NovelToon NovelToon
Anak Bos Yang Kabur

Anak Bos Yang Kabur

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lisa

Seorang bocah ikut masuk dalam mobil online yang di pesan Luna tanpa ia sadari karena mengantuk. Setelah tahu bahwa ada bocah di sampingnya, Luna ingin segera memulangkan bocah itu, tapi karena kalimat bocah itu begitu memilukan, Luna memilih merawat bocah itu beberapa hari.

Namun ternyata pilihannya merawat bocah ini sementara, membawa dampak yang hebat. Termasuk membuatnya berurusan dengan polisi bahkan CEO tempatnya bekerja.

Bagaimana kisah Luna membersihkan namanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3

Saat Luna pulang dengan seorang bocah di gendongannya, Bi Muti yang tinggal satu atap dengan Luna terkejut. Dia janda yang sudah di tinggal mati suaminya. Karena anak-anaknya tinggal bersama suami mereka, Luna yang saat itu cari tempat kost mendapat keberuntungan dengan tinggal satu atap dengan perempuan ini dengan harga tidak mahal.

 

“Anak siapa? Jangan bilang tiba-tiba kamu punya anak, Luna.” Bi Muti langsung menuduh Luna seraya memerhatikan si bocah.

 

“Tidak mungkin. Pacar saja belum ada. Tidak mungkin aku punya anak," sangkal Luna sambil melebarkan matanya. "Aku tidak tahu dia anak siapa, Bi.”

 

“Hah? Tidak tahu? Kalau tidak tahu, kenapa bisa bersama mu? Kamu menculiknya, ya?” tanya Bi Muti terkejut.

 

“Ih, Bi Muti. Bukan begitu. Aku memang tidak tahu siapa anak ini. Karena tiba-tiba saja ia menyusup masuk ke dalam ojek online tanpa aku sadari," kata Luna menjelaskan.

 

“Ojek online? Mobil?” Bi Muti memperjelas.

 

 “Iya.”

 

“Gaya banget, berlagak elit,” ejek Bi Muti. Karena dia tahu gadis ini saja kost di rumahnya dengan biaya tidak begitu mahal. Namun ejekannya bukan benar-benar untuk menjatuhkan Luna. Sekedar olok-olok biasa saja.

 

“Ih, Bi Muti. Aku naik mobil online karena murah. Bukan mau bergaya elit,” protes Luna. “Bi. Tolong bukakan pintu. Aku enggak bisa masuk karena anak ini berat,” pinta Luna sambil menunjuk ke arah pintu kamar sewanya.

 

“Kuncinya mana?” tagih Bi Muti.

 

“Di saku tas,” kata Luna. Bi Muti pun menggeledah tasnya dan menemukan kunci. Lalu membantu Luna membuka pintu. Luna pun langsung masuk ke kamar tidurnya. Dengan hati-hati, ia rebahkan tubuh bocah itu di atas ranjang. Merapikan rambut anak ini yang gondrong juga keriting.

 

“Wajahnya tampan. Pasti bapaknya juga tampan,” pendapat Bi Muti.

 

"Sepertinya begitu," sahut Luna sambil mengusap kepala bocah laki-laki itu. "Tapi dia agak menyebalkan tadi." Luna masih ingat lagak bocah itu sebelumnya.

 

“Benarkah?" Bi Muti melihat ke arah bocah itu. Ayo katakan. "Lalu, siapa bocah ini?” Rupanya Bi Muti masih ingat soal pertanyaannya tentang siapa anak ini.

 

“Kita bicara di luar saja,” bisik Luna takut membangunkan bocah itu. Mereka pun keluar dari kamar. Lalu mengobrol di depan tv. “Aku tidak tahu anak itu siapa. Saat turun dari mobil tadi, tiba-tiba dia ada di sebelahku,” ujar Luna bercerita awal dia bisa bersama bocah ini.

 

“Kamu pasti ketiduran di mobil, ya? Kok bisa enggak tahu kalau ada bocah duduk bersama mu,” tebak Bi Muti yang sudah hapal dengan Luna karena tinggal di rumah ini bersama.

 

Luna meringis ketahuan. "Iya. Aku lelah, jadi mengantuk."

 

“Dasar anak ini,” kata Bu Muti sambil memijit bahu Luna gemas.

 

“Iya. Pundak ku lelah. Bi Muti bisa memijitnya terus,” kata Luna malah menyodorkan bahunya untuk di pijat. Plak. Bi Muti malah menghadiahkan pukulan di punggung perempuan ini.

 

“Sakiit ...” rintih Luna. Lalu memegang punggungnya agak lama. Memijitnya pelan demi menghilangkan pukulan Bi Muti tadi.

 

“Jangan bercanda terus. Lanjutkan kalimat mu tadi," kata Bi Muti sangat penasaran. Luna akhirnya mulai serius.

 

“Awalnya aku terus memaksanya mengaku, dia anak siapa. Namun setelah kita bicara dan dia mengatakan kalau dia lebih baik mati aku makan daripada ...”

 

“Kamu makan? Memangnya kamu sedang menjadi apa?" potong Bi Muti heran.

 

“Manusia kanibal." Luna terkekeh. "Aku menakutinya agar dia takut tinggal denganku dan meminta aku mengantarkan dia pulang. Namun ternyata dia lebih memilih mati daripada tinggal dengan mama tirinya.” Luna menaikkan alisnya prihatin.

 

Mendengar cerita Luna tentang kata-kata bocah itu, Bi Muti ikut prihatin. Akhirnya Bi Muti setuju Luna merawat bocah itu karena kasihan sementara waktu.

 

...***...

 

“Ngg ... Ngg ...” Bocah yang tidur di ranjang kecil milik Luna mengigau. Namun tidak ada reaksi apapun dari Luna yang tidur di bawah beralaskan kasur lipat.

 

“Ngg ... Ngg ...” Terdengar lagi igauan anak ini. Luna benar-benar terlelap karena kelelahan hingga dia tetap tidak mendengar igauan bocah yang makin lama makin keras saja.

 

“Mama! Mama!” teriak bocah itu. Baru karena teriakan ini, Luna akhirnya bangun.

 

“Apa? Apa?” tanya Luna setengah sadar dan panik karena terkejut. Ia sudah membuka mata, tapi masih dengan setengah jiwanya

 

“Mama!” teriak bocah itu lagi. Luna langsung bangkit dari tidurnya dan duduk di tepian ranjang.

 

“Tenang bocah. Tenang ... Aku ada di sini,” kata Luna sambil mengusap kepala anak itu. Lalu Luna bangkit dari duduknya dan mengambil tisu. Kening bocah ini berkeringat. Luna mengelap keringat dingin di kening Elio. Lambat laun, teriakan bocah itu berganti menjadi pelan. Mirip sebuah gumaman.

 

“Mama ...”

 

“Iya ....” Luna menepuk pantat bocah ini dengan lembut. Matanya yang tadi masih melek merem dengan separuh jiwa, kini sudah mulai cetar. Luna mengipasi bocah ini dengan karton sambil duduk di tepi ranjang. Bikin repot memang karena kenapa tidak menyalakan kipas. Namun Luna takut masuk angin karena dia tidak tahan dengan kipas angin. Perlahan ia pun mengantuk hingga tertidur sambil duduk.

 

 

...____...

1
Imel Nafis
😊😊 tambah masalah 👍👍
Lies Atikah
semoga kembar thor biar rame hehe
Lies Atikah
Gak Jelas banget Si Lan ini udah luna jangan maksa orng yang plinplan tinggalin dulu beri pelajaran enak aja memperlakukan orang kaya sampah keterlaluan kamu Lan
Lies Atikah
oh jadi Lan itu bertepuk tangan sebelah alama cian banget
Lies Atikah
sat set lan gas keun kalau suka bilang langsung tonk plitat plitut
Lies Atikah
selidiki lan hari gini percaya surat wasiat kecuali langsung dari mulut istri mu sebelum meninggal nah baru tuh yakin
Lies Atikah
lan mah pelit masa gak bawa apa 2 bawa batu ke mana bawa anak lagi
Lies Atikah
semoga segera ketahuan belang nya si manora
Lies Atikah
pintar dikit napa sih Lan kamu kan ceo masa bisa di kadalin bodoh di pelihara
Lies Atikah
mampir thor
Ririn Nursisminingsih
Ian juga bodoh percaya aja sama suray wasiat.. selidiki dulu dong
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Mrs.Riozelino Fernandez
bahasa kalbu mereka perlu di acungi jempol...TOP 😂😂😂😂
Mrs.Riozelino Fernandez
😂😂😂😂😂😂😂
Mrs.Riozelino Fernandez
😆😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Siti Nurjanah
oh ternyata karin yg dengar kirain danar
Siti Nurjanah
betul itu lan..... dan mulailah untuk menyelidiki
Siti Nurjanah
apa dulu yuda dan lan mencintai orang yg sama trs dia memilih lan. dan sekarang yuda punya dendam dgn lan
Siti Nurjanah
jd geram q ama lanbkatanta CEO yg di takuti kenapa bodoh bgt tidak menyelidiki keakuratan surat wasiat itu. semoga asprinya tau kalau pengacara dan naura punya kesepakatan. dan tau kalau srlain lan naura punya kakasih lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!