Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Pasar Hantu
Villa Puncak Naga. Siang Hari.
Ye Chen duduk bersila di atas batu besar di taman belakang, menghadap ke kolam renang. Matahari bersinar terik, tapi di sekitar tubuh Ye Chen, udara bergetar aneh. Dia sedang mencoba memadatkan Qi-nya (Tenaga Dalam) setelah pertarungan... dan pergulatan panas semalam.
"Hah..." Ye Chen menghembuskan napas panjang. Asap putih keluar dari mulutnya, melesat lurus seperti anak panah sejauh satu meter sebelum buyar.
Feng Jiu, si hantu cantik, melayang malas di sampingnya sambil memayungi Ye Chen dengan payung kertas merah (agar dia tidak terbakar matahari, meski dia hantu level tinggi).
"Tuan terlihat cemas," komentar Feng Jiu, jari lentiknya memainkan rambut Ye Chen. "Masih memikirkan Pak Tua dari sekte jahat yang kabur semalam?"
Ye Chen membuka mata. Tatapannya tajam.
"Tikus got itu pasti akan melapor ke induknya. Sekte Tinju Besi bukanlah sekte besar, tapi mereka punya jaringan yang cukup luas. Aku butuh persiapan," kata Ye Chen.
Meskipun dia punya sistem uang tak terbatas, kultivasi tetap butuh sumber daya alam seperti Tanaman Obat Spiritual. Uang biasa tidak bisa membeli barang-barang ini di supermarket biasa.
"Feng Jiu, kau kan mantan Ketua Sekte. Di mana aku bisa beli bahan obat langka di kota modern ini?"
Feng Jiu berpikir sejenak, telunjuknya mengetuk-ngetuk dagu lancipnya.
"Hmm... Di Jianghai ada tempat yang disebut 'Pasar Hantu' (Ghost Market). Itu adalah pasar gelap bawah tanah tempat para praktisi bela diri dan pedagang barang antik bertransaksi. Letaknya di... stasiun kereta bawah tanah lama yang sudah ditutup."
Mata Ye Chen berbinar. "Pasar Hantu? Kedengarannya menarik."
"Sistem, siapkan uang tunai. Kita akan belanja dengan boros lagi hari ini."
Pukul 15.00 - Stasiun Bawah Tanah Lama (Sektor Distrik Merah).
Pintu masuk pasar ini tersembunyi di balik sebuah Toko Barang Antik kumuh di pinggiran kota. Hanya orang yang tahu "kata sandi" yang boleh masuk kedalam. Untungnya, Feng Jiu tahu segalanya tentang dunia bawah tanah.
Ye Chen mengenakan jaket hoodie hitam dan masker wajah (untuk menjaga privasi), berjalan menuruni tangga beton yang lembab dan remang-remang.
Begitu sampai di bawah, pemandangannya berubah total.
Stasiun kereta yang seharusnya mati itu ternyata sangat ramai! Ratusan orang berlalu-lalang. Ada lapak-lapak pedagang yang digelar di sepanjang rel kereta tua. Penerangannya remang-remang, hanya mengandalkan lampu minyak dan lampu neon redup, memberikan nuansa misterius.
Barang yang dijual pun aneh-aneh. Ada yang jual keris berkarat (diklaim sebagai sebuah pusaka), ada yang jual janin hewan yang diawetkan dalam toples, ada juga yang jual jimat keberuntungan.
"Hati-hati, Tuan. 90% barang di sini palsu," bisik Feng Jiu (yang tidak terlihat oleh orang lain) di telinga Ye Chen. "Pedagang di sini lebih licik dari bangsa iblis."
Ye Chen mengangguk santai. Dia punya Mata Kebenaran. Tidak ada kepalsuan yang bisa lolos darinya.
Ye Chen berjalan menyusuri pasar. Dia melihat-lihat beberapa tanaman obat.
[Akar Ginseng 100 Tahun (Palsu) sebenarnya hanya Akar Lobak yang dicat.]
[Batu Meteor (Palsu) sebenernya hanya Batu kali biasa.]
"Semuanya sampah," gumam Ye Chen sedikit kecewa.
Namun, tiba-tiba terdengar keributan di depan sebuah lapak besar di ujung lorong.
"DASAR PENIPU! KEMBALIKAN UANGKU!"
Suara teriakan itu terdengar jernih dan merdu, seperti lonceng perak, tapi penuh nada kemarahan dan kepanikan.
Ye Chen menoleh. Dia melihat kerumunan orang sedang mengelilingi sebuah lapak.
Di tengah kerumunan itu, berdiri seorang gadis muda yang terlihat sangat mencolok.
Gadis itu... cantik sekali. Tapi kecantikannya berbeda dari Su Yan yang dewasa atau Tang Bing yang liar.
Gadis ini mungil (sekitar 155 cm). Wajahnya imut seperti boneka, dengan pipi yang sedikit chubby dan mata bulat besar yang bening. Dia mengenakan pakaian tradisional Hanfu berwarna hijau muda dengan pita-pita lucu, membuatnya terlihat seperti peri dari hutan yang tersesat di kota manusia.
Namanya Gu Xian'er.
Dia sedang berhadapan dengan seorang pedagang pria berwajah bopeng yang berbadan besar. Pedagang itu memegang kerah baju Gu Xian'er dengan kasar.
"Lepaskan aku!" teriak Gu Xian'er, matanya berkaca-kaca. "Kau bilang itu 'Jamur Lingzhi Api'! Tapi setelah kubeli, ternyata itu cuma jamur kayu biasa yang direndam oleh pewarna! Pasien kakekku bisa mati kalau meminum itu!"
Pedagang bereajah bopeng itu tertawa sinis, memamerkan gigi emasnya.
"Heh, Bocah Ingusan! Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan! Siapa suruh matamu rabun? Lagipula, kau sudah memegangnya, energinya sudah hilang! Kau mau memfitnah tokoku ya?!"
"Aku tidak sedang memfitnah! Aku cucu Tabib Dewa Gu! Aku tahu mana obat asli dan mana yang palsu!" bantah Gu Xian'er berani, meski kakinya gemetar.
"Tabib Dewa? Hahaha! Jangan bawa-bawa nama orang tua itu! Di sini hukum rimbalah yang berlaku!"
Pedagang itu mendorong Gu Xian'er hingga gadis mungil itu jatuh terduduk di tanah yang kotor.
Bruk!
"Aduh..." Gu Xian'er meringis, telapak tangannya lecet terkena kerikil. Baju Hanfu indahnya kotor terkena debu.
"Sekarang pergi! Atau kupatahkan tanganmu!" ancam si pedagang sambil mengangkat balok kayu.
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.