Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.
Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.
Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.
Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.
Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..
Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?
Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..
**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Kau Sangat Aneh
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Naya keluar dari ruang private restoran yang
barusan menjadi tempat pertemuan dengan
kliennya. Carissa berjalan di sampingnya.
Sementara Monica setia mengawal di
belakang nya.
"Mudah-mudahan tidak ada perubahan model
ya mbak, biar bisa di kebut proses produksi nya."
Naya berucap dengan senyum manis terkembang
di bibir indahnya.
"Iya Bu, semoga semuanya lancar.."
Sahut Carissa dengan senyum yang sama cerah
nya karena hari ini mereka mendapatkan orderan
yang cukup besar dengan klien yang tidak rewel.
"Biasa nya mereka cukup bawel Bu, ingin begini
lah, ingin begitu lah..pokonya ribet deh Bu.."
"Oya.? kalau begitu kali ini kita beruntung ya.."
"Hee iya Bu, saya yakin ini karena Ibu Kanaya
yang langsung menangani klien."
"Tidak juga lah mbak, ya..mungkin klien kita kali
ini memang orang nya simpel aja."
"Iya, bisa juga sih bu.."
Mereka berjalan menuju lift khusus untuk tamu
VVIP yang akan langsung menuju ke area parkir
di basemen.
Namun ketika mereka sudah dekat ke pintu lift,
langkah Naya langsung terhenti saat melihat kemunculan Aham dari arah berlawanan. Pria itu berjalan penuh kharisma dengan pesona yang
sangat memikat. Yang membuat tubuh Naya
lemas adalah karena saat ini Aham berjalan
dengan menggandeng Feli di sampingnya.
Terlihat begitu mesra.
Mata mereka bertemu, saling pandang dengan
tatapan mata yang rumit dan sulit untuk di
artikan. Ada ketidaknyamanan yang kini tersirat
dari pancaran mata indah Kanaya. Sementara
Aham tampak datar saja tidak bereaksi apapun.
Kedua rombongan terdiam di area masing-masing.
Pandangan mata keduanya masih terpaut. Ada
perasaan sakit yang menggelitik dalam hati Naya
saat melihat Feli makin mempererat dekapan
tangannya pada Aham. Bibir gadis itu tersenyum
canggung ke arah nya.
Naya memutus pandangan nya dan berusaha
untuk tidak peduli serta bersikap setenang
mungkin.
Justru Carissa yang kini tampak heboh, dia
memekik pelan sambil menatap tidak percaya
bisa berpapasan dan bertemu langsung dengan Presdir AM Corp itu.
"Ya Tuhan..dia terlihat sangat tampan di lihat
dari dekat seperti ini. Mimpi apa saya semalam
bisa bertemu langsung dengan Tuan Tampan.."
Gumam Carissa sambil kemudian menutup
mulutnya karena Naya meliriknya cepat.
Feli tampak menatap Naya dengan sorot mata
yang sangat kompleks. Dia memperhatikan
Naya dengan begitu detail. Ada hawa panas
yang kini merayap kedalam hatinya melihat
rupa dan penampakan Naya saat ini.
Naya kembali berjalan menunju ke depan lift.
Leo bingung harus bersikap. Biasanya tidak ada seorangpun yang akan menghalangi langkah
Tuan nya ini apalagi berani satu lift dengannya.
Tapi ini kasusnya beda, orang ini adalah Nona
Muda keluarga Mahendra, istri Tuan nya sendiri.
Aham juga kembali berjalan dan berdiri di depan
pintu lift. Mereka terdiam bersebelahan. Feli
masih setia menggelayuti lengan Aham yang
memasukan kedua tangannya ke dalam saku
celananya.
"Bu..apa tidak sebaiknya kalau kita membiarkan
Pak Presdir untuk masuk duluan.."
Carissa mencoba berbisik di belakang Naya
dengan wajah khawatir dan tidak enak.
"Kita punya hak yang sama Mbak untuk
menggunakan lift ini."
Naya acuh saja. Sementara Leo dan Monica
tampak saling lirik bingung. Feli merebahkan
kepalanya di bahu Aham. Hati Naya semakin
merasa tidak nyaman melihat perlakuan manja
Feli terhadap suaminya itu.
"Tapi Bu..kita sebaiknya belakangan saja."
Kembali Carissa mengingatkan kalau mereka
tidak pantas untuk satu tempat dengan Tuan
Terhormat itu. Karena tidak tahan melihat sikap
mesra yang di tunjukan oleh Feli akhirnya Naya
mengalah, membuang napas nya dengan pelan.
"Baiklah.. Silahkan Tuan..anda duluan."
Naya mempersilahkan saat pintu lift terbuka.
Dengan tetap memasang wajah sedatar triplek
Aham masuk ke dalam lift tersebut bersama
dengan Feli di susul oleh Leo yang sebelumnya
sempat menunduk hormat kearah Kanaya.
Sebelum pintu lift tertutup mata mereka berdua
kembali saling bersitatap. Aham menarik tubuh
Feli ke dalam pelukannya membuat Naya
langsung memalingkan pandangannya.
Huft !
Naya membuang napas nya kasar begitu pintu
lift tertutup. Rasa tidak nyaman dalam hatinya
kini semakin terasa dan membuat dadanya
sedikit sesak. Perasaan apa ini.? kenapa hatinya terasa sakit dan sepertinya dia ingin menangis.
Jadi laki-laki itu habis makan siang bersama
dengan kekasihnya ? makanya dia tadi bisa tahu
apa yang sedang di lakukannya ? Bodo amat.!
Uuhh..tapi mereka terlihat begitu mesra barusan.!
Naya terus bergumam di dalam hatinya.Tanpa
sadar dia meremas jemarinya sendiri dengan kuat.
Dia mengerjap beberapa kali mencoba menahan desakan cairan bening yang tiba-tiba saja sudah
terkumpul di pelupuk matanya.
"Nona..apa anda baik-baik saja.?"
Monica mencoba berbicara di samping nya
dengan menatap ragu wajah cantik Naya yang
terlihat sedikit kaget. Dia tersenyum tipis dan
kembali menarik napasnya perlahan.
"Saya tidak apa-apa Mon.."
Lirihnya. Mereka masuk kedalam lift saat pintu
nya terbuka. Carissa masih terlihat heboh dengan
decak kekagumannya terhadap Aham.
Entahlah Naya tidak mendengar jelas apa yang menjadi ocehan desainer nya itu karena saat ini pikirannya sedang terfokus pada bayangan Aham
yang terlihat begitu mesra dengan Feli.
----- ------
Aham dan Feli tiba di parkiran. Keduanya terlihat berdiri saling berhadapan di depan pintu mobil
yang di gunakan oleh Feli.
Feli merangkul tubuh Aham dengan erat seraya merebahkan kepalanya di dada laki-laki itu.Tidak
lama dia berjinjit dan mencium mesra pipi Aham.
"Kau pasti sangat sibuk, aku akan pergi menemui
Mami di butik nya. Dia tadi menyuruhku kesana."
Aham mengernyitkan alisnya. Dia menatap lurus
wajah Feli yang ada di depannya.
"Ada urusan apa ?"
"Dia ingin memilihkan aku gaun untuk hari ulang
tahun Meline."
"Jangan terlalu dekat dengan nya.."
"Loh kenapa honey.? dia kan ibumu sendiri?
Bukankah ini hal yang bagus buatku, buat
hubungan kita ke depannya ?"
"Memang apa yang kau harapkan untuk hubungan
kita ke depan.?"
Feli tampak tersipu, dia menatap lembut wajah
tampan Aham yang begitu mempesona, hingga
mampu menggetarkan hatinya setiap saat.
"Tentu saja aku ingin kita menjalin hubungan
yang lebih serius lagi."
Feli memelankan suaranya di ujung. Wajahnya
kini terlihat memerah. Aham tersenyum smirk.
"Apa kau yakin dengan hal itu..?"
Aham menatap Feli dengan sorot mata dingin.
Feli mengangkat wajahnya dengan mata yang
berbinar senang namun terlihat malu-malu.
"Tentu saja honey..siapa yang tidak ingin menjadi
istrimu."
Feli kembali menundukan wajahnya tersipu.
"Baiklah. Kita tunggu waktu yang tepat."
"Benarkah.? Bagaimana dengan wanita pilihan
kakekmu itu? Siapa namanya.?"
"Entahlah..! Aku sendiri tidak tahu siapa nama
nya.! Aku tidak mengingatnya.!"
"Kok bisa.? Apa kau tidak sedikit keterlaluan.?"
Feli terkejut. Namun tidak di pungkiri ada rasa
bahagia dalam hatinya mengetahui sebegitu
tidak pedulinya Aham pada wanita yang telah
menjadi istrinya itu .
"Itu bukan sesuatu yang penting bagiku."
Ucap Aham dengan enteng nya. Dia membuka
pintu mobil Feli. Hati Feli semakin bahagia.
Dia kembali merangkul Aham .
"Baiklah..aku tunggu kabar baik darimu."
Kemudian mengecup lembut bibir Aham.
"Aku pergi ya.."
Aham mengganguk. Feli masuk ke dalam mobil,
Lalu duduk di balik kemudi, pahanya yang putih
mulus bercahaya tampak tersingkap sampai
ujung membuat Aham menatap nya sebentar.
Feli menyalakan mesin membuat pintu mobil
tertutup otomatis.
"Bye honey..sampai jumpa besok ya."
Feli melambai seraya melempar senyum manis
kearah Aham saat mulai melajukan mobil sport mewah nya itu keluar dari area parkir khusus.
Bersamaan dengan kemunculan Naya yang
baru saja keluar dari lift.
Aham melirik, menatap tajam kearah Naya yang
saat ini berjalan tenang menuju mobilnya.
Dengan segera Monica membukakan pintu mobil. Namun mereka semua terkesima ketika tiba-tiba Aham datang dan menarik paksa tangan Naya
di bawa berjalan kearah mobilnya.
"Tuan lepaskan.! apa yang anda lakukan.?"
Naya menarik lepas tangannya.Keduanya saling
pandang kuat. Carissa tampak bengong tidak
percaya dengan apa yang di lihatnya. Bagaimana
ini bisa terjadi.? Tuan Tampan..Nona Kanaya.??
"Masuk ke mobilku.!"
Titah Aham dengan suara bariton dan tatapan dinginnya yang menusuk.
"Tidak.! kenapa aku harus masuk ke mobilmu.!"
"Aku bilang masuk ya masuk ! "
"Tuan saat ini kita sedang berada di luar rumah.
Saya punya pekerjaan lain di sini.!"
"Cepat masuk, kau harus menerima hukuman.!"
"Kau pikir aku anak kecil.! Aku tidak melakukan
kesalahan, lalu kenapa harus menerima hukuman !"
Naya tidak terima, wajahnya terlihat kesal.
"Jangan membantah ku.!"
"Maaf Tuan..! tapi aku masih banyak pekerjaan
yang harus di lakukan."
Naya mengelak dia bergerak ingin menjauh..
"Ohh..jadi sudah berani membantahku sekarang?
Bagus.! aku akan menambahkan hukuman mu.!"
"Terserah.! aku tidak peduli ! aku juga tidak akan
mau melakukan semuanya..!"
Naya menoleh, menyilangkan tangannya di
dada membuat Aham semakin geregetan.
"Hei..kau masih pelayan pribadiku.! jadi tidak
ada hak bagimu untuk melawan perintah ku.!"
"Lakukan apapun yang kamu mau.! Bukankah
aku hanya sebuah mainan bagimu.? Aku tidak
ada apa-apanya di matamu.!"
Ketus Naya sambil mengerucutkan bibirnya
dan memalingkan wajahnya. Aham menelan
salivanya yang terasa kering di tenggorokan
saat melihat bibir ranum Naya yang terlihat
begitu menggiurkan di matanya.
"Mau aku tambah hukumannya.?"
Naya menoleh cepat, keduanya kembali saling
pandang kuat. Senyum miring kini terlihat dari
raut wajah Aham membuat Naya semakin kesal.
"Kau sangat aneh, dan sangat menyebalkan.!"
Naya melengos sebal kemudian berbalik cepat.
Setelah itu cepat-cepat dia melangkah masuk
ke dalam mobilnya di iringi tatapan Aham masih
dengan senyum miring nya. Kenapa rasanya dia
suka sekali saat melihat gadis itu kesal dan
marah pada dirinya ? itu seperti sesuatu yang
bisa membuat semangat nya kembali bangkit.
Monica membungkuk hormat ke arah Aham, sementara Carissa masih terlihat bengong di
tempat nya berdiri. Monica segera mendorong
tubuh wanita berambut pirang itu untuk masuk
ke dalam mobil di bagian jok depan.
Tidak lama Aham pun masuk ke dalam mobil
dengan wajah yang terlihat sedikit aneh bagi
Leo karena jarang melihat Tuan nya itu merasa senang.
***** *****
Leo mengetuk pintu ruangan kemudian masuk
dan menghampiri Aham yang saat ini sedang
sibuk dengan berbagai berkas dan dokumen yang
harus di tanda tangani nya. Sejenak Leo menatap
dan memperhatikan suasana hati Tuan nya itu.
Tapi alis Leo tampak terangkat saat melihat raut
wajah Aham saat ini tampak santai cenderung cerah.
"Tuan, ini adalah laporan tentang perusahaan
Tuan Harris yang anda inginkan."
Leo menyimpan sebuah dokumen bersampul
coklat diatas meja kerja Aham. Sekilas Aham
melihat dokumen itu. Kembali pada berkasnya.
"Apa yang bisa kita dapatkan dari perusahaan
yang kini sedang di ambang kebangkrutan.!"
"Kalau team kita yang menangani, saya yakin
perusahaan ini cukup menjanjikan Tuan.!"
"Laki-laki itu hanya bisa menghabiskan dana perusahaan saja.! Cara hidupnya yang kacau
membuat semua kekayaannya lambat laun
habis tak tersisa.!"
"Dia sudah berusaha mencari bantuan Dana
dari berbagai sumber, tapi sampai saat ini
masih belum bisa menutup semua kebocoran
dana yang sedang di alami perusahaan nya."
"Itu semua akibat ulahnya sendiri. Sekarang aku
tahu alasan kakek kenapa dia tidak mau
membantuku saat itu !"
"Anda benar, Tuan Besar tidak pernah salah
mengambil langkah."
Leo menyahut. Aham tiba-tiba terdiam. Dia
merasa tergelitik mendengar ucapan Leo
barusan. Apakah semua hal yang di putuskan
kakeknya benar-benar tidak pernah salah.?
Termasuk wanita Panti itu juga.?
Aham menutup berkas yang sedang di periksa
nya. Dia membuka isi dokumen yang baru saja
di serahkan Leo. Melihat dan mempelajari nya
dengan teliti. Matanya menyipit dengan tatapan
yang sedikit menajam.
"Baiklah..kita suntikan dana yang di butuhkan
oleh perusahaan ini, maksimal.!"
Leo sedikit terkejut. Dia menatap ragu kearah
Tuan nya yang terlihat merebahkan kepalanya
ke sandaran kursi.
"Apa Tuan yakin.? apa semua ini ada hubungan
nya dengan Nona Feli.?"
Aham melirik tajam kearah Leo yang langsung
menundukan mukanya.
"Maaf Tuan.."
"Dia wanita yang sudah membuat hidupku hancur
selama 3 tahun ini. Sekarang kembali lagi, apa kau
pikir aku akan melepaskan nya begitu saja.?"
Leo terdiam. Dia menggaruk tengkuknya dengan
wajah di penuhi keraguan.
"Bagaimana dengan Nona Muda Tuan ?"
Bibir Aham menyeringai. Matanya terpejam.
Bayangan wajah kesal Naya langsung saja
memenuhi pikirannya saat ini.
"Leo..! apa kau pikir aku sangat menyebalkan.?"
Leo terkejut dan mengernyitkan alisnya. Dia
menggelengkan kepalanya pelan.
"Katakan Leo.!"
"Eumm..maaf Tuan saya kira tidak begitu."
Leo bingung dan tergagap. Dia tidak berani
berbicara lebih lanjut. Kenapa Tuan nya tiba-
tiba bertanya seperti itu.?
"Kenapa wanita itu selalu bilang bahwa aku
sangat menyebalkan.?"
"Maksud Tuan Nona Kanaya.?"
"Hemm..siapa lagi memang nya.!"
Ketus Aham. Bibirnya kembali terangkat membuat
Leo semakin bingung melihat reaksi aneh Tuan
nya ini. Aham menyunggingkan senyum tipis di
sudut bibirnya membuat Leo semakin melongo.
Apa yang sedang terjadi pada Tuan Muda nya ini.?
"Revisi semua jadwalku ke depan ! Aku tidak
ingin pulang terlalu malam mulai sekarang.!"
Leo tergugu, mulutnya menganga. Aham melirik
dan langsung memasang wajah dingin melihat
reaksi asisten yang sudah bekerja padanya sejak
dia mulai terjun ke dunia bisnis itu.
"Kau mau aku pecat ?!"
"Tidak, tidak Tuan.. Baiklah akan saya urus
sesegera mungkin.!"
Leo langsung membungkuk dan berlalu ke luar
ruangan dengan pikiran masih di penuhi oleh
tanda tanya tentang sikap aneh Tuan nya itu.
"Nona Muda..saya yakin ini gara-gara anda.!"
Gumam Leo seraya menutup pintu ruangan
Aham dan sekilas melihat kearah Tuan nya itu
yang saat ini masih terlihat merebahkan
kepalanya dengan mata terpejam.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung.....
Like dulu dunk..jangan lupa koment nya yaa..
And Vote tentunya..😁😘