Anak yang semula dipinta untuk diaborsi saat mengetahui menderita penyakit bawaan, ternyata tumbuh dengan baik. Dengan kejeniusan si kembar membalas dendam perlakuan ayah mereka dengan mengambil alih perusahaan ayahnya diusianya 10 tahun.
"Gugurkan mereka....! Aku tidak sudi membesarkan anak penyakitan!" titah Rama.
"Tidak. Mereka darah daging kita. Jika kamu tidak menginginkan mereka. Aku sanggup membesarkan mereka!" tegas Alea.
"Ayo kita cerai!"
Saat mengetahui istrinya berhasil hamil, Rama begitu bahagia. Namun sayang, ketika kehamilannya mencapai lima bulan, kandungan Alea yang hamil kembar ini mengalami masalah.
"Maaf nona! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika bertahan, mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan," ucap dokter membuat langit seakan runtuh seketika.
Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Amarah Mark
Tidak terasa usia si kembar sudah memasuki 4 tahun. Kejeniusan si kembar seakan menjadi amunisi untuk Alea yang semangat berkarir untuk kelangsungan hidup dia dan anak kembarnya.
Walaupun kejeniusan si kembar melebihi tingkat anak SMA bahkan mahasiswa, namun Alea tidak ingin semua orang tahu tentang kejeniusan anaknya karena ia ingin anaknya tumbuh dan bermain bersama dengan anak seusianya.
Tapi si kembar tidak bersekolah di taman kanak-kanak melainkan sekolah di tingkat dasar kelas 3 SD karena sekolah itu termasuk sekolah yang menampung anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Hanya saja si kembar tidak melakukan sepenuh hati saat menjalani beberapa tes tingkat EQ dan SQ. Mereka menjawab pertanyaan dengan kemampuan dasar kecerdasan sesuai dengan pesan ibu mereka.
"Sayang. Kalian tahukan kalau kalian tidak boleh memperlihatkan....-"
"Kepintaran kami pada orang lain," timpal si kembar kompak karena pesan itu sudah menjadi kebiasaan ibunya setiap kali mereka hendak berangkat ke sekolah.
"Hebat. Dan kamu Azira, tolong jaga abangmu jangan sampai ada teman kalian yang mengusiknya!" ucap Alea pada putrinya yang selalu mendorong kursi roda Abangnya.
Walaupun sebenarnya kursi roda yang diduduki oleh Abrar bisa di stir oleh dirinya sendiri karena sudah termodifikasi tanpa ada yang membantu untuk mendorong kursi roda itu, namun sebagai adik, Azira hanya menunjukkan bentuk sayangnya pada sang kakak.
"Insya Allah bunda," janji Azira yang hebat dengan bela dirinya itu. Walaupun gadis kecil ini belum memperlihatkan kebolehannya dalam membela dirinya saat teman-temannya ada yang mengatai abangnya cacat.
"Ok. Sekarang masuk ke kelas kalian! Bunda berangkat kerja dulu. Nanti bunda atau uncle Barack yang akan menjemput kalian saat pulang sekolah," ucap Alea mengecup pipi dan kening anak kembarnya.
"Assalamualaikum bunda ..!" pamit si kembar pada ibu mereka. Si kembar di sambut oleh gurunya kelasnya.
Alea meninggalkan sekolah itu dan langsung menuju kantornya. Alea nampak makin cantik di usianya yang sudah mencapai 30 tahun. Makin dewasa dalam berpikir maupun bersikap.
Saat ini ia jarang bertemu dengan tuan Mark. Walaupun mereka bertemu itupun hanya berlangsung sesaat karena kesibukan mereka masing-masing ditambah lagi Alea yang selalu menjaga jarak dari tuan Mark agar tidak lagi terjebak dalam permainan tuan Mark yang tidak jelas itu.
Pelajaran di mulai, Azira yang tetap memilih duduk dekat dengan saudaranya membuat mereka selalu digoda seperti perangko. Keduanya tidak pernah merasa terganggu dengan ejekan teman-temannya. Semakin si kembar diam, semakin membuat komplotan teman mereka yang usiannya lebih tua dari mereka ingin menghajar Abrar.
Kini mereka sedang belajar ilmu astronomi. Memang kurikulum pelajaran sekolah itu beda dengan sekolah biasa pada umumnya. Mengingat tingkat kecerdasan anak-anak yang berpotensi itu, membuat sekolah membuat rancangan pembelajaran kooperatif tipe group demi menguji eksistensi para siswa itu dalam bersaing.
Guru itu sedang menjelaskan tentang ilmu perbintangan yang menyangkut dengan ilmu kimia maupun ilmu fisika. Penjelasan guru itu benar-benar diperhatikan oleh siswanya. Dan sekarang tiba saatnya Miss Kellen ingin menguji kemampuan siswanya untuk menjawab pertanyaannya.
"Ayo sebutan apa perbedaan antara astronomi helenistik dan astronomi Yunani klasik!" pinta Miss Kellen.
Semuanya nampak terdiam. Merasa temannya tidak ada yang menjawab si kembar akhirnya mengangkat tangan.
"Ok. Abrar..!" sebut Miss. Kellen.
"Astronomi Helenistik adalah fase dari astronomi Yunani. Sementara astronomi Yunani Klasik adalah fase pra-Helenistik itu sendiri," jawab Abrar.
"Bagus. Abrar selalu bisa menjawabnya dengan kalimat sederhana namun itu adalah benar. Terimakasih Abrar!" puji Miss Kellen.
Selanjutnya mereka diberi tugas untuk membuat presentasi untuk menjelaskan ilmu astronomi.
"Sial ...! Kenapa dia selalu bisa menjawab pertanyaan dari guru di saat kita benar-benar terlihat seperti orang bodoh!" maki Kallun yang tidak suka melihat si kembar lebih pintar darinya atau dari gengnya.
"Bagaimana kalau nanti kita menjebak si kembar agar mereka tidak berani lagi unjuk gigi di depan guru," ucap Kallun pada gengnya.
Azira yang punya kelebihan khusus yaitu bisa mendengar suara orang-orang yang berbisik dari kejauhan sekitar 10 meter darinya bisa ia tangkap dengan sempurna. Iapun tersenyum mendengar rencana Kallun dengan gengnya itu.
"Apa yang akan kalian lakukan untuk menjebak kami, anak nakal!" batin Azira menarik sudut bibirnya.
...----------------...
Pergelaran pesta salah satu perusahaan yang terkenal di Amerika itu sedang diadakan saat ini. Rupanya undangan itu sampai juga di tangan Alea yang saat ini sudah menjabat duta besar RI di Amerika menggantikan tuan Heru yang sudah di mutasikan lagi ke Indonesia menjelang masa pensiunnya.
Undangan yang hadir di hotel itu berasal dari sebagian kalangan pengusaha. Alea yang nampak cantik dengan gaun pestanya terlihat sangat anggun di mana dirinya mengenakan dress yang cukup sederhana berleher rendah hingga memperlihatkan leher jenjangnya.
Ia juga mengenakan kalung emas putih sebagai pelengkap penampilannya malam ini. Walaupun terlihat sederhana namun kecantikan seorang Alea terlihat mahal dan menawan di hadapan para tamu undangan yang mencuri pandang pada Alea yang sedang berbincang dengan beberapa pengusaha yang terhimpun di dalam organisasi internasional yang juga mengenal Alea, termasuk tuan Ghazali.
"Selamat malam nyonya Alea....! Lama tidak bertemu," sapa tuan Ali yang sampai saat ini belum juga menikah.
"Malam tuan Ali..!" Alea menyambut tangan tuan Ali yang mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Keduanya terlibat obrolan hangat sambil bertukar kabar. Alea hanya menceritakan tentang si kembar dan lebihnya hanya sebuah basa-basi yang tidak penting.
Tuan Mark yang sedari tadi memperhatikan interaksi Alea dan beberapa pengusaha hebat itu nampak panas hingga mengendorkan sedikit dasinya yang terasa mencekik lehernya saat ini.
"Aku dengar anda saat ini sudah berpisah dengan suami, apakah itu benar, nyonya Alea?" tanya tuan Ali yang masih berharap pada wanita cantik ini.
"Rupanya kabar itu lebih cepat menyebar daripada angin yang berhembus. Aku tidak heran lagi karena wartawan lebih berperan untuk menjatuhkan seseorang ataupun menaikkan pamor orang itu.
Seakan kehidupan para orang terkenal lebih dilirik daripada mengurus kemiskinan negaranya yang perlu di viralkan agar mendapatkan perhatian dunia. Aku sangat miris dengan pekerjaan wartawan itu," ucap Alea sambil tertawa kecut.
"Apakah sudah selesai obrolannya sayang?" tanya tuan Mark yang sudah membelit pinggang Alea posesif di hadapan tuan Ali yang menatap bingung.
Alea tersentak melihat sikap tuan Mark yang dianggapnya tidak sopan.
"Apa-apaan kau ini Mark? kita sedang berada di pesta dan semua orang sangat mengenalku di sini," bisik Alea sedikit tidak nyaman dengan perlakuan Mark padanya.
"Maaf tuan. Perkenalkan saya Mark tunangannya Alea. Pastikan tuan tidak terlalu akrab dengan tunanganku karena itu sangat menggangguku," ucap tuan Mark lalu memanggil pelayan yang sedang berjalan menawarkan wine.
"Maafkan saya Tuan Ali. Saya dan...-"
"Kami akan segera menikah dalam waktu dekat ini. Nantikan undangan dari kami. Permisi ...! Kami harus pulang karena anak kami sedang menunggu di rumah. Ayo sayang...! Ini sudah larut malam," ucap tuan Mark mengangguk hormat pada tuan Ali yang masih tercengang melihat adegan rumit antara tuan Mark dan Alea.
Tuan Mark benar-benar menahan amarahnya saat ini karena dia tidak ingin wanitanya bebas tertawa sambil bercengkrama dengan para pengusaha di dalam sana.
"Lepaskan aku Mark Antonio Luise..!" pekik Alea saat keduanya sudah berada di dalam lift.
Plakkkk....
👍❤❤❤❤
👍❤