Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
Daniash dan Maura berdiri bersisian, nyatanya malam itu kedua nya tak jadi pergi ke pasar malam karena Maura yang bad mood. Daniash pun tak mau bertanya lebih lanjut, dia khawatir pertanyaan nya malah akan membuat mood Maura semakin buruk.
Maka dari itu, Daniash memutuskan membawa gadisnya ke tempat yang sering dia kunjungi saat merasa lelah. Lelah dengan pekerjaan atau lelah perasaan memikirkan tentang hubungan rumah tangga nya.
Ke kebun teh malam-malam, nyatanya cukup membuat Maura keheranan, tapi saat melihat lampu-lampu berkelap-kelip membuat hatinya terasa lebih tenang.
Gadis itu merapatkan jaket di tubuhnya, Daniash yang peka langsung memeluk gadisnya cukup erat.
"Kita duduk di sana ya.." Daniash mengajak sang gadis ke sebuah pondok yang terlihat masih kosong. Di tempat ini, banyak di kunjungi oleh pasangan-pasangan untuk menikmati malam mereka bersama orang terkasih.
Keduanya duduk berdampingan, Daniash selalu menggenggam tangan Maura, begitu pun gadis itu, sedetik pun dia tak mau melepaskan tangan Daniash. Selain karena tangan Daniash memberi nya rasa hangat, tapi ada perasaan lain yang Maura rasakan. Yakni nyaman dan merasa dirinya di lindungi, di sayangi dan di kasihi.
"Kamu suka tempat ini, Bby?"
"Suka, Dad. Apalagi kalau kesini nya siang ya, pasti lebih bagus views nya." Jawab Maura sambil tersenyum kecil.
"Nanti kalau Daddy libur, kita kesini main."
"Huum, Dad." Daniash menatap wajah gadis di samping nya, meski bibir nya melengkungkan senyuman, tapi tatapan mata nya tak bisa di bohongi. Ada kesedihan disana.
"Baby, mau makan jagung rebus? Makan jagung pas dingin-dingin gini, enak lho."
"Boleh Dad.." jawab Maura sambil tersenyum, namun terlihat hanya senyuman palsu bagi Daniash.
Daniash bangkit dari duduknya, lalu membeli dua jagung rebus, untuknya dan gadisnya. Setelah membayar, dia langsung membawa nya ke dalam pondok kecil.
"Daddy kupas dulu." Daniash mengupas jagung nya, lalu memberikan nya pada Maura. Gadis itu menerima nya dengan senang hati, perhatian kecil semacam ini pun tak pernah dia dapatkan.
"Terimakasih, Daddy."
"Iya, sama-sama sayang. Ayo makan, keburu dingin." Maura menurut, dia menggigit jagung nya dan mengunyah nya dengan perlahan.
"Wahh, jagung nya enak. Manis banget, Dad."
"Kamu suka?"
"Apapun itu kalau sama Daddy, Maura pasti suka, hehe." Jawab Maura sambil cengengesan.
"Kamu ini, gombal aja terus. Kalau Daddy salting gimana?"
"Bisa salting juga ya? Maura kira Daddy gak bisa salting kalo di gombalin." Celetuk Maura, membuat Daniash melirik ke arah gadisnya yang sedang tertawa lepas.
Melihat gadisnya tertawa, hati Daniash menghangat. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Maura tertawa selepas itu saat bersama nya.
'Aku ingin membuat mu selalu tertawa seperti ini, Maura. Aku akan berusaha agar tawa di wajah cantikmu tak hilang.' Batin Daniash.
"Lho, kok natap aku gitu banget, Dad? Gantian nih, aku yang salting."
Daniash buru-buru memalingkan wajahnya, membuat Maura terkekeh. Ternyata menggoda pria dewasa di samping nya cukup menyenangkan juga.
Maura menyandarkan kepala nya di bahu Daniash, mata nya menatap lurus ke depan dengan tatapan sendu. Sudah lama dia tak merasakan ketenangan hati seperti ini, harusnya dia mendapatkan rasa aman dan tenang seperti ini saat bersama orang tua nya kan? Tapi, Maura malah mendapatkan nya dari orang lain.
Gadis itu memejamkan kedua mata nya, rasanya berat sekali. Tapi, dia tak bisa apa-apa selain menjalani nya. Maura sibuk dengan pemikiran nya sendiri, hingga usapan lembut di kepala nya membuat Gadis itu mendongak.
"Kenapa? Kamu punya masalah? Bicara sama Daddy, pasti Daddy dengerin kok."
"Enggak kok, Dad. Maura baik-baik aja, seriusan." Jawab Maura berbohong, padahal Daniash sudah tau gadisnya berbohong. Tatapan gadis itu tak pernah sesendu ini saat bersama nya, tapi sekarang? Ada apa, apa yang terjadi dengan gadisnya? Itulah yang Daniash ingin tau.
"It's okey, kalau kamu belum ingin cerita sama Daddy. Tapi, kalau kamu sudah siap bercerita, cerita sama Daddy kapanpun."
"Terimakasih Daddy."
Maura memeluk Daniash dari samping, begitu pun pria tampan itu, dia memeluk gadis nya dengan erat. Bibir nya terus menciumi kepala Maura dengan hangat.
"Udara nya semakin dingin, kita pulang aja ya?"
"Iya Dad, Maura pengen tidur aja. Capek," cicit Maura pelan.
Daniash tersenyum, lalu meraih tangan Maura dan menggenggam nya dengan erat, membawa gadis itu dari lokasi wisata yang cukup ramai di malam hari itu.
Pria itu membukakan pintu untuk gadisnya, setelah memastikan gadis itu duduk dengan nyaman, barulah dia menutup nya dan berlari kecil memutari mobil nya, lalu duduk di samping sang gadis.
"Mau langsung pulang atau main dulu?"
"Gak usah Dad, langsung pulang aja. Maura lemes banget, Dad."
"Iya, kalau ngantuk kamu tidur aja. Nanti Daddy yang pindahin kamu ke kamar."
"Makasih Dad." Jawab Maura, dia memang sudah sangat mengantuk. Padahal beberapa jam yang lalu dia baru saja bangun tidur siang. Tapi sekarang sudah mengeluh mengantuk lagi.
Daniash pun mengemudikan kendaraan nya menjauhi tempat wisata itu dengan kecepatan sedang, hingga tatapan mata nya tak sengaja melihat seseorang dengan ekor mata nya.
"Bukan nya itu Herra? Sedang apa dia disini?" Gumam Daniash, lalu menurunkan kecepatan mobilnya, sampai melihat wanita yang dia yakini sebagai Herra keluar bersama seorang pria.
"Ckkk, harusnya aku tak perlu bertanya kenapa dia bisa disini." Pria itu berdecak cukup keras saat melihat wanita itu langsung menggandeng lengan pria lain dengan mesra di depan mata nya.
Harusnya Daniash tidak heran lagi karena wanita itu pernah melakukan hal yang lebih dari sekedar bergandengan mesra di depan nya. Kenyataan yang harus dia hadapi adalah kelakuan istrinya yang semakin lama semakin melunjak.
Maura tertidur selama di perjalanan, jadi dia tak tau menahu perubahan mood yang di alami pria itu karena melihat sosok yang begitu dia kenali bersama pria lain. Huh, bayangkan saja seberantakan apa hati Daniash saat ini.
Pria itu menggendong gadis nya ala bridal style, meski pun cukup menyulitkan tapi akhirnya pria itu sampai juga. Dia membaringkan tubuh gadisnya dengan perlahan, sangat perlahan seolah Maura itu adalah kaca yang mudah pecah.
Setelah selesai membaringkan tubuh gadisnya, Daniash pergi ke balkon dan duduk di kursi tempat nya duduk. Pria itu menyalakan pemantik api, lalu menyulut ujung rokok dan menghisap nya.
Seperti permintaan gadis nya, Daniash mengurangi rokok. Hanya disaat dia sedang lelah saja, barulah dia merokok. Sejak dia punya Maura, dia juga belum minum-minum.
Gadis kecil itu membuatnya merasa bersalah setiap kali dia melanggar keinginan nya, seperti saat ini. Biasanya dia merasakan ketenangan saat menghisap batang bernikotin itu, tapi sekarang dia malah ketakutan kalau Maura akan memergoki nya dan kecewa.
Pria itu menghembuskan nafas nya dengan kasar, lalu memutar rokoknya hingga mati.
"Maura, kau benar-benar membuat dunia ku seolah terbalik." Gumam Daniash. Dia dan Maura baru saja menjadi partner saling membutuhkan selama 3 hari, tapi dampak nya yang terjadi pada Daniash, bahkan rasanya mengalahkan hubungan nya bersama Herra yang sudah terjalin 3 tahun.
Beda nya sangat signifikan, 3 hari dan 3 tahun. Tapi itulah yang Daniash rasakan saat ini, bohong jika dia tak menyukai Maura. Dari segi manapun, sangat terlihat kalau dia begitu memuja dan menjaga gadis kecil bernama Maura.
........
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪