Pencuri Hati Dokter Cantik

Lucas tak berhentinya tertawa melihat Mark sang Casanova yang telah ditipu oleh wanita. Bahkan ia kehilangan ponsel, dompet dan juga mobil sport keluaran terbaru yang baru saja ia beli. Awalnya Lucas merasa aneh ada nomor asing yang menghubunginya, ternyata panggilan tersebut dari Mark yang meminjam ponsel orang lain karena ponselnya telah dicuri.

"Kamu, sang Casanova, ditipu oleh wanita? Ini benar-benar lucu!" kata Lucas sambil menahan tawa.

Mark terlihat frustrasi, tapi Lucas tidak bisa tidak menikmati situasi ini. "Aku tidak percaya aku bisa diperlakukan seperti ini," kata Mark dengan wajah merah padam.

Lucas membalas, "Kamu seharusnya lebih berhati-hati, kamu tahu kamu memiliki reputasi sebagai playboy."

Mark menggelengkan kepala, "Aku tidak percaya ada wanita yang tidak tertarik denganku."

Lucas menambahkan, "Mungkin ini pelajaran untuk kamu, jangan selalu mempermainkan wanita."

Mark hanya bisa menghela napas, dia tahu Lucas benar. Mark mencoba melacak ponsel dan mobil miliknya namun ia kesulitan untuk melacak, bahkan kartu dalam ATM nya saja berhasil dikuras oleh wanita itu.

"Wanita itu benar-benar pencuri kelas kakap!" ucap Mark dengan emosi.

Sementara itu, saat ini Luna baru saja sampai di basecamp. Raja melihat Luna yang datang dengan berseri-seri. "Aku sangat yakin dia berhasil mencuri harta benda pria tadi?"

Luna menunjukkan kunci mobil Porsche keluaran terbaru kepada Raja dan Birel. Raja dan Birel tersenyum melihat kunci mobil Porsche yang dipegang oleh Luna. "Wow, kamu benar-benar berhasil mendapatkan mobil yang bagus," kata Raja dengan kagum. "Sudah kukatakan dia hanya jatuh cinta dengan uang."

Luna terkekeh mendengar ucapan Raja ada benarnya, hingga kini belum ada yang berhasil menggetarkan hatinya selain uang dan kekayaan.

"Kau tahu? Birel sudah patah hati melihat kau bersama pria itu?" sindir Raja lalu tergelak

Birel menambahkan, "Kamu juga mendapatkan banyak uang dari pria itu."

Luna tersenyum bangga, "Ya, aku tahu cara untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Mudah sekali membobol kartu ATM miliknya."

"Bagaimana kau dapat membobol isi kartu ATM nya?" tanya Birel penasaran.

"Saat berbicara dengannya tadi aku bertanya berapa nomor ponselnya. Dan benar saja ia menggunakan enam digit angka belakang nomor ponselnya untuk pin ATM."

Mereka bertiga kemudian tertawa dan memuji kepandaian Luna dalam memperdaya.

Raja berkata, "Kita harus merayakan ini dengan lebih besar lagi."

Luna membalas, "Aku setuju, kita pantas mendapatkan liburan yang mewah setelah ini."

Birel menambahkan, "Dan mungkin kita bisa menggunakan mobil Porsche ini sebagai bagian dari perayaan kita."

Raja terdiam sejenak, lalu melihat jam tangannya. "Aku sepertinya harus cepat kembali sebelum Ratu akan marah karena aku pulang terlambat."

Birel terkekeh melihat Raja yang sudah menjadi budak cinta istrinya, "Lihatlah! Dia yang ingin memikat Ratu tapi dia yang terjebak oleh permainannya sendiri."

"Diam kau! Kau akan merasakan saat menikah nanti," Raja pergi begitu saja setelah berpamitan dengan Luna dan Birel.

Raja sampai di rumah tengah malam, ia jalan mengendap-endap memasuki kamar. Berharap Ratu tidak terbangun oleh kedatangannya. Raja terkejut ketika lampu kamar menyala dan Ratu menatapnya dengan tatapan menusuk. Ia tahu bahwa Ratu tidak senang dengan kedatangannya yang larut malam.

"Maaf, aku tidak ingin membangunkanmu," kata Raja dengan suara lembut.

Namun, Ratu tidak terpengaruh dengan permintaan maaf Raja. "Kamu selalu pulang larut malam, apa yang kamu lakukan sampai jam segini?" tanya Ratu dengan nada yang tegas.

Raja mencoba untuk mencari alasan yang tepat, "Aku... aku sedang bekerja lembur."

Ratu tidak percaya, "Bekerja lembur? Sampai jam segini? Aku tidak percaya."

Raja tahu bahwa Ratu tidak percaya padanya, dan ia harus berpikir cepat untuk mencari alasan yang lebih baik. Namun sebelum Raja berbicara, Ratu memberikan bantal dan guling kepada suaminya.

"Kau harus dihukum Tuan Raja, silahkan tidur diluar!" pinta Ratu.

"Jangan hukum aku sayang, aku janji tidak akan pulang malam-malam lagi. Aku tidak bisa tidur tanpa memelukmu" rengek Raja seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

Namun, Ratu tetap teguh dengan keputusannya. "Tidak, kamu harus belajar untuk disiplin dan tidak pulang larut malam lagi. Tidur di luar, itu yang kamu dapatkan sekarang," kata Ratu dengan nada yang tegas.

Bukan Raja kalau ia tidak terus merayu, "Tapi sayang, aku tidak bisa tidur tanpa memelukmu. Aku akan merasa sangat kesepian tanpa kamu di sampingku."

Ratu sedikit terenyuh, tapi masih berusaha untuk tidak menunjukkan kelemahan. "Kalau kamu tidak ingin dihukum, kamu harus menjaga waktu dan tidak pulang larut malam lagi," kata Ratu dengan nada yang masih tegas.

Raja terus memohon, berharap Ratu bisa lunak dan membiarkannya tidur di sampingnya. "Aku janji, Sayang."

Ratu akhirnya memaafkan Raja, Raja dengan cepat membersihkan dirinya. Setelah berganti pakaian ia menyusul istrinya, Raja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia memeluk sang istri dari belakang, lalu menciumi tengkuk sang istri.

Raja memeluk Ratu erat-erat, merasa lega dan bahagia setelah istrinya memaafkannya. Ia menghirup aroma rambut Ratu dan merasa nyaman dengan kehangatan tubuh istrinya. Ratu tidak menolak pelukan Raja, bahkan ia membalas pelukan suaminya dengan lembut. Mereka berdua berbaring di tempat tidur, menikmati kehangatan dan kenyamanan bersama.

Raja membisikkan kata-kata manis di telinga Ratu, "Aku cinta kamu, sayang. Aku tidak akan pernah membuat kamu marah lagi."

Ratu tersenyum dan membalas, "Tapi jangan lupa, kamu harus menjaga waktu dan tidak pulang larut malam lagi." Raja mengangguk, merasa bahagia dan damai dengan istrinya.

Jari jemari Raja sudah berjelajah memainkan titik sensitif istrinya, namun ketika ia ingin membuka bagian bawah Ratu terus merapatkannya. "Aku menginginkanmu," bisik Raja.

"No, no. Kamu sedang di hukum suamiku!"

Raja mendengus sebal karena malam ini ia gagal berjelajah bersama Ratu. Ia merebahkan tubuhnya sambil mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil membuat Ratu terkekeh dengan tingkah suaminya.

Tak lama kemudian Raja akhirnya tertidur, Ratu membuka kancing piyama Raja dengan hati-hati, mencari bekas luka yang disebutkan oleh Axel. Namun, setelah memeriksa dengan seksama, ia tidak menemukan apa-apa pada tubuh suaminya.

Ratu merasa sedikit kecewa, entah mengapa ia berharap bahwa Raja memang Martin, sosok yang misterius dan berbahaya. Ia tidak tahu apa yang membuatnya merasa seperti itu, tapi ia tidak bisa menyangkal perasaan penasaran yang ada di dalam hatinya. Ratu menutup kancing piyama Raja kembali, lalu memandang suaminya dengan perasaan yang campur aduk. Ia mencintai Raja sebagai suaminya, tapi sekarang ia merasa ada keraguan di dalam hatinya. Entah ia mencintai Raja atau mencintainya karena ia sama persis dengan Martin.