NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Motor Matik Pink

"Maaf, ini bukan tempat parkir nenek moyangmu, kan?" bisik Syafa sambil melipatkan kedua telapak tangan di depan mobil van tersebut. Lalu berlari kencang menuju toko tempat kerjanya. Meninggalkan motor matiknya terparkir disana dengan berat hati.

Ketika berlari, sesaat sorot mata Syafa tertuju pada panggung utama. Menatap sang penyanyi idola yang tengah di teriaki ribuan penonton. Dengan susah payah dia melewati kerumunan penonton tersebut. Siapa, ya? Wajahnya tidak asing, bisik Syafa dalam hati, ketika sekilas menatap sang penyanyi. Terserah, ah. Gak penting, lanjutnya.

Selang beberapa menit. Syafa membuka pintu toko dengan pelan. Dia berusaha untuk tidak ketauan oleh lbu Laila. Pemilik toko tersebut. Bukan apa-apa. Terlalu sering dimaklumi Ketika datang telat membuat Syafa tak enak hati. Tapi…

"Kamu sudah datang?" Syafa menggigit bibir bawah saat Bu Laila memergokinya. Dia memutar tubuh, lalu melukiskan senyuman tepat ketika bertatapan dengan Ibu yang usianya menginjak kepala lima itu.

"Kamu habis lari maraton?"

"I-iya, Bu. Maaf telat. Jalanan macet sekali. Ada konser yang gak penting tadi," bela Syafa.

Bu Laila tersenyum. "Sana, minum dulu. Lalu bantu lbu merapihkan bunga tulip, ya."

"Ya. Siap Ibu Bos," canda Syafa. Lalu berjalan cepat menuju bagian belakang toko, dan menyapa Syifa, teman kerja sekaligus kembarannya. Kembaran tapi beda ibu beda bapak. Ya, namanya saja yang seperti kembaran. Syafa, Syifa.

Cring...

Tepat setelah Syafa minum, suara gemerincing pintu tanda ada yang membukanya terdengar nyaring.

"Selamat datang. Assa..." sambut Syafa tertahan.

Deg.

Jantungnya berdebaran. Wajahnya serentak memerah ketika menatap kedatangan seorang lelaki memasuki toko. Lalu wanita itu serentak memutar tubuh, membelakanginya.

"Hey, Syifa. Tolong layani pembeli yang baru masuk. Aku di suruh membatu Ibu, ya." Syafa bicara dengan berbisik. Membuat Syifa mengangkat sebelah alis. Merasa heran.

"Oh, ini... Ini bapak pembawa acara berita kan?! Waah... Selamat datang Pak... Senang sekali bisa dikunjungi Bapak. Mau pesan bunga apa?" sambut Syifa penuh antusias. Sementara Syafa, dia sibuk sembunyi dibalik bunga-bunga.

"Saya masih muda lo, Mba. Tidak usah panggil Bapak," komentar lelaki yang dihindari Syafa itu dengan ramah.

"lya, baiklah Kak Barra Rafeyfa Galal..."

"Mba tau nama saya?"

"Ah... Kakak. Siapa yang tidak kenal dengan pembawa acara berita ganteng seperti Kakak, coba? Ehehe."

"Begitu? Saya terharu jadinya. Kalau begitu saya pesan bunga mawar dua ya, Mba," ucap lelaki bernama Barra dengan postur tubuh tegap tersebut penuh ramah.

"Waaah... Dua? Oke. Karena Kakak ganteng dan ramah. Tidak apa-apa. Saya maklumi meskipun punya pacar dua," Syifa asal tebak.

"Hm?” komentar Bara. Ada senyuman yang cukup lebar terbit diwajahnya. “Terimakasih atas pengertiannya. Asal Mba tau. Bunganya satu untuk pacar saya yang usianya 50 tahun lebih, dan satu lagi, untuk Mba," kata Barra.

"Lima Puluh?"

"Ya, Ibu saya," jelas Bara dengan seulas senyuman hangat.

"Hm, romantis sekali. Tapi.. kenapa untuk ku?" Wajah Syifa tampak berbinar.

"Karena Mba sudah tau nama saya." Bara dan Syifa tertawa.

Ketika Syifa asik bicara dengan lelaki bernama Barra. Di sisian toko, Syafa tengah berusaha mengendalikan degup jantungnya. Ya, sama seperti Syifa, dia pun mengagumi lelaki itu. Mengagumi kecerdasannya. Menyukai pekerjaan yang menjadi cita-citanya sejak dulu. Cita-cita yang tak jua tercapai. Ya, lelaki itu memiliki segala yang disukainya. Kecerdasan, dan pekerjaan. Presenter. Jika Allah mengizinkan, suatu saat Syafa ingin menjadi seorang presenter.

Sementara itu, di tengah alun-alun kota, seorang penyanyi dengan paket komplit ketampanan dan tubuh atletisnya tengah berjalan cepat menuju mobil van putih miliknya. Lelaki itu dikelilingi banyak bodyguard serta assistant.

"Bisa lebih cepat jalannya?!" bisik sang penyanyi pada seorang manajer bertubuh tambun yang berjalan didepannya dengan penekanan.

"Ini juga sedang berusaha. Kamu tau sendiri fans mu gila-gila semua," tuturnya.

"Saya potong gaji kamu kalau sampai ada wanita yang menyentuh saya!" ancam penyanyi yang diteriaki Kak Laki itu, tegas. Lalu memamerkan senyuman pada para fans nya.

"Gila. Sadis lu!" bisik lelaki tambun bernama Damar itu tersungut-sungut.

"Lalu buat apa saya membayar banyak bodyguard kalau fans saya masih tetap bisa sentuh saya?! Kalau ada yang berhasil sentuh saya, lalu jadi gosip. Dosanya tanggung sama, lu!"

"Ya elah, sentuh dikit mah gak dosa kali. Gak pake napsu."

"Lu gak bisa lihat?! Tatap mata mereka penuh napsu semua!! Sampai akhir title King Of Untouchable Singer bakalan saya pertahankan!"

"Ya, ya. Baiklah. Masuk mobil! Aman kan? Gak tersentuh?! Catat! gaji saya gak di potong!" rutuk Damar sambil membukakan pintu mobil van untuk Laki. Ya, begitulah. Karena Damar teman sejak SMA yang terus mengikuti Laki sampai sekarang, cara bicara mereka satu sama lain seringkali berubah-ubah. Kadang saya kamu, kadang lu gua, dan lain-lain. Tergantung mood.

Laki menghempaskan napas lega. Membuka kaca mata. Menyandarkan tubuh di jok mobil. Dia berusaha menenangkan hatinya yang tegang. Setiap kali selesai konser, ketegangan itu selalu dialaminya. Takut tiba-tiba saja fans nya menyentuh dirinya, memeluknya. Jujur Laki takut sendiri membayangkan hal itu.

Meskipun Kak Laki seorang penyanyi, diusahakan jangan terlalu sering bersentuhan dengan lawan jenis, ya. Bukan mahram. Dosanya sampe ke Ami sama Abi. Itu amanat Ami Halila. Ami kecintaannya. Makanya, sekuat tenaga Laki berusaha mena’ati perintah Ami nya. Dan terlebih perintah Sang Penguasa Semesta.

Setelah beberapa menit, Laki yang tengah memejamkan mata dan menutup telinga dengan headset, perlahan membuka mata. Ada yang tidak beres. Sejak lama mobil nya tak jua melaju. Ada apa?

"Pak Maman, kenapa mobilnya gak maju-maju? Mana Damar?" tanyanya.

"Oh, itu Den. Mobilnya... Mobilnya tidak bisa maju," jawab Pak Maman ragu.

"Mogok maksudnya?"

"Bukan, Den. Itu... di depan mobil banyak motor yang parkir," jelasnya.

"Apa?! Bukannya kita sudah bayar lebih supaya parkiran di depan mobil kita di kosongkan?!"

"lya, Den. Tapi... Sepertinya ada yang memindahkan plangnya. Motor matik pink menjadi ketua geng penghalang mobil ini, Den. Lihatlah," anjur Pak Maman.

Serentak Laki mendongak ke kaca depan mobil. Dan dia melihat motor matik pink terparkir manja tepat di depan mobilnya. Seorang diri. Lalu di belakang motor matik pink tersebut berjejer belasan motor terparkir lainnya. Ya, benar kata Pak Maman. Motor matik pink ketua geng nya, rutuk Laki dalam hati.

Laki mulai mengetik pesan di layar handphone yang di tujukan pada Damar.

“Saya tidak peduli bagaimana caranya! Cari tau pemilik motor matik pink yang menyebalkan itu sampai ketemu! Tuntut! Kalau perlu perkarakan ke pengadilan!”

Damar menunjuk pesan yang di kirim Laki menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Dia bayangkan dua bola mata sahabatnya itu tertengger di layar handphone dan di tusuk-tusuk oleh kedua jari tangannya. Kalau ngomong tuh enteng banget ni anak, Damar membatin.

To be continued ...

1
iqueena
Aku baca sedikit bersemangat kak😭, LAKIK💪🏻
Yoona
🤣😭
Mamaz
Makin seruuuu.... semangat lanjut terus thor
Mamaz
Tau rasa dimarahin kamu Ki. usil sih...
Mamaz
Haha Laki... kamu lucu....
Dewi Ink
pikiran kotor wanita😂😂
CumaHalu
Ya, aku akan kembali lagi besok Laki-lakiku🤭
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!