa tidur. Meera mendadak kebelet buang air kecil. Ia mencoba membangunkan Rasika untuk menemaninya. Mungkin karena lelah, Rasika tidak bisa di bangunkan. Karenanya Meera memutuskan untuk mencari kamar mandi sendirian. Waktu sudah menunjukkan jam 12 malam. Makin jauh Meera pergi, makin gelap juga lorong yang ia lewati. Meera merupakan anak pemberani. Ia justru jalan dengan santainya tanpa memikirkan hal apapun.

Namun perasaan itu berubah menjadi perasaan gelisah. Meera merasa seperti di ikuti. Namun ia sama sekali tak tergerak untuk menoleh ke belakang. Namun suara langkah kaki mulai terdengar jelas di belakangnya. Karena ini Meera yang semulanya berani, mendadak jadi takut. Ia mempercepat langkah kakinya. Karena panik, Meera sampai tak sengaja menabrak perawat yang sedang berjaga.

"Apa kamu tersesat nak?" ucap perawat itu. Melihat adanya perawat, Meera memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Ia sama sekali tidak melihat ada siapa-siapa di kegelapan itu. Karena takut, dia meminta perawat tersebut untuk menemaninya ke kamar mandi. Setelah itu ia juga minta di antarkan kembali ke ruangannya.

...***...

Keesokan harinya, saat di sekolah. Meera menceritakan apa yang ia alami semalam pada Aarohi. Mendengar itu, Aarohi tertawa.

"Kenapa kau tertawa?"

"Aku tertawa, karena... Meera yang aku kenal sebagai gadis pemberani itu jadi penakut, "

"Aku bukan takut, panik, "

"Sama saja, " sahut Aarohi sambil tertawa. "Tapi Rohi. Semenjak kejadian tadi malam, aku merasa seperti di ikuti, " gumam Meera yang mulai merasa aneh. Tiba-tiba keduanya di kejutkan dengan kehadiran Nainaa yang membawa ice cream dengan mereka.

"Akulah yang mengikuti kalian, " gumam Nainaa dengan suara berat seakan-akan menakuti. Meera dan Aarohi tentu terkejut, dan berteriak. Nainaa yang melihat wajah takut mereka justru tertawa puas.

"Bibi Nainaa, "

"Kalian lagi bahas apa, kenapa serius begitu wajahnya?"

"Ini Bibi cantik. Meera bilang semalam dia seperti di ikuti seseorang saat di rumah sakit, "

"Benarkah itu Meera?"

"Iya Bibi, "

"Apa kau melihat siapa yang mengikuti mu?"

"Tidak Bibi. Suasananya sangat gelap, "

"Ayolah Meera. Itu hanya firasat mu saja. Mungkin itu hanya perawat yang sedang bertugas." Nainaa tersenyum dan langsung memberikan ice cream yang ia beli untuk Meera dan Aarohi. Di saat mereka sedang bercanda. Dari balik pagar sekolah, seorang pria sedang memperhatikan mereka. Setelah itu, pria tersebut pergi.

...***...

Siang harinya di rumah sakit. Rasika kedatangan Prathap, sahabat baik Abimanyu. Prathap sendiri masih bekerja menjadi anggota kepolisian. Dia juga sudah menikah dan mempunyai 1 anak laki-laki berusia 7 tahun.

"Prathap, "

"Hai Rasika. Apa kabar?"

"Baik. Kamu, sendiri?"

"Iya. Kebetulan aku dapat tugas penyelidikan di rumah sakit ini. Jadi sekali an menjenguk Abimanyu, "

"Penyelidikan. Ada apa?"

"Semalam sekitar jam 12 atau 1 malam telah terjadi penculikan anak di bawah umur. Korbannya gadis kecil berusia 8 tahun, "

"Oh ya. Di mana Meera?"

"Sekolah, "

"Aku minta kau untuk terus awasi Meera ya. Beberapa minggu ini kasus penculikan anak mulai ramai di beritakan, "

"Dan pelaku terhitung bukan cuma satu orang. Mereka berkelompok, dan berpencar di setiap penjuru kota, " sambung Prathap.

"Terima kasih info nya Prathap. Mulai sekarang aku akan terus mengawasi Meera, "

"Oh ya. Bagaimana kabar Gaurav di sana?"

"Kau tidak perlu khawatir. Gaurav merupakan tahanan kami yang sangat baik. Dia gampang berbaur, dan sekarang lebih rendah hati. Kau tau sendiri bagaimana sombongnya dia dulu, " ucap Prathap sambil tertawa kecil.

"Ya.. Walau kadang di malam hari, dia sangat merindukan kakaknya, " sambung Prathap. "Aku tidak tau kapan Abimanyu kembali siuman. Jangankan Gaurav, putrinya saja sangat menantikannya kembali, " gumam pelan Rasika sambil menatap Abimanyu. Singkat cerita, setelah perbincangan singkat itu. Prathap berpamitan untuk kembali bertugas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Hai semuanya. Sampai sini, gimana menurut kalian ceritanya? Semoga kalian semua suka ya. Oh ya, jangan lupa like, vote, dan bintangnya dong kak. Biar author makin semangat buat update, dan belajar lagi dalam memperbaiki tulisan. Oh ya ngomong-ngomong soal tulisan. Author minta maaf ya sebelumnya kalau banyak typo, dan author juga minta kerja sama nya buat koreksikan kata author yang typo ya. Terima kasih buat yang memakluminya ya! Dan terima kasih juga buat kalian yang udah stay buat mantau karya author....