Bebas promosi sesuka mungkin!
Ini kisah tentang jonathan Alexandre sang Ceo tampan yang di gemari begitu banyak wanita. Joe yang menganggap wanita seperti mainan yang kalau ia suka ia mainkan dan kalau ia bosan maka akan ia tinggalkan.
Hingga akhirnya, pertemuan nya dengan Tania yang tak di sengaja, membuat nya tau akan arti cinta yang sesungguh nya. Hmm, bisakah Joe setia dan menanggalkan status Playboy nya.
Penasaran kisah selengkap nya seperti apa🤔 yuk kita baca kisah selengkap nya😊😉
Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fakrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Tania berlari hingga sampai di depan pintu kamar nya. Ia lalu masuk ke dalam kamar dengan air mata yang membasahi pipi nya. Wulan yang masih terjaga mendengar tangisan Tania. Lalu ia berjalan menghampiri kamar Tania dan masuk kedalam.
"Kenapa kamu? Kok tiba-tiba pulang nangis?" Wulan merasa heran.
"Eh Wulan, aku nggak kenapa-napa kok," Sanggah Tania sembari memalingkan wajah.
Sedangkan Wulan semakin mendekati Tania.
"Nia, kamu nggak usah bohong sama aku. Aku tau kamu lagi nangis," Wulan berusaha menatap mata sahabat nya tersebut. Namun Tania terus memalingkan muka. Kini ia lebih memilih merebah kan tubuh nya keatas ranjang dan menutupi sebagian wajah nya dengan bantal.
"Tania! Ada apa denganmu! Katakan padaku, siapa yang udah buat kamu jadi seperti ini!" Suara Wulan mulai meninggi. Kesabaran nya mulai habis saat melihat Tania yang terus menutupi wajahnya.
"Wulan..!! Hiks, hiks, hiks," Tania menangis seraya mendekap kan wajah nya didalam pelukan Wulan. Saat ini ia sudah tak tahan lagi memendam semuanya.
Mendengar suara tangisan sahabatnya itu. Seketika raut wajah Wulan mulai berubah. Ia mengerutkan dahinya sembari membelai lembut punggung Tania.
"Nia, tenang lah. Sekarang katakan padaku siapa yang sudah berani membuat mu jadi seperti ini," Tanya Wulan dengan nada lembut
"Aku, aku takut." Tania semakin terisak sehingga membuat wajah Wulan semakin bingung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Nia, kamu takut kenapa? Ceritakanlah kepadaku." Wulan berusaha menenangkan.
"Aku, aku takut jatuh cinta." Suara Tania mulai sendu. Ia merasa malu sendiri saat harus mengatakan itu kepada Wulan.
"Apa! Jadi sekarang sahabat ku sedang jatuh cinta? Hmm, siapa ya kira-kira pria yang beruntung itu." Wulan mulai menggoda.
"Wulan, aku serius." Tania menatap kesal.
"Aku juga serius menanyakan nya kepadamu," Tatap Wulan hangat." Jadi siapa pria yang beruntung itu?" Tanya nya lagi.
Tania menunduk malu. Kini ia mulai melepaskan dekapan nya dari tubuh Wulan.
"Joe, Joenathan Alexandre." Lirih nya.
"Apa!" Wulan terkejut. Matanya mulai melotot menatap kearah Tania. " Kamu yakin?" Tanya nya seolah tak percaya.
"Ya," Lirih nya. " Maka dari itu aku takut Lan. Aku takut jika cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku takut mencintai tapi tak dicintai, kau tau sendirikan jika selama ini aku tidak pernah jatuh cinta. Namun sekarang hatiku mulai berlabuh kepada orang yang tidak tepat." Ucap Tania.
"Tania, aku tau kekhawatiran mu. Tapi apa kamu juga sudah tau bagaimana perasaan nya kepadamu?" Tanya Wulan menatap serius.
"Lan, kamu tau sendiri kan. Dia itu Playboy!" Seru Tania.
"Ya, aku tau. Tapi dia juga manusia Nia, yang bisa jatuh cinta. Mungkin saja saat ini dia juga jatuh cinta kepadamu. Bukankah belakangan ini kalian terlihat dekat?" Telisik Wulan. Iya berkata seperti itu bukan tanpa alasan. Karena beberapa waktu ini ia selalu melihat Tania dijemput oleh Joe di depan kampus.
"Entahlah.. Yang aku tau sekarang aku tak ingin jatuh cinta kepada orang yang salah." Tania menatap wajah Wulan dengan tatapan nanar. Sepertinya kesedihan kembali menyelimuti hatinya. Sehingga membuat Wulan tak tega dan kembali menghiburnya.
"Nia, kamu itu cantik. Mungkin saja dia juga jatuh cinta padamu. Masalah dia playboy atau bukan kita lihat saja nanti." Ucap Wulan menyemangati.
"Tapi.."
"Sudahlah, sekarang kamu tidur. Tenangkan hatimu, lagian besok kan kamu harus kerja. Sekalian bisa jumpa sama Ceo mu itu. Hehe," Goda Wulan sehingga membuat raut wajah Tania memerah karena tersipu.
***
Keesokan hari nya.
Tania bangun dari tidurnya. Diliriknya kearah samping, terlihat Wulan yang masih terlelap disana. Tadi malam Wulan tidur didalam kamarnya maka dari itu pagi ini ada dia disana.
"Ya tuhan.. Rasanya malas sekali jika harus ke kantor hari ini.
Gumam Tania dalam hati.
Sementara itu Wulan yang tadinya masih tertidur pulas kini mulai terjaga.
"Hoaam!" Seru Wulan seraya membentangkan kedua tangan nya.
"Nia, kamu juga udah bangun." Sapa nya dengan kedua mata yang masih separuh melek.
"Mata tuh mata, jangan merem mulu. Haha," Tania tergelak saat melihat wajah sahabat nya yang saat ini menunjukkan ekspresi yang sangat lucu dimatanya.
"Cie.. Ada yang mulai senyum lagi nih." Ucap Wulan seraya membuka lebar matanya.
"Apaan sih! Senyum doang juga." Sahut Tania seraya melebarkan senyum nya.
"Iya deh.. Btw hari ini kamu nggak ngantor nih? Santai bener," Tanya Wulan seraya merubah posisinya yang awalnya masih berbaring diatas ranjang. Namun kini ia sudah duduk dengan santai disana.
"Entahlah, yang pasti aku takut jika harus bertemu dengan Joe nantinya." Ujar Tania seraya memandang gelisah. Namun kegelisahan nya seketika sirna saat ponsel yang berada diatas meja mulai bergetar.
Drrt.. Drrt..
Tanpa menunggu lama ia langsung meraih ponsel miliknya.
"Siapa ya?
Tania mengerutkan dahinya saat melihat ke layar ponsel. Karena nomor yang menghubunginya tidak terdaftar di kontak teman.
Awalnya Tania mengabaikan. Namun nomor tersebut berulang kali melakukan panggilan kepadanya. Sehingga kini dengan sedikit ragu ia akhirnya menjawab.
"Hallo," Sapa Tania.
"Kenapa kau lama sekali mengangkat ponsel mu. Apa saat ini kau masih tidur," Ucap seorang pria dibalik telfon. Ia kemudian termenung sejenak meresapi setiap kata dari pria itu dan sepertinya suaranya sangat tidak asing baginya.
"Mungkinkah ini Joe.
Deg..
Jantung Tania seketika berdegup kencang saat menyadari jika sosok pria yang tengah menelpon nya itu adalah Joe sang Presdir.
"Ya, aku tidak mungkin salah. Ini memang benar Joe. Berusaha mengingat sedetail mungkin dengan nada suara Joenathan Alexandre.
"Dari mana anda mendapatkan Nomor ponsel saya, Bukankah selama ini saya tidak pernah memberikan nya kepada anda." Ucap Tania cepat.
"Apa kau tidak punya pertanyaan yang lain. Aku Bos, jadi bukan hal yang sulit bagiku untuk mendapatkan apa yang ku inginkan." Ucap Joe dingin.
Sementara itu Tania langsung menutup telfon nya. Lalu ia mulai bergegas mengambil handuk dan berjalan sempoyongan kearah kamar mandi.
" Haah, Nia-nia. Baru tadi dia bilang malas ngantor. Eh.. habis nerima telfon langsung jadi semangat gitu." Ucap Wulan sembari menggelengkan kepalanya.
Tak lama kemudian Tania keluar dari kamar mandi yang letaknya ada diujung dapur. Ia lalu berjalan kearah depan menuju ke kamar nya.
Setelah sampai didalam kamarnya. Dengan segera Tania memakai setelan bajunya. Setelah itu tak lupa ia sedikit merias wajah nya agar terlihat cantik dan menarik.
Kini Tania telah bersiap. Ia lalu memantapkan hatinya untuk segera pergi dari sana.
"Nia, semangat ya." Wulan tampak mengintip dari balik kamarnya.
Tania menoleh.
"Hah, ya." Sahutnya singkat.
Setelah memakai sepatu yang diinginkan kini Tania mulai melangkah keluar. Sedangkan Wulan kembali melanjutkan tidur didalam kamar nya.
BERSAMBUNG