Lin pan melihat kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Merasa marah dan gelap mata ia membunuh mereka berdua dengan keji.
Naasnya, setelah melakukan pembunuhan itu Lin pan malah tertimpa tas dari lantai atas. bukannya mati, Lin pan malah bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian yang selalu di rendahkan oleh sektenya.
Mo Tian menemukan teknik Blood devour technique yang mampu menyerap dan mengendalikan darah.
Mampu kah Mo Tian membalaskan dendamnya kepada orang-orang sekte?
Ig: Agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
020: Kegilaan Mo Tian
Orang-orang yang sedang membegal orang yang berteriak tadi mulai teralihkan. Mereka saling tatap satu sama lain.
"Suara siapa itu? Arahnya dari sana bukan? Periksa cepat! Mungkin saja dia mangsa yang bagus." Seorang pria berusia dua puluh lima tahun menyuruh bawahannya untuk memeriksa suara dari arah belakang mereka.
"Baik bos! Ayo cepat! Kita harus periksa suara itu. Kali saja itu mangsa kaya raya haha." Bandit gendut menyuruh beberapa bandit lainnya untuk ikut dengannya.
Tiga orang bandit ikut dengan si gendut tadi. Mereka langsung berlari dengan senang sumringah karena menganggap suara tadi berasal dari orang kaya yang mudah di mangsa.
Ketika mereka sudah berada di lokasi. Mereka tidak menemukan sesuatu yang spesial seperti roda kuda yang biasanya mengangkut barang atau orang kaya.
Yang mereka lihat hanya sesosok tubuh pemuda lemah yang sedang tergeletak tidak berdaya di tanah.
"Cih, ternyata cuma bocah miskin! Ku kira orang yang meminta tolong membawa sesuatu. Ternyata cuma bocah sialan itu!" Bandit gendut tadi menjadi marah karena realita tidak sesuai ekspektasi.
Kawanannya juga sama kesalnya dengan pemuda tersebut. Ia mengumpat dan menghina si pemuda tanpa ampun.
"Cuih, bocah sialan bau kencur tidak tahu diri! Dasar miskin! Berani sekali dia membuat kami kecewa. Aku akan kasih pelajaran dia dulu. Kalian tunggu saja di sini." Ucap bandit yang memiliki rambut mohak.
Bandit rambut mohak menyuruh ketiga kawannya untuk diam memerhatikan saja. Karena ia akan memberi si pemuda pelajaran.
Bandit rambut mohak mengeluarkan golok besar dari sarungnya. Dengan ekspresi marah sambil menjulurkan lidah. Ia menjilat goloknya seperti orang yang kejam.
Dengan langkah penuh ke angkuhan. Bandit rambut mohak menebas-nebaskan goloknya ke kanan dan ke kiri seperti sedang melakukan pemanasan.
"Hahaha, hari ini adalah hari sial untuk mu bocah! Seharusnya kau tidak lewat sini. Dan kenapa kau bisa terkapar tidak jelas di sini bajingan?" Bandit rambut mohak berkata bahwa hari ini adalah hari sial untuk si pemuda karena akan mati di tangannya.
Walaupun bandit rambut mohak merasa bingung kenapa si pemuda bisa terkapar tidak jelas di sana. Ia tidak terlalu memikirkannya karena ia adalah orang yang bodoh.
Dia tidak berpikir ke depan—jika gimana itu adalah sebuah jebakan atau apalah itu. Ketika sudah dekat dengan tubuh si pemuda.
Bandit rambut mohak menatapnya dulu dengan tatapan jijik"Cuih, dasar bocah miskin! Lihat lah pakaianmu itu! Mungkin,Jika kau punya sedikit barang berharga, aku akan mengampuni nyawamu."
Bandit rambut mohak meludah ke arah tubuh si pemuda yang terkapar tidak berdaya seperti mayat.
Bandit rambut mohak membungkuk lalu mencengkram baju si pemuda dengan erat. Ia mengangkat tubuh si pemuda dan memerhatikan wajahnya.
"A-apa-apaan ini!"
Sedangkan di sisi bandit lainnya. Bandit gendut, bandit botak, dan bandit kurus merasa bosan dan memutuskan untuk kembali saja ke bos mereka.
"Lebih baik kita kembali saja. Dari pada kita menunggu dia. Ayo kita kembali!" Bandit botak melambaikan tangan kanan menyuruh kawan-kawannya untuk ikut kembali dengannya.
Kedua temannya setuju dan memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya tadi. Si bandit kurus berbalik sejenak ke belakang melihat bandit rambut mohak sedang berdiri diam terpaku.
"Kasihan sekali bocah itu. Padahal dia masih muda ya? Tapi harus berurusan dengan si pemarah itu hahaha!" Bandit kurus sedikit bercanda tentang si pemuda dan temannya itu.
"A-apa-apaan ini! K-kau... Tidak pingsan?" Bandit rambut mohak sangat terkejut ketika melihat wajah si pemuda yang tidak lain adalah Mo Tian.
Mo Tian memasang ekspresi menyeramkan. Ia tersenyum lebar seperti psikopat, matanya melotot lebar, dan ia terlihat sangat senang seperti mendapatkan mangsa.
"Hahaha, berani juga kau meludah ke arahku bandit bodoh! Tapi,itu tidak masalah. Karena kau akan ku maaf kan dengan... Bayaran nyawamu hahahaha!" Mo Tian tertawa seperti seorang psikopat gila.
Tawanya benar-benar mengerikan. Bandit rambut mohak menjadi pucat pasih, keringat dingin mulai bercucuran di tubuhnya seperti sedang bertemu dengan hantu.
Tapi sayangnya mungkin bertemu hantu lebih baik dari pada harus bertemu dengan orang gila seperti Mo Tian.
Bandit rambut mohak reflek melempar tubuh Mo Tian sampai terhempas ke belakang. Sedangkan dirinya mulai mundur ke belakang untuk kabur dan melaporkan masalah ini kepada bosnya.
"A-ada apa dengan orang ini sialan? K-kenapa dia tertawa seperti itu? L-lebih baik... Aku laporkan masalah ini kepada bos." Bandit rambut mohak mulai berbalik dan berlari sekencang mungkin agar bisa menjauh dari Mo Tian.
Dia merasa sangat takut terhadap Julian. Insting bertahan hidup miliknya mengatakan jika kau ingin selamat kau harus menjauhi orang gila tersebut.
Mo yang di lempar itu masih saja tertawa gila. Ia bangkit dengan susah payah karena kondisi tubuhnya yang sangat parah.
Ia berusaha menahan rasa panas dan sakit luar biasa yang ia rasakan di dalam tubuhnya itu. Kepala yang awalnya melihat ke arah tanah kemudian di arahkan ke arah si bandit rambut mohak yang sedang berlari.
"Hahaha, kau mau lari kemana? Sini kau hahaha. Akan ku koyak-koyak tubuhmu tanpa sisa hahaha." Mo Tian Tidak pernah berhenti tertawa. Ia melesat dengan kecepatan luar biasa ke arah bandit rambut mohak.
Dalam hitungan detik Mo Tian sudah berada di hadapan bandit rambut mohak. Ia tertawa lalu memukul si bandit sampai terpental cukup jauh.
"Hahaha, kena kau! Hahaha! Rasakan ini bandit sialan hahaha." Mo Tian terlihat sangat aneh dan berbeda. Walaupun dia rada-rada gila. Tapi, ini seperti dirinya yang sangat jauh-jauh lebih gila dan psycho.
Ketika tubuh bandit rambut mohak terpental. Mo Tian tidak tinggal diam saja. Ia meluncurkan benang-benang darah ke arah bandit rambut mohak untuk menangkapnya.
"Mau kemana lagi kau hahaha, blood manipulation! Tangkap dia hahaha." Mo Tian dengan mudahnya menangkap tubuh si bandit rambut mohak.
Bandit rambut mohak tidak bisa menahan kengerian yang ia alami saat itu. Sampai-sampai ia tanpa sadar mengompol di celana saking ketakutannya.
Bagaimana si bandit rambut mohak tidak takut coba. Jika kau bertemu dengan orang gila yang tidak ngotak seperti Mo Tian.
Baru kali ini dia benar-benar bertemu dengan orang gila. Di kehidupannya yang pernah ia temua yang di gadang-gadang orang gila hanya seorang bandit, maniak, dan kultivator kelas rendah.
Bahkan kegilaan Mo Tian sudah berbeda level dengan bosnya yang dulu pernah ngesolo base bandit dan membunuh bos bandit sebelumnya seorang diri.
"Kenapa kau melamun? Hahaha, apa kau...hahaha, melihat bayangan kematian? Hahaha." Mo Tian semakin kencang tertawa.
Bandit rambut mohak seperti tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya bergetar hebat, jantungnya berdetak kencang bahkan terasa seperti mau meledak.
Dia ingin sekali berteriak tapi mulutnya seperti ada yang menghalangi. Itu semua efek ketakutan ekstrim.
"Hahaha,Tertangkap kau! Hahaha. Ku tarik kembali kau ke sini hahaha." Mo Tian berhasil menangkap bandit rambut mohak dengan benang-benang darahnya.
Mo Tian menarik tubuh bandit rambut mohak ke arahnya. Setelah si bandit berada di depan dirinya. Ia mengangkat tangannya ke belakang lalu menghajar si bandit tanpa Qi.
"Rasakan pukulan ini, dasar bandit! Hahaha." Mo Tian berhasil mendaratkan kepalan tangannya pas di wajah si bandit rambut mohak.
DUG
Tanpa menggunakan Qi saja. Mo Tian dengan mudahnya menghancurkan wajah si bandit rambut mohak sampai hancur. Giginya copot, hidungnya sampai pesek dan berdarah, dan matanya hampir saja keluar karena pukulan Mo Tian sangat kencang.
Bandit rambut mohak kembali terpental ke belakang. Mo Tian langsung menarik kembali tubuh si bandit rambut mohak dengan benang darah.
Mo Tian terus melakukan itu seperti bermain ping-pong. Dan pada akhirnya ia berhenti ketika wajah si bandit rambut mohak hancur tidak bersisa.
"Hahaha, ini menyenangkan sekali! Hahaha, terima kasih atas hiburannya kawan hahaha." Mo Tian merasa senang dan malah berterima kasih kepada mayat si bandit rambut mohak.
Tentu saja bandit rambut mohak tidak bisa menjawab karena sudah tinggal mayat saja.
Mo Tian yang tidak terkontrol itu menggunakan teknik blood absorption. Dengan itu ia menyerap darah si bandit rambut mohak tanpa sisa dan kekuatan nya tidak tidak terasa berkembang secara signifikan karena yang ia serap hanya seorang mortal saja.
Kegilaan yang di alami oleh Mo Tian tiba-tiba menghilang. Ia sudah bisa mengendalikan emosi dan tubuhnya seperti semula.
"Hah huhh... Tak kusangka... Efek dari terlalu banyak menggunakan teknik dari blood devour Teqnique bisa semengerikan ini." Mo Tian yang merasa sangat lelah ngos-ngosan.
Dia baru sadar bahwa rasa sakit dan panas yang di alaminya tadi adalah kegaja haus darah dan kegilaan yang di sebabkan terlalu banyak menggunakan teknik darah.
Apalagi ia beberapa hari yang lalu menggunakan teknik yang sangat kuat yaitu blood sea yang mampu menciptakan sebuah domain dari darah.
"Ini benar-benar menarik hahaha. Buku ini sangat menarik." Mo Tian sedikit tertawa karena sangat tertarik dengan buku tersebut.
Buku itu masih ia bawa dan sekarang ia simpan di dalam bajunya. Ia belum sempat membaca buku tersebut setelah membaca dasarnya saja saat di sekte kemarin.
Mo Tian duduk sejenak untuk istirahat sebelum pergi menjumpai para bandit di depan. Tubuh nya masih terasa nyeri semua dan pegal-pegal setelah mengalami mode haus darah dan kegilaan.
Cara satu-satunya agar ia tidak haus akan darah dan menjadi gila seperti tadi yaitu hanya dengan menyerap darah saja. Saat ini hanya itu metode yang di miliki oleh Mo Tian.
Gimana chef? batuk chef😩