NovelToon NovelToon
Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita / Bad Boy / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yourhendr

Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Dia Felix Dawson

‎“Sial… kenapa sakit sekali …”

‎Liora menggertakkan giginya, wajahnya menahan perih yang masih terasa menusuk di tubuh bagian bawah. Setiap langkah kecilnya terasa seperti seribu jarum menusuk dari dalam. Ia berusaha menegakkan tubuh, menata napas agar tidak ada satu pun orang yang menyadari kondisinya.

‎Sepulang dari hotel, ia langsung menuju kantor. Untung saja ia selalu menyimpan pakaian cadangan di bagasi mobil. Kalau tidak, ia pasti harus pulang ke apartemen dan mengambil risiko terlambat masuk kerja.

Bayangkan saja kalau ia datang dengan dress yang semalam ia kenakan—pakaian yang sudah kusut, bahkan sedikit robek akibat ulah pria asing itu. Astaga, membayangkannya saja membuatnya ingin mengubur diri.

‎Pria itu benar-benar gila! Menyebalkan!

‎“Liora!”

‎Suara Rose memanggilnya dari belakang, agak keras, membuat langkahnya terhenti. Liora menoleh perlahan, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang menyerang.

‎“Rose …” Ia tersenyum tipis, meski wajahnya sedikit tegang. Ia tidak boleh memperlihatkan kelemahannya.

‎Rose, dengan rambut pirang bergelombang yang dibiarkan terurai, berlari kecil menghampirinya. Nafasnya agak terengah, tapi mata birunya berbinar penuh kegelisahan.

‎“Kau sudah dengar kabar terakhir soal perusahaan?” tanyanya tanpa basa-basi, suaranya dipenuhi kecemasan.

‎Liora terdiam sejenak. Tentu saja ia tahu. Bagaimana mungkin ia tidak tahu kondisi Ventures Group—tempat di mana ia sudah bekerja lima tahun, dan tiga tahun terakhir menjabat sebagai Operations Manager?

‎Awalnya, kenaikan jabatan itu ia sambut dengan penuh suka cita. Itu adalah hasil dari kerja keras bertahun-tahun, lembur yang tak terhitung, dan dedikasi penuh. Tapi kini? Semua itu terasa sia-sia. Ventures Group berada di ambang kebangkrutan.

‎Bayangan dipecat selalu menghantui. Ditambah luka batin karena ditinggalkan calon suaminya—pria yang lebih memilih wanita kaya raya—membuat hidupnya semakin jatuh. Rasanya seperti dipukul berkali-kali tanpa sempat berdiri kembali. Ia bagai mayat hidup yang berjalan, kosong dan rapuh.

‎“Ada apa lagi, Rose?” Liora akhirnya membuka suara, suaranya serak menahan lelah. “Apa perusahaan benar-benar tidak bisa diselamatkan?”

‎Rose menggigit bibir bawahnya, rautnya sama muram. “Ventures Group akan diambil alih oleh Dawson Group.”

‎Kata-kata itu jatuh seperti bom.

‎“Aku dengar CEO-nya terkenal sangat kejam. Ada rumor, dia pernah memecat karyawan hanya karena kesalahan kecil.” Rose menunduk resah. “Liora … aku takut. Bagaimana dengan nasib kita? Kalau mereka ganti semua karyawan, habislah kita.”

‎Liora memijat pelipisnya. Kepalanya pening, dadanya sesak. Ia tahu skenario terburuk itu sangat mungkin terjadi. Perusahaan besar biasanya tidak segan mengganti sistem lama, bahkan dengan tega menyingkirkan orang-orang yang sudah bertahun-tahun mengabdi.

‎Jika itu terjadi … apa yang tersisa untuknya? Cinta hancur, karir hancur.

‎“Aku tidak tahu, Rose … lebih baik kita berdoa saja semoga CEO itu masih mau mempertahankan kita.” Liora menunduk lesu. “Ayo, kita masuk. Aku butuh duduk di ruang kerjaku.”

‎Rose menahan lengannya. “Tunggu! Jangan masuk dulu. Katanya sebentar lagi CEO Dawson Group akan datang. Semua karyawan disuruh berkumpul di lobi.”

‎Liora menoleh kaget. “CEO Dawson Group? Ke sini?”

‎Rose mengangguk cepat. “Iya, aku baru saja dapat kabar dari staf HR. Beruntung kau datang tepat waktu, Liora. Kalau kau terlambat, kau bisa dalam masalah besar.”

‎Liora mengembuskan napas panjang. Ia merapikan dress mustard yang ia kenakan, mengatur wajah agar terlihat setenang mungkin meski jantungnya masih kacau.

‎Satu per satu karyawan mulai memenuhi lobi. Wajah-wajah mereka dipenuhi keresahan. Liora bisa merasakan ketakutan yang sama dari semua orang—takut kehilangan pekerjaan, takut masa depan mereka runtuh.

‎“Liora, Rose! Segera bergabung dengan tim kalian. Pimpin divisi masing-masing.”

‎Suara lantang itu milik Stella Fleur, Direktur Utama Ventures Group. Perempuan elegan dengan karisma kuat yang dihormati semua orang.

‎Liora mengangguk, lalu bergerak ke arah tim operasional yang dipimpinnya. Rose pun kembali ke divisi keuangan. Mereka berdua sering saling mendukung karena sama-sama memulai karir dari bawah.

‎Stella berdiri di depan semua orang. “Dengarkan aku. Beberapa menit lagi CEO Dawson Group akan tiba. Aku ingin kalian semua bersikap ramah. Singkirkan ketakutan kalian. Harapan kita satu: bertahan di perusahaan ini.”

‎“Baik, Nyonya!” jawab para karyawan serempak, meski suara mereka tak bisa menyembunyikan rasa gugup.

‎Dan tepat saat itu, suara mesin mobil sport hitam terdengar dari luar. Semua mata menoleh.

‎Seorang pria turun dari kendaraan mewah itu. Jas navy membungkus tubuhnya yang tinggi tegap. Wajahnya … terlalu sempurna. Garis rahangnya tegas, sorot matanya dingin, dan aura berwibawa memancar kuat. Para karyawan wanita langsung terpaku, sebagian bahkan menahan napas melihat ketampanannya.

‎Namun tidak dengan Liora.

‎Begitu matanya menangkap sosok itu, darahnya seolah berhenti mengalir. Kakinya gemetar, tubuhnya hampir roboh kalau saja seorang staf tidak sigap menopangnya.

‎“Liora? Kau kenapa?” Rose langsung menghampiri, khawatir.

‎“R-Rose … pria itu …” Liora tergagap. Lidahnya kelu, wajahnya pucat pasi.

‎Rose mengerutkan kening. “Apa kau mengenalnya? Itu CEO Dawson Group, kan?”

‎CEO Dawson Group? Liora tercekat.

‎“Tidak … aku tidak mengenalnya …” jawabnya terbata, buru-buru menunduk, tak berani menatap lagi.

‎Rose masih curiga, tapi ia teralihkan saat Stella maju menyambut pria itu. “Selamat pagi, Tuan Dawson.”

‎Pria itu—Felix Dawson—hanya mengangguk singkat. Suara langkahnya terdengar mantap, setiap gerakannya memancarkan kuasa. Sepasang iris cokelat gelap menatap sekeliling lobi, tajam dan dingin.

‎“Perkenalkan,” suara Stella kembali menggema, “ini Tuan Felix Dawson, CEO Dawson Group. Mulai hari ini, Ventures Group resmi berada di bawah naungan Dawson Group.”

‎Riuh tepuk tangan terdengar. Semua karyawan menunduk hormat.

‎Namun, di tengah kerumunan itu, tatapan Felix mendadak terhenti.

‎Matanya terpaku pada sosok wanita berambut cokelat dengan dress mustard. Wanita itu menunduk, tubuhnya gemetar, berusaha bersembunyi. Tapi Felix mengenalinya. Dengan sangat jelas.

‎“Siapa wanita yang memakai dress mustard itu?” suaranya rendah, tapi penuh kuasa, ditujukan pada Stella.

‎Stella segera melirik ke arah yang ditunjuk. “Itu Nona Liora Jolie, Operations Manager di perusahaan ini.”

‎Sebuah seringai muncul di bibir Felix. Nama itu … Liora. Bagai takdir yang sengaja mempertemukan kembali.

‎“Minta dia datang ke sini,” perintahnya tegas.

‎“Apakah Anda ingin berbicara dengannya, Tuan?” tanya Stella memastikan.

‎“Ya. Bawa dia ke sini.”

‎Stella segera memanggil. “Liora, kemari lah.”

‎Liora membeku di tempat. Sial! Sial! Kenapa pria itu di sini?

‎Rose menyenggol bahunya. “Liora, kau dipanggil. Jangan cari masalah.”

‎Dengan napas terengah, Liora melangkah maju. Setiap langkah terasa seperti menuju tiang gantungan. Ia menunduk dalam, tak berani menatap pria itu.

‎“Angkat wajahmu, Nona Jolie,” suara Felix terdengar dingin, penuh wibawa. “Bagaimana aku bisa berbicara dengan seseorang yang terus menunduk?”

‎Perlahan, sangat perlahan, Liora mengangkat wajahnya. Dan begitu mata mereka bertemu—manik cokelat gelap itu dengan sorot paniknya—dunia seakan berhenti berputar.

‎Felix menatapnya lama, penuh kemenangan. “Wajahmu tidak asing. Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya, Nona Liora Jolie.”

‎Darah Liora mengalir deras ke wajah, membuatnya pucat pasi. Semua orang menatapnya, Stella, Rose, seluruh karyawan. Ia merasa sedang diadili di depan umum.

‎Dengan paksa, ia menyunggingkan senyum tipis. “Anda salah orang, Tuan. Saya belum pernah melihat Anda sebelumnya.”

‎Felix mengangguk pelan, seolah mempercayainya. Namun kemudian, ia melangkah lebih dekat, tubuhnya nyaris menempel, dan membisikkan kata-kata yang membuat seluruh saraf Liora lumpuh.

‎“Apa kau benar-benar yakin bisa melupakan kejadian semalam, Nona Liora Jolie?”

1
🦋™Chanzi®🦋
Aku mampir kak.
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah
bububbb
semangat kakak🥰
Piwpiwputri Pubg
BANTU RAMAIKAN NOVEL BARU AKU YUK 🫶
bububbb
keren banget kak...
kinggg
semangat thor
Yourhendr
bikin hati deg deg an, tunggu episode selanjutnya.!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!