Luna Evelyn, gadis malang yang tidak diinginkan ayah kandungnya sendiri karena sang ayah memiliki anak dari wanita lain selain ibunya, membuat Luna menjadi gadis broken home.
Sejak memutuskan pergi dari rumah keluarga Sucipto, Luna harus mencari uang sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga suatu malam ia bertemu dengan Arkana Wijaya, seorang pengusaha muda terkaya, pemilik perusahaan Arkanata Dinasty Corp.
Bukannya membaik, Arkana justru membuat Luna semakin terjatuh dalam jurang kegelapan. Tidak hanya menginjak harga dirinya, pria itu bahkan menjerat Luna dalam ikatan rumit yang ia ciptakan, sehingga membuat hidup Luna semakin kelam dan menyedihkan.
"Dua puluh milyar! Jumlah itu adalah hargamu yang terakhir kalinya, Luna."
-Arkana Wijaya-
Bagaimana Luna melewati kehidupan kelamnya? Dan apakah ia akan berhasil membalas dendam kepada keluarga Sucipto atau semakin tenggelam dalam kegelapan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mudah Dikendalikan
Tiga hari berlalu..
Luna menemui dosen di kampusnya yang khusus menangani soal pemagangan.
"Luna, kami sudah merekomendasikan kamu ke seluruh perusahaan. Tetapi tidak ada satupun yang menerima kamu untuk bergabung dengan mereka," ucap Pak Dimas merasa prihatin.
Sudah lebih dari seminggu ia mengirim berkas Luna ke beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan kampusnya. Bahkan perusahaan swasta sekalipun.
Tapi entah mengapa, semua perusahaan itu menolak Luna. Tidak ada satupun dari mereka yang mau menerimanya.
Padahal menurutnya, CV dan latar belakang yang ditulis Luna sudah sangat bagus. Apalagi gadis itu aktif di beberapa kegiatan. Nilainya pun selalu baik, tidak pernah mendapat nilai yang buruk.
Tapi kenapa?
Ia bahkan tidak memiliki jawaban apapun untuk disampaikan kepada Luna.
"Kenapa bisa begitu pak? Apa ada yang salah dengan berkas saya? Atau CV saya kurang menarik dan tidak sesuai?"
"Bapak rasa semuanya cukup bagus Luna. Hanya mungkin nasibmu kurang baik dan kebetulan perusahaan mereka tidak terima program magang."
"Oh begitu? Apakah aku benar-benar tidak ada kesempatan untuk mengikuti program magang kampus?" tanya Luna pada akhirnya.
"Tidak Luna. Jika tidak ikut magang, kau tahu kan kalau nantinya kau harus berhenti kuliah?"
Luna terdiam. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya.
"Tapi kamu masih bisa mengikuti program magang tahun ini," ucap Pak Dimas.
"Benarkah? Tapi bukannya semua perusahaan tidak menerimaku?" tanya Luna heran .
Pak Dimas pun tersenyum simpul, lalu memberikan sebuah amplop coklat kepada Luna.
Gadis itu menerimanya dan langsung membuka untuk melihat isi di dalamnya.
Dalam amplop itu, tertulis nama perusahaan terbesar yaitu Arkanata Dinasty Corp.
Membaca itu, Luna pun mengernyit. "Apa maksudnya ini pak? Kenapa Bapak memberi kertas bertuliskan nama perusahaan ini?"
"Hanya perusahaan itu yang tidak menolak mu, Luna. Meskipun kau telah meninggalkan program mu di sana secara mendadak, tetapi mereka masih mau menerimamu."
"Bukan kah ini hal yang bagus?" tanya Pak Dimas.
Luna terhenyak. Mengapa bisa hal seperti ini terjadi?
"Tapi pak, saya kan sudah mengundurkan diri dari sana, masa iya tiba-tiba saya kembali lagi?"
"Mau bagaimana lagi, Luna. Hanya perusahaan itu yang menerima mu. Jika kau tidak mengambilnya, kuliahmu terancam berhenti. Kau tidak memiliki pilihan."
"Apa tidak bisa diusahakan lagi pak?" tanya Luna masih berusaha memperbaiki nasib.
"Bapak sudah berusaha, tapi kenyataannya memang seperti itu."
Pak Dimas menatap Luna dengan kasihan. Ia juga heran mengapa bisa terjadi hal semacam ini. Karena selama bekerja sebagai dosen dan penanggung jawab program magang, baru kali ini terjadi.
Universitas mereka cukup bagus dan terakreditasi baik. Tidak mungkin kan mahasiswanya sampai ditolak seluruh perusahaan hanya untuk magang?
"Pihak kampus akan mempersiapkan kembali berkas dan dokumen pendukung lainnya jika kau menerima untuk magang di perusahaan Arkanata Dinasty Corp, Luna."
Luna terdiam sejenak. Dadanya bergetar bukan karena bahagia, tetapi karena kesal. Kenyataan seolah membuatnya harus kembali kepada pria itu.
Pria yang seharusnya tidak pernah lagi bertemu dengannya.
"Baiklah pak. Saya akan memikirkannya lagi. Kapan saya bisa mulai magang?"
Pak Dimas mengangguk dan tersenyum.
"Mulai besok kau bisa datang ke perusahaan itu," tuturnya.
"Baik pak, terima kasih. Saya permisi," pamit Luna lalu meninggalkan ruangan itu.
Luna pun pergi dengan pikiran yang begitu rumit. Haruskah ia kembali ke perusahaan Arkana setelah apa yang pria itu lakukan kepadanya?
Bisakah Luna mencari jalan lain?
...----------------...
Sementara itu di sisi lain...
"Apa kau sudah mengurus semuanya?" tanya Arkana kepada Bayu.
"Sudah Tuan. Semua perusahaan tidak menerima nona Luna untuk magang," sahut Bayu.
Arkana tersenyum puas.
"Kerja bagus Bayu. Kau boleh keluar," ucap Arkana.
Bayu mengangguk, lalu menundukkan kepala sejenak sebelum akhirnya ia keluar dari ruang kerja Arkana.
"Luna Evelyn, kau pikir bisa bermain-main denganku hmm?" gumam Arkana dengan seringainya.
"Kau bahkan tidak bisa meneruskan kuliahmu jika magang ini gagal. Dan sayangnya tidak ada yang bisa menerimamu lagi. Kau tidak akan bisa magang dimanapun."
Arkana menepuk-nepuk jari jemarinya pada meja seraya menatap ke depan.
"Setelah ini, kamu akan tahu betapa kamu dapat aku kendalikan dengan mudah, Luna," tutur Arkana seraya tersenyum menyeringai.
tekan kan juga sama arka kalau dia tidak boleh menikahkan maya selama kamu di sisi nya atau sampai kamu lulus kuliah...
dan buat Arkana mengejarmu sampe tergila2.