NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

Kisah ini lanjutan dari KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS seasons 1
Banyak adegan kasar dan umpatan di dalam novel ini.


Cerita akan di mulai dengan Cassia, si Antagonis yang mendapatkan kesempatan terlahir kembali, di sini semua rahasia akan di ungkap, intrik, ancaman, musuh dalam selimut dan konflik besar, kisah lebih seru dan menegangkan.


Jangan lupa baca novel KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS season 1 agar makin nyambung ceritanya. Happy reading!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

 "Kenapa diam? Saya masih harus ke kampus hari ini," kata Nafisha, waktunya akan terbuang jika keduanya hanya diam saja.

  Olivia tak mengatakan apapun, dia justru mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan meletakkan berkas itu ke atas meja tepat di depan Nafisha.

  "Apa ini? Apa ada syarat lagi?" tanya Nafisha saat ia melihat berkas dengan map biru itu terpampang nyata di depannya.

  "Kau baca saja! Dan setelah ini kami mau kau ikuti permintaan kami!" suara Lucas tegas membuat udara yang semula hangat agak sedikit tegang.

  Nafisha tanpa bertanya lebih jauh lagi, ia mengambil berkas itu dengan wajah ragu dan tangan agak gemetar, ia membuka perlahan berkas itu, membacanya seksama dengan serius.

DEGH!

  Mata Nafisha membelalak kaget, dia mendongak dan memandang Olivia dan Lucas dengan ekpresi tak percaya sekaligus tidak yakin.

  'Apa ini? Aku anak kandung mereka? Bagaimana mungkin?' pikir Nafisha, pikirannya melanglang buana hingga ia tanpa sadar menjatuhkan berkas itu ke lantai.

  “Nggak mungkin! Aku itu anak ibu Neva, bukan kalian!” Nafisha menepis dengan putus asa, matanya berkilat tak percaya.

  “Kalian bohong, kan? Pura-pura menjadi orang tua kandung ku supaya bisa memanfaatkan aku, iya, kan?” Senyum sinis menghiasi wajahnya yang tergores luka dalam.

  Lucas dan Olivia terpaku, tak menyangka reaksi Nafisha begitu berbeda dari harapan mereka. Bukannya bahagia, Nafisha malah mencurigai dan menolak seolah semua janji dan kebenaran itu hanyalah racun yang ingin menghancurkannya.

  Dunia Nafisha berguncang. Kepercayaannya yang dulu kuat kini diruntuhkan sekelilingnya, membuatnya semakin terperangkap dalam pusaran kekecewaan dan kemarahan yang membakar jiwanya tanpa ampun.

  "Percaya atau tidak, semuanya benar. Kamu adalah putri kami, darah daging keluarga Smith." Lucas berkata dengan suara yang penuh kepastian, menancap dalam seperti palu godam di benak Nafisha.

  Tubuh Nafisha membeku, pikirannya berputar liar, namun keheningan hatinya seolah menjerit dalam kebahagiaan yang tak terungkapkan. 

  Jika ia mampu berteriak, mungkin dunia akan mendengar soraknya akhir dari derita hidupnya, pintu menuju segala kemewahan yang selama ini hanya jadi mimpi.

  ' OMG aku keturunan dari keluarga Smith, kemewahan yang aku impikan sekarang jadi kenyataan.' batin nafisha bersorak gembira. 

  "Mulai sekarang, kamu akan ikut kembali bersama kami, pulang ke keluarga Smith," ucap Olivia, suaranya lembut namun berwibawa. Matanya menyiratkan kerinduan lama yang belum terobati, menembus ruang dan waktu.

  "Kita bisa bicarakan ulang soal perjanjian itu," tambahnya, memberi harapan bahwa takdir Nafisha kini sedang menulis lembar baru yang penuh janji dan kemungkinan tak terduga.

...****************...

  “Beri aku waktu... untuk mencerna semuanya,” Nafisha terdengar hampir terisak, suaranya serak dan wajahnya memelas seperti gadis yang terjebak dalam badai pikiran. “Kalian... tolong pulang dulu, aku butuh ruang untuk menenangkan diri. Nanti, aku yang akan menghubungi kalian.”

  Lucas menatap Nafisha dengan mata berat penuh kepedihan, sementara Olivia ikut menundukkan kepala, seolah mencoba menahan beban yang sama.

  Di antara mereka, bisikan tanpa suara berputar kalimat-kalimat yang tak mampu terucap tapi tersimpan penuh makna.

  “Baiklah,” jawab Lucas akhirnya, menghela napas panjang seolah mencoba mengusir kabut gelisah dari dadanya. “Kami tunggu kabar darimu.”

  Namun udara di ruangan itu terasa berat, seperti saat senja menggelayut lambat, menandai akhir dari sebuah harapan yang belum jelas arahnya.

  Nafisha berdiri terpaku, bergulat dengan gejolak yang membakar dalam hatinya antara takut, bingung, bahagia dan perih yang sulit dijelaskan.

...****************...

  Lucas dan Olivia kembali ke rumah, mereka melihat Amelia dan Liam belum berangkat ke kampus padahal mungkin saja mata kuliah sudah di mulai sejak tadi.

  "Kalian belum berangkat?" Olivia bertanya, dia duduk tepat di samping Amelia.

  "Belum, Mommy dan Daddy dari mana?" tanya Amelia, dia menyandarkan kepalanya di pundak Olivia.

  "Ada urusan sebentar, apa kamu sehat sayang?" Olivia bertanya lembut dengan tangan halus yang membelai pelan puncak kepala Amelia.

  "Aku sehat, memang sejak kapan Lia sakit, Mom?" Amelia membalik pertanyaan, dia ini berusaha kuat sebab tak ingin orang tuanya terus menerus khawatir.

  "Bagus kalau begitu, sana berangkat!"

  Amelia mengangguk, dia bangun dan sebelum pergi gadis itu masih sempat mengecup pipi Olivia dan Lucas terlebih dahulu,"Sayang Mommy dan Daddy," ucapnya dengan senyum bahagia dan penuh kasih sayang.

  "Kami juga," jawab Olivia dan Lucas.

  Amelia berlalu meninggalkan kedua orang tua dan Kakaknya dalam keheningan yang terasa berat sebagai beban.

  "Mommy dan Daddy dari rumah Nafisha, kan?" tebak Liam, dia tahu kepergian kedua orang tuanya untuk memastikan semuanya.

  "Iya, kami berniat akan membawa Nafisha kerumah, karena bagaimanapun Nafisha adalah putri kandung Smith dan dia adikmu," kata Olivia, dia tahu Liam tak Terima karena masalalu Nafisha. Namun, kebenaran tak bisa di ubah oleh apapun.

  "Mommy dan Daddy yakin? Lalu bagaimana dengan Amelia?" tanya Liam, dia tetap mengkhawatirkan adiknya itu. Walaupun tak sedarah setidaknya Amelia hidup dan tumbuh besar bersama dengannya.

  "Sayang, Amelia tetap akan menjadi putri Smith, dan itu tidak akan merubah apapun, dan lagi kami pun sayang pada Amelia. Namun, kami tidak bisa menutup mata akan kehadiran Nafisha sebagai keturunan Smith juga," jelas Olivia.

  Liam mengangguk, dia mengerti dan akhirnya tahu maksud kedua orang tuanya, dia akan mengikuti semuanya karena bagaimana pun Nafisha memang lah adik kandungnya.

  Sedangkan di balik tembok, Amelia mendengar semuanya, dia mencengkram erat Almamater yang ia bawa sebagai pelampiasan atas kekecewaan dan rasa marah yang mendadak hadir.

  Amelia tahu sejak awal ini akan terjadi, karena bagaimana pun ia hanya keponakan dan bukan putri kandung Smith.

  Namun, kebahagiaan dan kasih sayang yang di berikan Olivia juga Lucas dan Liam membuat ia tak mau berbagi pada siapapun termasuk putri asli keluarga Smith.

  "Kau bisa datang Nafisha! Tapi itu hanya awal. Dari titik kehancuran hidupmu," gumam Amelia, dia tersenyum sinis dan setelah itu berlalu dari sana seolah tak tahu apapun.

Di kampus.

  "Kau Cassia, kan?" seseorang datang dan menyapa Cassia tanpa mereka duga.

  "Iya, ada apa?" tanya Cassia, dia menatap Amelia.

  "Bisa kita bicara sebentar?" mintanya, ini bukan permohonan dan Cassia jelas tahu itu sebuah perintah.

  "Iya," hanya Jawaban singkat, dan Cassia setuju untuk bicara secara pribadi dengan Amelia.

  Keduanya bicara di tempat lain, suasana sepi dan perasaan tak nyaman juga keadaan yang sunyi semakin membuat tempat itu terasa pengap.

  "Ada apa?" tanya Cassia, dia melipat tangannya di depan dada.

  "Kau tidak perlu berpura-pura polos Cassia! Aku jelas tahu surat itu adalah kirimanmu, kan?" sinis Amelia, dia menatap Cassia dengan wajah datar.

  Cassia hanya diam tak merespon saat Amelia menuduhnya tanpa basa-basi.

  "Jawab! Kau kan orangnya?" desak Amelia, dia menatap tajam Cassia.

  "Jika iya, lalu kenapa? Apa kamu akan melaporkan aku pada Smith atau pada siapa?" tanya Cassia sinis.

  "Kenapa kamu melakukan ini? Jelas urusan Smith bukan ranahmu, Cassia!" bentak Amelia marah.

  "Memang bukan, tapi kehancuran Nafisha adalah urusanku!" jelasnya tanpa ragu.

  "Apa maksud mu?"

  Cassia hanya tersenyum smrik, senyum yang memiliki banyak arti sebagai alarm berbahaya.

1
hidagede1
sama" rubah licik, yg paling licik yg menang 🤭😂
hidagede1
jd arzhela tau kalo cassia hidup kembali?
Senjaku02: belum.
total 1 replies
hidagede1
kalo smith tau anak kandung nya, knapa smith tetap mencintai anak angkat nya ketimbang anak kandung nya?
Senjaku02: ikuti terus kelanjutannya ya☺️☺️
total 1 replies
MataPanda?_
trus lanjut kak semangat 😀
Jue
Kenapa Veronica tidak berjodoh dengan abang Casia sahaja , Dengan itu hubungan Veronica dan Casia akan bertambah erat serta dekat .
Jue
Akhirnya ada cinta di hati Casia buat Dax , Semoga mereka bahagia dan menang melawan kejahatan Nafisha dan Darian
MataPanda?_
wah udah ada kelanjutan y trimakasih kak semangat trus..
selalu d berikan kesehatan 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!