NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:723
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengenalmu Lebih Baik

Pada dini hari yang sejuk, diiringi kicauan burung yang berbisik membangunkan Findra yang tengah tertidur lelap di ranjangnya dengan bertelanjang dada. Perlahan ia bangkit dari tidurnya kemudian duduk sambil memegangi kepalanya yang pusing. 

Tanpa kicauan burung, rumah ini akan menjadi hening tanpa suara apapun. Begitulah kondisi dari rumahnya Findra setiap saat. Daripada di sebut sebagai rumah seseorang, tempat ini lebih terlihat seperti rumah tak berpenghuni.

Findra selalu menjadi anak yang paling bersinar di luar rumah, berbanding terbalik saat ia berada di rumahnya. Ia akan menjadi anak paling murung yang kehilangan cahayanya.

Kehilangan sosok ibu adalah alasan terbesarnya Findra kehilangan cahayanya di rumah. Sialnya lagi sang ayah selalu menyibukkan dirinya sendiri di luar rumah. Ayahnya selalu meninggalkan rumah yang memberikan keheningan untuk penghuni lainnya. 

Masih terlalu pagi untuk seseorang bisa termenung di balkon kamar tidurnya. Di saat fajar bahkan belum menyingsing pun Findra sudah tampak merenung. Sorot matanya tertuju pada gerbang besar yang menjulang tinggi itu. Gerbang yang jarang dilalui oleh sang ayah.

Merenungi nasibnya seperti ini sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi.

Findra membuka handphonenya lalu menekan tombol telepon yang bernamakan Daffin, "Apaan anjir pagi pagi gini. Luh tau ngga ini ganggu?" 

"Gue jemput luh nanti siang. Kita pergi ke rumahnya Ettan!"

Sebelum sempat menjawab ajakan Findra yang lebih terdengar seperti perintah sambungan telepon diputuskan.

Sang fajar pun perlahan mulai menampakkan dirinya. Siang hari ini cukup panas terik sampai 35°. Kulit rasanya seperti terbakar. Hal itulah yang membuat Daffin merengek di sepanjang perjalanan menuju rumahnya Ettan. 

Sesampainya di tempat tujuan tuan rumah tampaknya bingung, "Lah kok pada ke sini? Emang chat di grup mau pada ke sini?" Ettan merasa tidak mendapatkan informasi tentang kedatangan mereka.

Findra sebagai biang keroknya tak menghiraukan kebingungan Ettan. Findra hanya menepuk pundak kanannya Ettan lalu menyelonong masuk ke dalam rumah mendahului sang tuan rumah. Daffin pun bersuara, "Stres," sambil menarik kerah kemejanya Ettan.

"Bangsat! Mau ke sini ngga bilang-bilang. Gue belum mandi ini njir," Ettan kesal lantaran hanya dirinya yang masih berpenampilan kucel. Findra sama sekali tidak mengindahkan gerutuan Ettan. Dirinya hanya sibuk berkutat dengan handphone di tangannya. Ettan pun jadi cemberut karena diabaikan Findra. 

"Bukan cuma luh korbannya. Ini gue juga korban di sini," mendengar itu Ettan hanya menghela nafas.

"Yaudah deh. Gue mau siap-siap dulu. Tungguin!" Ettan pun langsung lari menuju ke kamarnya. 

"Findra, kita mau ngapain di rumahnya si manja?"

Daffin ingin tahu apa tujuan dari pertemuaan tanpa agenda ini. Tapi Findra menahan cukup lama pertanyaannya Daffin dan hanya menjawab, "Yah mau aja."

Bungkam, Daffin tershutdown. Findra memang terkadang menjadi orang yang sulit ditebak. Dia penuh dengan kejutan.

Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah mereka berdua.

"Who's there? Are you lost baby boy?" kemunculan kakak perempuannya Ettan, yaitu Karissa yang entah darimana mengagetkan mereka. 

"Hello sister"

"Hello brother"

Kedua kakak beradik itu saling menyapa, "You mau kemana udah dandan rapi kayak gitu?" selidik Karissa pada adik kecilnya itu.

"Ehh mana ada. Tau tuh si Findra gada angin gada hujan tiba-tiba dateng ke sini."

Karissa menoleh ke arah Findra lalu menyunggingkan senyuman. Karissa menyadari maksud dari kedatangannya Findra ke rumah mereka. Ia yakin tujuan Findra adalah dirinya. Karissa merupakan orang yang paling mampu untuk memahami situasi.

"You mau ketemu sama I kan?" Findra langsung mengangguk.

Ettan dan Daffin yang menyaksikan itu hanya diam dan saling melirik. Ada suatu perasaan ketegangan diantara Findra dan Karissa, "You mau apa?"

"Sister, what is this? Daffin, mencurigakan bukan?"

"Haha, Et—Ettan kita beli cemilan dulu yuk?"

Daffin ingin memberikan mereka ruang tersendiri untuk mengobrol. Ettan yang terheran-heran akhirnya pergi ke luar rumah atas ajakan Daffin.

"Lah kenapa tiba-tiba nyari cemilan?" gerutu Ettan yang tidak dihiraukan oleh Daffin.

Di tengah ketegangan antara Findra dan Karissa dipecahan oleh tawa Karissa, "You beneran suka sama temen I yang waktu itu?" 

Findra sama sekali tidak mengelak dan hanya mengiyakan pertanyaan dari Karissa.

Karissa sudah menyadari sesuatu saat di kafe waktu itu. Di saat ia masih menunggu kedatangannya Seriya, para trio terlihat tengah bersiap-siap akan beranjak pergi. 

Pada waktu inilah Seriya datang lalu memarkirkan mobilnya di parkiran terbuka. Keluarlah Seriya dari mobilnya. Ternyata bukan hanya Karissa yang memperhatikan Seriya. Ada satu orang lagi yang memperhatikan Seriya ia adalah Findra. Findra tampak menggelengkan kepalanya seperti tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Sesaat Findra melakukan itu Seriya masuk kembali ke dalam mobilnya sehingga saat Findra melirik lagi ke luar Seriya tidak terlihat lagi.

Karissa yang menyaksikan itu menyimpul sesuatu. Mereka pasti pernah bertemu di tempat lain dalam ketidaksengajaan. Karissa terlalu hebat untuk menyadari itu.

Satu hal lagi yang meyakinkan alibinya Karissa adalah melihat Seriya yang balik memperhatikan Findra saat akan memasuki mobil bersama dua orang lain temannya.

"Itu terlalu jelas. Aku ingin cerita lengkapnya," Karissa tampaknya sangat antusias dengan kisah di balik semua adegan tadi.

"Aku telat banget yah? Maaf yah sasa," lontar Seriya sesaat sebelum ia menarik kursi untuk duduk.

"Ngga apa-apa, I juga belum lama kok di sini," mereka pun membahas hal yang harus dibahas mengenai proyek kuliah mereka.

Karissa tak sengaja melirik gelang dengan warna zamrud di pergelangan tangannya Seriya. Pemilik gelang yang sadar langsung melepaskan kaitannya lalu menunjukkannya pada Karissa. Begitulah gelangnya Seriya bisa tertinggal.

Karissa kemudian berdehem, "You ngga akan dapet apa-apa dari I tentang Seriya."

Findra sedikit mengernyitkan dahinya, "Bukankah kalian berteman?"

"Listen boy! I sama dia baru-baru ini deket itupun juga karena ada proyek bareng aja. Sebelumnya I ngga kenal sama dia."

"Bolehkah kau menceritakan apapun yang kau ketahui. Aku ingin tahu sesuatu tentangnya walaupun hanya sedikit."

Karissa memang benar-benar tidak terlalu mengenal Seriya. Hanya beberapa hal saja yang ia ketahui, "Oke, listen! I cuma tahu dia tinggal berdua sama kakak laki-lakinya, mereka saudara tiri. I juga ngga tahu gimana kisah orang tua mereka. Intinya udah ngga ada keluarga yang bisa punya hubungan deket sama mereka."

"Mereka benar-benar hanya tinggal berdua? Di rumah semegah itu?"

"Oh iya, I inget kalo Seriya pernah bilang semua pelayan dan petugas keamanan rumah akan selalu pulang sebelum pukul 18:00 WIB. Jadi mereka akan benar-benar berdua setelah sekitaran jam tersebut dan akan kembali ke rumah itu pada pukul 05:00 WIB."

"Apa-apaan itu? Siapa yang membuat aturan aneh seperti itu?" 

Findra merasa aturan jadwal seperti itu sangat janggal. Seakan seseorang ingin memiliki banyak waktu kosong tanpa ada orang. Findra tidak bisa membayangkan akan sesepi apa rumah itu pada malam hari. Rumahnya saja yang masih banyak berseliweran pelayan sudah  sesepi itu lalu bagaimana dengan rumahnya Seriya.

"Tentu saja aturan itu di buat oleh kakaknya Seriya. Satu hal lagi, kakaknya bernama Sanjaya."

Karissa kemudian beranjak bangun setelah mendengar beberapa langkah kaki. Ettan yang melihat itupun bertanya, "Older sister, what are you talking about with him?"

Karissa kemudian menoleh, "Mind you own business," ia pun melenggang pergi begitu saja.

Duo yang baru datang itu kemudian membuka cemilan yang telah dibelinya. Saat sedang asik makan Daffin berinisiatif bicara, "Ettan? Kau tidak pernah memberitahu kami kau punya kakak perempuan," Daffin penasaran karna baru mengetahui kalau Ettan memiliki saudara perempuan. Findra juga sama penasarannya dengan Daffin.

Ettan tidak langsung menjawab, ia memberi jeda beberapa saat, "Sorry, I can't"

Findra memberikan isyarat pada Daffin untuk tidak lanjut bertanya lebih jauh. 

Akhirnya suasana pun terasa begitu canggung diantara ketiganya. Bahkan Suara bell rumah mengagetkan mereka yang dari tadi berada dalam keheningan.

Sebelum Ettan akan beranjak bangun, ia terhenti saat melihat Karissa yang menuruni tangga dengan sedikit berlari untuk segera menghampiri pintu.

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!