NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Milik Tuan Mafia

Dokter Cantik Milik Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Mafia / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Lili Syakura

Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3 sepi yang tertinggal

Sementara di tempat yang tersembunyi.....

Gilhan kembali ke markas aman, persembunyian nya.

Sejak peristiwa berdarah malam itu,ia merasa kalau orang -orang yang menginginkannya tak akan berhenti sampai di situ.

Dengan seluruh kekuatannya ia kembali melatih kekuatan fisiknya setelah beberapa Minggu beristirahat total, dalam pelayanan dokter cantik itu....

Di sisi yang berbeda....

Sudah tiga hari sejak Gilhan pergi, namun rumah itu masih menyimpan jejaknya samar, tapi begitu terasa.

Secangkir kopi yang tak lagi diseduh setiap pagi.

Kursi di balik jendela kamar yang dulu selalu ia duduki diam-diam sambil menatap langit pagi.

Bahkan udara di ruang tamu pun seolah masih menyimpan aroma samar obat antiseptik dan parfum maskulin yang entah sejak kapan menempel di udara.

Flo berdiri di depan meja makan, menatap piring kosong di hadapannya.

Pagi itu, seperti biasa, ia bangun lebih awal.

Namun tak ada lagi suara langkah berat di lorong.

Tak ada gumaman rendah dari pria yang dulu ia khawatirkan setiap hari.

Kini, hanya ada sunyi.

"Kenapa rasanya seperti kehilangan sesuatu yang penting… padahal kami bahkan tak sempat saling mengenal.?" Ujar Flo bermonolog.

Ia memejamkan mata sejenak.

Dalam benaknya, wajah tampan Gilhan muncul dengan luka di bahunya, tatapannya yang tajam, seolah berusaha menutupi rasa sakit, dan caranya menatap langit malam seolah sedang memikul beban berat, tentang dunia.

"Kenapa kau harus pergi begitu cepat…" gumamnya pelan.

Flo tahu, pria itu bukan orang biasa. Dari bekas lukanya, dari caranya waspada terhadap setiap suara di luar jendela, dari cara ia berbicara yang penuh kehati-hatian. semua menandakan bahwa Gilhan hidup dalam bahaya. Tapi tetap saja… kepergiannya meninggalkan ruang kosong yang tak bisa dijelaskan oleh logika seorang dokter cantik seperti dirinya.

Hari itu di rumah sakit, Flo tak bisa fokus dalam bekerja. Tangannya gemetar saat memeriksa pasien, pikirannya terus melayang ke wajah pria misterius itu.

Salah satu rekan sejawatnya, Dokter Rani, sempat menegurnya.

"Flo, kamu kelihatan aneh hari ini. Capek, ya?"

"Hm? Ah, tidak… cuma kurang tidur." jawabnya singkat.

"Kurang tidur, atau kepikiran seseorang.?" tanya Rani menggoda dengan senyuman nakal.

Flo hanya tersenyum kaku, berusaha mengalihkan topik.

Tapi matanya tak bisa berbohong. Ada "rindu" yang tak seharusnya ada untuk seseorang yang bahkan tidak meninggalkan jejak apa pun selain luka yang pernah dirawatnya.

Malam itu, hujan turun perlahan.

Flo duduk di balkon, menatap titik-titik air menetes dari langit.

Di pangkuannya, secangkir teh melati sudah dingin.

Ia menatap langit yang gelap, teringat malam ketika ia pertama kali menemukan Gilhan,tubuhnya tergeletak di jalan, darah mengalir dari bahunya, hujan turun deras seperti malam itu.

"Kau datang di bawah hujan…" gumamnya, lirih.

"Dan kini kau pergi tanpa jejak."

Matanya memanas. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Flo menangis bukan karena kehilangan pasien, tapi karena kehilangan seseorang pria asing yang bahkan tak sempat ia kenal sepenuhnya.

Di tempat lain, beberapa kilometer dari rumah itu…

Gilhan duduk di dalam mobil hitam dengan jendela tertutup.

Dari kejauhan, matanya menatap rumah kecil itu yang kini remang disiram hujan.

Ia menggenggam ponselnya erat, jari-jarinya nyaris menekan tombol panggilan yang tak pernah bisa ia lakukan.

"Maaf, Flo. Dunia tempatku hidup terlalu berbahaya untukmu."

Tapi di balik kaca berembun, Gilhan menatap bayangan samar sosok wanita di balkon,Flower, duduk dalam dingin, memeluk tubuhnya sendiri.

Dan entah kenapa, dada Gilhan terasa sesak.

"Aku janji… kalau semua ini selesai, aku akan kembali," bisiknya lirih, sebelum mobil itu perlahan menjauh,meninggalkan rumah yang kini hanya menyimpan "kenangan".

Pagi itu, Flo membuka jendela ruang tamu seperti biasa.

Udara lembap sisa hujan semalam masih terasa menusuk kulit.

 Namun pagi itu, terasa berbeda ada "hampa" yang begitu dalam, seperti rumah itu ikut kehilangan denyutnya sejak kepergian Gilhan

Ia berniat membersihkan kamar tamunya, tempat di mana Gilhan pernah beristirahat selama masa penyembuhannya.

Saat membuka pintu, aroma obat dan antiseptik masih samar terasa.

Di sisi ranjang, seprai sudah dilipat rapi, menandakan Gilhan memang sengaja membereskan semuanya sebelum pergi.

Tapi… di antara lipatan selimut, sesuatu menarik perhatiannya.

Sebuah kalung kecil tergeletak di sana.

Bukan kalung biasa, rantainya terbuat dari baja tipis, dan di ujungnya tergantung sebuah liontin logam berbentuk peluru kecil.

Flo memungutnya dengan hati-hati.

 Benda itu dingin, berat, dan entah kenapa membuat dadanya bergetar.

Ia memperhatikan lebih dekat.

 Di permukaan logam itu, ada ukiran samar, huruf-huruf kecil yang hampir tak terbaca

"G.A — 07"

"Gilhan…" bisiknya tanpa sadar.

1
Putri Buana
lanjut... 👍👍👍
Lili Syakura: yooo ii,😍😍😍😍
total 1 replies
Putri Buana
tolong jelaskan maksudnya apa ini thor? 😆🤣🙏
Lili Syakura: sorry typo, maksudnya waktu kakak cantik...,😍😍
total 1 replies
Putri Buana
banyak banget tagar nya thor, takut lepas ya😆
Lili Syakura: hehe...🤭😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!