Lisa mencoba mempertahankan pernikahannya,yang sudah tidak sehat demi anak nya karena anaknya begitu dekat dengan ayahnya.Tapi seiring berjalannya waktu suami dan mertuanya semakin tidak menghargainya,dan bahkan mertuanya dengan terangan-terangan mendukung suaminya untuk selingkuh.
Apakah lisa mampu mempertahankan rumah tangganya yang sudah tidak sehat apakah dia berani bercerai dengan suaminya yang selalu mengancam anak ikut dengannya sementara dia begitu mencintai papanya.
Ikuti kisah ini jangan lupa dukuangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis remahan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3 ~ Suami bermuka dua ~
Selama beberapa tahun ini Antoni begitu menikmati hasil jerih payah istrinya dan dengan polosnya Lisa tidak mempermasalahkan hal itu hingga perlahan dia menyadari sikap manis suaminya yang terlalu manis di depannya saja.
Keesokan paginya Lisa berangkat kepasar seperti biasanya,dia menitipkan Celin ke tetangganya seperti biasa,dia lebih percaya orang lain yang menjaga anaknya dari pada mertuanya sendiri yang nota bene tidak ada kegiatan di rumahnya.
" Bude aku titip Celin ya." Ucap Lisa kepada wanita paruh baya itu.Dia membayar wanita itu setiap harinya lima puluh ribu dan untungnya wanita itu sangat menyukai Celin hingga dia selalu menjaga Celin seperti anak sendiri.
" Celin sayang cup...cup....,Dia masih tidur." Jawab wanita itu sambil mengambil Celin yang masih tidur dari pangkuan Lisa.
" Aku pamit bude." Ucap Lisa setelah menyerahkan tas tempat barang-barang anaknya.Lisa menaiki motor bututnya ke pasar tempat dia berjualan,semua barang dagangannya sudah dia siapkan sejak jam tiga pagi tadi.
Sesampainya di pasar dia membuka warung kecilnya lalu menyusun semua menu makanan yang sudah dia siapkan sebelumnya di atas meja setelah itu dia menyibak gorden penutup etalase menu jualannya.Dia berjualan begitu terjaga kebersihannya baik itu lingkungan,kain lap dan juga barang-barangnya itulah sebabnya dia sudah banyak langganan apalagi jualannya sangat terjangkau untuk para tukang ojek dan orang-orang yang jualan di pasar itu.
Tidak lama kemudian setelah dia membersihkan seluruh pekarangannya,serta meja dan kursi para langganannya mulai berdatangan untuk sarapan sebelum melakukan aktifitas mereka hari ini.
Semakin hari pelanggannya semakin banyak hingga kadang dia kewalahan untuk melayani para pembelinya,dia sengaja tidak memakai tenaga baru karena dia takut mertua dan suaminya mengetahui kalau usaha kecilnya mulai berkembang.
" Wah ramai hari ini ya mbak? dari tadi aku lihat mbak sibuk melayani mereka." Ucap seorang wanita yang sedang memesan makanan dan kebetulan dia dilayani paling akhir karena dia datang belakangan dan wanita itu satu tempat kerja dengan suaminya.
"Kadang-kadang saja mbak,kebetulan saja hari ini ramai,namanya jualan ada pasang surutnya." Jawab Lisa sembari mulai membungkus pesanan wanita itu.
" Ah mbaknya terlalu rendah hati,aku yakin mbak sudah banyak uang,apalagi semalam mas Antoni dapat bonus dari kantor pasti langsung dikasih sama mbaknya,aku lihat mas Antoni tipe suami yang sangat mengutamakan keluarga." Ucap wanita itu sambil bercerita.
" Dapat bonus mbak,oohh dia memang kasih uang semalam tapi aku lupa bertanya itu uang apa karena sibuk.Ini pesananya mbak." Lisa menyerahkan bungkusan kepada wanita itu lalu menerima bayarannya.
Setelah wanita itu pergi,Lisa duduk di kursi yang kebetulan warungnya sudah kosong,dia sengaja berbohong kepada wanita itu karena tidak ingin suaminya di remehkan dikantornya karena tidak memberikan bonusnya.
" Tega sekali mas Antoni,aku bekerja setengah mati untuk membantunya dengan teganya dia menyembunyikan bonusnya bahkan untuk mengisi token saja dia enggan untuk memberikannya." Ucap Lisa dalam hati merasa telah dipermainkan suaminya.
Setelah semua jualannya habis,lisa menyusun barang-barangnya lalu pergi belanja untuk jualan besok dan juga untuk makan mereka hari ini.
Lisa kembali ke rumahnya setelah menjemput Celin,lalu dia meletakkan barang-barangnya di meja dapur saat itu dia tidak melihat mertuanya di rumah,Lisa mengabaikannya saja dia membawa Celin ke kamar dan menidurkan anaknya di atas ranjang.
Saat keluar dari kamar,bertepatan mertuanya juga masuk ke dalam rumah sepertinya wanita tua itu habis belanja karena di tangannya ada beberapa barang belanjaan.
Lisa terdiam menatap mertuanya,hingga wanita itu menatap balik ke arahnya dengan tatapan sinis dan angkuh.
" Ngapain kamu menatap ku seperti itu? Kamu iri melihat ku bisa belanja seperti ini,ingat aku tidak memakai uang mu,jadi menunduklah di depanku karena sampai kapan pun kamu tidak akan mampu sepertiku." Ucap Ratih dengan sinisnya.
Lisa menarik napas dalam-dalam lalu melepaskannya secara perlahan,ingin sekali dia memberitahu segalanya kepada wanita itu tapi dia masih berusaha untuk menahannya.Saat hendak kembali ke dapur adik iparnya juga kembali sama seperti mertuanya wanita itu membawa belanjaan yang banyak sepertinya mereka mendapat uang yang banyak.
" Ibu...!! Hari ini aku senang sekali akhirnya aku bisa membeli barang yang sudah lama kuinginkan." Ucap Viona dengan nada tinggi seperti sengaja memamerkannya dihadapan kakak iparnya.
" Lagi panen ya bu,enak banget punya anak yang berbakti seperti mas Antoni,ibu beruntung sekali." Ucap Lisa sedikit berani,dia begitu kesal melihat mertua dan adik iparnya yang sengaja memancingnya.
" Iya dong,dia harus jadi anak yang berbakti,aku menyekolahkan dia tinggi-tinggi agar bisa membahagiakan aku di masa tua,bahkan aku menjual rumahku di kampung agar bisa memberikan dia rumah untuknya,emangnya kamu,manusia yang tidak ada gunanya sama sekali." Jawab mertuanya sinis.
" Oohh begitu ya bu,jadi ibu bangga anak ibu berbakti sementara dia melupakan tanggung jawabnya sebagai suami?"
" Apa maksud mu hah...Kurang enak apa kamu,rumah sudah ada,suami kerja kantoran kamu jualan setiap hari tapi hasilnya tidak ada,lebih baik kamu tidur saja di rumah." Ucap mertuanya lagi meremehkan Lisa.
"Sebelum ibu berbicara seperti itu seharusnya,ibu tanya anak ibu,kalau aku tidak banting tulang jualan setiap hari aku tidak yakin anakmu yang sarjana itu mampu membiayai kuliah Viona."
" Da_
"Bu..
Pada saat yang bersamaan saat Ratih ingin melayangkan pukulan ke wajah Lisa Antoni masuk ke dalam rumah dan memanggil ibunya hingga Ratih menghentikan tindakannya.
" Apa sih yang kalian lakukan,apa kalian tidak punya rasa malu lagi?"
" Tanya pada ibumu mas,dia selalu meremehkan aku,walaupun aku hanya jualan sarapan paling tidak mas aku bisa memenuhi kebutu_
Belum selesai berbicara Antoni dengan kasar menarik pergelangan tangan Lisa lalu menariknya ke kamar mereka.
"Biarkan aku menyelesaikan ucapanku mas,kenapa..!! Kenapa kamu takut kalau aku mengungkapkan semuanya,apa kamu terlalu menikamati setiap pujian yang dilontarkan ibu kepada mu di hadapan teman-temannya hah?" Teriak Lisa dengan nada tinggi kali ini dia sangat marah dan rasanya dia sudah tidak mampu menutupi semuanya.
" Lisa..!!tunggu kamu kejam sekali,sabar sedikit dengan sikap ibu kenapa sih dia sudah tua,aku hanya di hari tuanya ini dia bangga punya anak sepertiku_
"Dengan mengorbankan perasaan ku begitu maksud mu mas?" Lisa menyela ucapan suaminya yang selalu saja berbicara seperti itu jika mereka sedang bertengkar.
Antoni mengenggam tangan lisa lalu menatap wajahnya,dia bersikap seperti biasa memohon pengertiannya sebagai istri.
" Lisa,aku mohon hormati ibuku,dia begitu susah payah membesarkan aku dan juga Viona."
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹