Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03
Tami masih setia menatap wajah putri kecilnya,dan mengingat suaminya.
**
flashback.
"Mau kemana bang?"ujar Tami
"..."
"bang,kamu mau kemana?"Tami bertanya kembali
"..."
yang di tanyain hanya diam,dan acuh.
"bang Rizal,kamu mau kemana sih?kok rapi dan wangi?"Tami bertanya kembali
"apa sih!"ujarnya tak suka
"kamu mau kemana bang?.kami ikut boleh?"ucap Tami sambil tersenyum lebar
"gak!.(terjeda)Aku mau ke pernikahan temanku,kalian dirumah saja.aku tak mau kalian menggangu aku di sana"ujarnya lalu meninggalkan Tami yang membisu.
Tami terkejut dengan ucapan suaminya,ia merasa itu bukan bang Rizal yang dia kenal.
Tami belari kecil sambil menghampiri suaminya.
"ikut ya bang,aku dan Vania bosen dirumah"ujarnya lembut seperti merayu.
"aku bilang tidak ya tidak,mau ngapain ikut!.dasar kegatelan!"ujar Rizal.
tampa permisi suaminya pergi tampa berpamitan.
Tami tersenyum getir,dengan celotehan suaminya yang sangat menyakiti perasaannya saat ini.tami mencoba menahan tangisnya, tetapi air mata itu jatuh dengan sendirinya.
ucap Rizal terngiang-ngiang di pikirannya,apa ia seburuk itu di pandangan suaminya.
"mamih,tita gak jadi pelginya?"ujar anaknya sudah memakai pakaian cantik.
"tidak sayang,papi rupanya ada kerja.jadi kita tak bisa ikut"ucapnya lembut
"yahh...ketewa dong Vania mihh,"ucapnya dengan melipat dua tangan di dada nya,dan memasang wajah cemberut.
Tami tersenyum melihat tingkah gadis kecil itu.
"jangan kecewa dong,kalau papi libur kan kita di aja jalan-jalan seperti dulu sayang"
"ya udah deh mihh,Vania danti baju duyu ya"ucapnya.
"iya sayang "ucap Tami
Tami mengajak anaknya bermain,agar sang anak tak menanyakan kapan sang ayahnya pulang?.
lelah bermain vania tertidur pulas di sofa,Tami menggendong gadis kecil itu ke dalam kamar.
pelan-pelan Tami merebahkan malaikat kecilnya di ranjang.tami menatap anaknya sejenak,lalu menyelimuti dan mengecup pucuk kepalanya.
"selamat tidur sayang"ujarnya sembari tersenyum.
Tami meninggalkan anaknya di dalam kamar sendiri dengan keadaan tidur,ia berjalan menuju sofa dan duduk sembari menunggu sang suami.
beberapa kali Tami melihat jam dinding, tetapi tidak ada terdengar ketukan pintu,padahal sudah sangat larut malam .
entah terlalu lelah,Tami terlelap di sofa itu.
terdengar beberapa kali ketukan pintu cukup keras.
Tami pun terjaga dari tidurnya,lalu membuka kan pintu tersebut.
"kau budek!"ujar laki-laki yang berada di depan pintu,siapa lagi kalau bukan suami tercintanya.
"maaf bang,aku ketiduran"ucapnya pelan
"dasar"Rizal berlalu pergi.
Tami buru-buru mengunci pintu dan mengikuti suaminya sampai di kamar.
"kamu minum bang?"
"apa kau tanyak-tanyak aku"ucap Rizal
"maaf bang"Tami hanya bisa mengucapkan maaf dan menunduk,ia takut suaminya akan kasar terhadapnya.
Rizal memandangi Tami dari atas sampai bawah,karena pengaruh alkohol Rizal merasa gejolak untuk bersetubuh dengan istrinya.
"sayang sini sayang"ucap Rizal lembut sembari menarik lengan istrinya.
Tami takut tetapi ia menurut apa yang suaminya ucapakan.
"sayang kamu cantik banget, kamu tau kenapa aku pulang, karena makan sama untuk kawin bisa di luar,aku pulang Karena ini tempat pulang ku.tenang Abang tak pernah jajan diluar,kamu percaya kan sayang"ucap Rizal di depan wajah Tami,tami hanya mengangguk takut.
"aku buka ya bajunya?"ujar Rizal,Tami masih mengangguk patuh.
**
lalu Tami tersadar dari lamunannya, yang selalu terlintas di benaknya ia hanya tempat pelampiasan suaminya.
udah muncul bibit² pembinor😆