NovelToon NovelToon
Story Of April

Story Of April

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Hamil di luar nikah / Teen School/College / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:577
Nilai: 5
Nama Author: Hyeon Gee

Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story 19

“Ba Ram?!”

Teguran itu membuat sosok gagah berkacamata serta setelan kemeja rapi tersebut tampak lega sesaat.

“Maaf, aku benar-benar terlambat. Dia sudah masuk?” tanya Jun Su.

“Sudah. Setelah memastikan dia benar baik, mereka langsung membawanya masuk.”

Diam, Jun Su tampak menyembunyikan rasa gelisahnya selama berjam-jam. Sampai detak jam menunjukkan pukul 07.30 malam, ponselnya berdering dan membuatnya menghela napas pelan usai mendapati nama yang tertera di layarnya.

“Apa?! Sudah kukatakan jemput Seol Hee di Rumah Sakit Seoul. Dia sedang magang di sana. Nanti aku akan menghubunginya. Sekarang sedang sibuk. Aku tutup.”

Tidak ada kesempatan bagi Chi San untuk menyahut tatkala Jun Su telah mematikan ponselnya tanpa bertanya lebih lanjut. Kembali duduk di kursinya, Jun Su lagi-lagi gelisah sambil menghantupkan pelan kepalan tangannya yang menggenggam erat ponsel ke dahinya. Ba Ram yang melihat hal itu pun hanya bisa mengusap pelan Pundak Jun Su.

“Aku tahu, kata tenang tidak akan cukup. Tapi, apa benar tidak perlu menghubungi keluarga yang la…”

Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka dan sosok seorang wanita lengkap dengan seragam operasinya tertuju pada Jun Su.

“Ketsueki no zaiko wa mit tsu fukuro madedesu ka? Ima wa motto hitsuyōdesu. Kanōdeareba san juppun mae ni wa koko ni tsuku hazudesu. Arigatō.(Apa stok darahnya tidak lebih dari tiga kantong? Kami memerlukan lebih banyak sekarang. Kalau bisa sebelum 30 menit sudah harus ada di sini. Terima kasih)”

“Shikashi, Zen wa pōchi ga mit tsu dake hitsuyōda to iimashita.(Tapi, Chang Yi mengatakan kalau dia hanya memerlukan tiga kantong)”

Terdengar perawat tersebut menghela napas keras usai mendengar sanggahan Jun Su.

“Kore wa inochigake no shujutsudearu to nando mo iimashita. Tashika ni, watashitachi wa sukunakutomo mittsu fukuro no ketsueki o teikyō suruhitsuyōgāru to iimashitaga, jōtai ga akka shita baai ni sonaete sarani ōku no ketsueki o junbi suruhitsuyōgāru tomo iimashita. San-juu bu ijō junbi ga nai to nani mo dekimasen. Arigatōgozaimasu. Moshi tōsha ni kashitsu ga atta baai wa, kokoroyori owabi mōshiagemasu. Go kyōryoku o onegai itashimasu.(Kami sudah mengatakan berulang kali kalau ini operasi beresiko nyawa. Memang kami mengatakan paling sedikit sediakan tiga kantong darah tapi, kami juga mengatakan untuk tetap persiapkan lebih untuk berjaga saat kondisi menurun. Kami tidak bisa melakukan apapun kalau lebih dari 30 menit tidak ada sediaan. Terima kasih dan kami sungguh meminta maaf jika kelalaian mungkin ada di pihak kami. Mohon kerjasamanya)”

Kedua bola mata Jun Su memerah dan pijakannya melemah. Pikirannya kosong dan membuatnya langsung memeluk erat Ba Ram yang ikut merasakan kerisaukan serta rasa kalutnya detik itu. Tidak ada waktu yang bisa dikejar dan mereka hanya bisa pasrah.

“Aku saja mendonor perlu waktu satu jam tapi, ini…”

Jun Su melepas pelukannya dan memegang erat lengan Ba Ram yang hanya bisa menghela napas dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

“Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya. Kekasihnya menunggu di Seoul. Keluarganya menunggu suksesnya di Busan. Ya Tuhan, aku…”

Jun Su pun merosot bersama isaknya yang semakin terdengar jelas. Dia bersandar di dinding dengan wajah memerah dan sesekali memukul dadanya yang terasa sesak bersama Ba Ram yang terus menangis dalam diam.

“Jun Su? Hei, Ho Jun Su. Apa yang terjadi? Kau kenapa? Hei!”

“Chang, Chang Yi, maafkan aku, Seol Hee. Maafkan aku. Huuu…”

Kegagalan rencana Chang Yi membuat dunia Jun Su detik itu terasa runtuh. Mimpi yang selalu mereka bagi bersama dan ingin capai sekarang membuat Jun Su harus menitinya sendiri. Berusaha berdiri diantara keramaian rumah sakit.

Berusaha dengan sekuat tenaga dan pandangan kosong mengurus semua hal agar bisa membawa Chang Yi pulang bertemu keluarganya. Tidak ada yang peduli pada keadaan Jun Su yang berusaha menyembunyikan sakitnya.

Dibalik kacamata hitamnya dia memperhatikan setiap air mata kesedihan yang jatuh saat satu per satu tanah itu menutupi peti yang menjadi tempat tidur terakhir adik kesayangannya. Berusaha tegar membujuk semua orang yang merasa kehilangan dunia mereka, tidak terkecuali, Cha Seol Hee.

“Bagaimana bisa kau membiarkannya melakukan itu sementara, kau pun tahu apa yang akan dia alami kalau sembarangan memutuskan?!”

“SEDARI KECIL AKU MENYAYANGIMU TAPI, KENAPA KAU KALI INI MEMBIARKAN ADIKMU SENDIRI MENGANTARKAN NYAWANYA!”

PRAAAK!

Omelan dari Pamannya sama sekali tidak membuatnya gentar. Dia tetap berlutut memohon ampunan bahkan teriakan demi teriakan dari Chang Mi yang tiba-tiba melempar vas bunga hingga melukai dahinya pun tetap tidak membuat Jun Su beranjak.

“Bangunlah, Nak. Tidak apa. Bibi tidak apa. Chang Mi hentikan. Sayang, dia anak kita juga berhentilah.”

Tangis sedu dari Sang Bibi pun tidak sama sekali membuat Jun Su tergerak bangun. Dia tetap berlutut bersama darah yang mengalir di dahinya. Tidak sama sekali sampai semua puas meluapkan seluruh kekesalan mereka dan Sang Il mengusirnya.

Dia bangun dan keluar dari rumah mereka dengan lunglai karena penat usai berlutut cukup lama. Hanya senyum sinis yang ia tunjukkan usai mengusap darah di dahinya. Dia masuk ke mobil dan menghela napas pelan sebelum memejam sesaat.

“Ma, Maafkan aku karena tidak menjadi Kakak yang baik. Kalian masih terlalu muda untuk mengambil keputusan sendiri.”

“Kenapa kau menangis?! APA YANG KAU TANGISI DARI KESALAHAN DIA YANG SEHARUSNYA SUDAH BISA BERTANGGUNG JAWAB! KALIAN BERDUA PRIA DI RUMAH INI!”

Tangis Jun Ho usai mendengar seluruh cerita Jun Su pun membuat Sang Ayah murka. Namun, Jun Su masih tetap datar dan keluar dari kamar Jun Ho yang berusaha menghentikan tangisnya karena omelan Sang Ayah.

Begitulah akhir dari seluruh cerita Si Bungsu Ho dari keluarga besar kami. Semua orang menyayanginya dan tidak boleh ada air mata untuk seorang pria di dalam keluarga ini…

1
Mystorios _ Writer
Menarik
goyangi13: Terima kasih banyak kak 🙏🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!