NovelToon NovelToon
Orang Ketiga

Orang Ketiga

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: violla

Bukan novel Plagiat! Kalau ditemukan isi(Alur, nama tokoh, seting tempat, waktu, sudut pandang) cerita sama dengan yang lain, silahkan report karya ini, namun kalau tuduhan itu tidak terbukti, saya yang akan balik mereport anda, seperti itu😊

Berdasarkan kisah seorang teman ditambah dengan bumbu-bumbu halu. Nama dan profesi disamarkan. Sebut saja namanya Lia, dia datang ke kota untuk mencari kerja, sampailah dia bertemu dengan Sera, yang menawarkannya untuk bekerja menjadi pengasuh anaknya, dan inilah kisahnya.

Awalnya kupikir rumah tangga yang aku jalani dengan Mas Haris selama tiga tahun ini baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah, saat itu aku tidak sengaja membuka pesan mesra yang dikirimkan suamiku untuk wanita lain, aku bertanya-tanya, siapa wanita itu? Mungkinkah Mas Haris cuma bercanda dengan rekan kerjanya?

Tapi ternyata orang ketiga itu adalah orang terdekatku, orang yang tinggal satu atap denganku, orang yang aku perlakukan dengan baik, ternyata dia orang ketiga di dalam rumah tanggaku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tes DNA Bayi Lia

LIA

Aku pikir aku akan menjadi Nyonya besar setelah menjadi istri Mas Haris, tapi ternyata semua sama saja, bahkan kehidupanku yang sekarang jauh lebih sulit dibandingkan yang dulu. Semua ini karena Sera, perempuan licik itu sudah berhasil membawa pergi semua uang Mas Haris, dan bodohnya Mas Haris tidak pernah menuntut harta gono-gini.

Kami keluar dari rumah itu dengan cara tidak terhormat, awalnya aku pikir rumah itu milik Mas Haris, aku begitu bahagia saat Sera keluar dengan membawa koper dari rumah, tapi belakangan aku tahu kalau rumah itu milik perusahaan, aku marah dan kecewa, tapi tidak mungkin aku menuntut cerai dari Mas Haris, siapa yang nanti akan membayar biaya persalinan anakku ini?

Dan di sinilah kami menetap, menumpang di rumah mertua yang banyak aturan, aku harus masak, membersihkan rumah, menanggung semua biaya pengeluaran, padahal uang dari Mas Haris tidak terlalu banyak, setiap hari aku harus pintar-pintar membaginya. Belum lagi hampir setiap hari mama mertua menjemput dan membawa Bima ke rumah ini, anak majikan yang dulu aku asuh, kini sudah menjadi anak tiriku, aku tidak membencinya tapi aku membenci mamanya, karena Sera aku jadi hidup susah.

Mas Haris begitu bahagia bisa bermain dan memeluk anaknya, bahkan sesekali dia sendiri yang mengantarkan Bima kembali ke rumah Sera, aku yakin karena ini juga Mas Haris tidak pernah lagi menyentuhku. Aku ini menyandang status sebagai istrinya, tapi tidak pernah menjadi teman tidurnya, Mas Haris selalu saja menghindariku. Padahal dulu mudah sekali merayunya, hanya dengan memakai pakaian minim, dia sudah mabuk kepayang, tapi sekarang dia sangat sulit untuk dijangkau.

Terkadang, Mas Haris sering melamun dan menyendiri, aku tahu dia masih memikirkan Sera yang licik itu, mengingatnya benar-benar membuatku muak, bahkan tidak jarang kami bertengkar karena Mas Haris sering membanding-bandingkan aku dengan Sera. Padahal sudah jelas aku lebih cantik darinya.

Kenapa perutku semakin sakit? Sudah hampir dua hari aku mengalami sakit perut, tapi kali ini lebih sakit dari yang sebelumnya.

"Mas...! Mas Haris...!"

Dengan menahan sakit, aku menjerit memanggil Mas Haris, sepertinya sebentar lagi bayiku ini akan lahir, aku harus bagaimana? Yang kutahu Mas Haris akan melakukan tes DNA, semua karena Sera sudah membongkar hubunganku dengan Eko, aku sendiri bahkan tidak tahu anak ini anak siapa, karena diam-diam aku pernah melakukan hubungan terlarang dengan Eko.

Bahkan di hari pernikahanku dengan Mas Haris, Sera benar-benar membuat aku malu, dengan membongkar masa laluku saat aku masih di kampung, sejak saat itu Mas Haris jadi semakin meragukan anak ini.

"Mas, tolong aku, Mas... aku mau melahirkan!"

"Lia ...!"

"Akhirnya, kamu datang, Mas. Cepat tolong aku Mas, aku mau melahirkan! Bawa aku ke rumah sakit!"

Mas Haris menggendongku keluar dari kamar.

"Ma, tolong bukakan pintu mobil, Lia mau melahirkan!" teriak Mas Haris, dia membawaku ke dalam mobil bersama mama mertua yang tidak pernah menganggap aku ada, bahkan sering kali membandingkan dan membanggakan Sera di depanku, aku semakin membenci Sera.

****

Haris

"Sakit ... Mas! Sakit sekali, kamu tega meragukan anak ini Mas, kamu gak lihat gimana aku berjuang melahirkan anak kita?"

Sepanjang perjalanan Lia terus saja histeris menahan sakit, aku teringat saat Sera melahirkan Bima, dia juga berjuang dan bertaruh nyawa demi anakku, tapi aku dengan tega menyakitinya.

"Sakit, sekali Mas, ini anak kamu Mas!"

"Sabar lah Lia, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit."

"Kamu jangan banyak bicara Lia, harus banyak berdo'a."

Mama juga tampak panik, begitu sampai di rumah sakit, Dokter segera menangani Lia, aku juga menemaninya di ruang bersalin, Lia menjerit, memukul, menangis dan menjambak rambutku, kurang lebih hampir 5 jam proses persalinannya lancar dan normal.

Bayi yang dilahirkan Lia berjenis kelamin laki-laki, bayi yang masih merah dan mungil, tanpa sepengetahuan orang lain, aku meminta Dokter untuk mencocokkan DNA kami. Kalau terbukti bayi ini bukan darah dagingku, maka aku tidak akan memaafkan Lia.

Malam ini langit sangat gelap, dengan di temani petir dan rintik hujan, aku berdiri di depan pintu butik Sera, tanganku gemetaran memegang hasil tes DNA yang aku dapat dari Dokter beberapa saat yang lalu.

Tok...Tok...Tok...

"Sera...! Sera buka pintunya!"

Aku berteriak memanggil nama Sera, berulang kali aku mengetuk pintu ini, aku tidak perduli dengan kebisingan yang aku timbulkan.

"Mas Haris? Kamu ngapain ke sini malam-malam gini, Mas?" Sera terkejut melihatku, aku tidak bisa bicara lagi, aku berinisiatif memeluknya.

"Untuk yang terakhir Sera, biarkan aku memelukmu seperti ini, aku mohon," pintaku lirih, wanita yang pernah menjadi milikku, wanita yang paling aku cintai, wanita yang sudah aku sakiti, kini ada di dalam pelukanku, namun sayang aku tidak berhak lagi memilikinya, aroma tubuh ini masih sama, aku masih mengenalinya, dan air mata ini semakin menambah penyesalanku.

"Ada apa dengan kamu, Mas? Tolong jangan seperti ini! Aku gak mau ada fitnah!"

Sera menarik diri sampai aku terpaksa melepaskannya. Aku tidak sanggup menatap wajahnya, aku hanya tertunduk malu sembari menyodorkan bukti DNA yang aku punya.

"Apa ini...?"

"Bukalah ... dan katakan apa yang harus aku lakukan, kali ini aku akan menurutimu, asalkan kamu tidak lagi membenciku."

Sera mulai membuka lipatan kertas tersebut, dia membacanya dengan suara yang lirih. Namun terdengar menyayat hati.

"Ja-jadi bayi itu benar anak kandung kamu?"

"Aku malu untuk minta maaf lagi, katakan Sera apa yang harus aku lakukan? Aku masih berharap kita bisa kembali seperti dulu, aku tidak bisa mencintai Lia seperti mencintai kamu."

"Lupakan aku Mas, sampai kapan pun kita tidak akan pernah bisa kembali bersama lagi."

"Sera, sakit sekali menerima kenyataan ini, karena kelakuanku sudah mengubah cintamu menjadi benci."

"Kita mulai saja hidup yang baru. Aku selalu berdoa yang terbaik untuk kamu, Mas."

"Memulai hidup yang baru ... lalu bagaimana denganmu, Sera?"

"Aku ... belum memikirkan itu, Mas. Kamu jangan khawatir, aku bisa jaga diri dengan baik."

"Aku tahu, kamu bukan wanita yang mudah di tindas."

Sera tersenyum tapi aku tahu hatinya masih sakit, dia bisa menutupi lukanya dibalik parasnya yang cantik.

"Sera ... aku dengar, Amar sudah melamarmu?"

"Dari mana, kamu tahu, Mas?"

"Dia sendiri yang bilang, tapi kenapa kamu menolaknya? Aku pikir Amar laki-laki yang tepat untuk kamu, meskipun sebenarnya tidak ada laki-laki yang lebih baik dari aku," aku berusaha mencairkan suasana, terbukti Sera kembali tertawa, betapa cantiknya mantan istriku ini.

"Sudah larut malam, pulanglah! Titip salam untuk Mama dan istrimu!"

"Ya, sepertinya aku akan terus hidup dalam penyesalan, masuklah Sera, angin malam tidak bagus untuk kamu."

"Kamu hati-hati di jalan, Mas."

Sera kembali masuk ke dalam butiknya, dia sudah mulai menutup jerjak besi ini, tapi aku menahannya.

"Sera, apa aku harus melupakanmu?" tanyaku sekali lagi.

"Iya, kita harus saling melupakan, Mas. Cintai Lia yang sudah menjadi istrimu."

Wajah Sera hilang di balik pintu, aku kembali pulang dengan rasa yang sama, penyesalan yang terdalam.

****

**Bukan muter-muter gais, namanya juga cerbung ya satu-satu diungkapkan, kalau sekaligus ya Cerpen✌

Jangan Lupa like dan komen, Tengkiyu😅

Besok Mas Hakim pulang🏃🏃🏃🏃**

1
echa purin
/Drool//Drool//Drool/keren dah
Saras Aussie
Luar biasa
kimiatie
Haris sama Hana di isteri ketiga
kimiatie
betul juga apa kata Thor...biar aja eko yang meninggal...walau bagaimana pun kejahatan Haris di masa lalu yang penting ada niat di hati untuk berubah...pasti dia jodoh Hana👏👏
kimiatie
Haris kah pendonor nya?
kimiatie
semangat thor...semoga perjalanan Thor di bidang penulisan dipermudahkan...aamennn²🤲🤲
Vera Anzani
selalu suka dengan novel author yang satu ini,,love sebanyak2 nya buat author Violla❤️❤️❤️
Adinda
Mampus kau haris
Nur Hayati
Alur cerita nya bagus aku suka 👍👍
altanum
terus semangat berkarya thor.sangat suka dengan kemasan cerita sehari hari author yang ada di RT,tapi tidak membosankan membacanya.
scarlet
bgs
Rini Haryati
ceritanya keren
sukses
semangat
mksh
Arif Hidayatullah
..
Adelia ZahrotusShifa
ok
Jur fans ccg
lanjut terus
Syauqi Perkasa
Haris yg harusnya donorin jantung, biar dia tetap memiliki Sera dan jg anaknya.
Gamers Alay
aku udah pernah baca ini blom sihh.. prasaan udh loh tp lupa.. haaha
momOf3AdorableKiddos
dah ga apa²...bikin haris pingsan jga ga pa² kok ...kejang² atau apalah😃😃😃
Nani Hasan
jgn mau memaafkan Haris ya Sera Krn klo sdh ular tdk akan pernah bisa menjadi kelinci....lbh baik hdp menjadi janda tp bahagia drpd punya suami tp makan hati & sll di sakiti 😡😡
Tiara Tari
visual nya dong 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!