Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulah Marvel dan Reza
Di ruang makan
Clara membantu Bi Nur membersihkan meja makan, setelah itu pergi ke dapur dan mencuci piring, gelas, garpu, dan sendok yang tadi digunakan untuk makan.
Tinggallah Ny.Ratna dan Tama di ruang makan.
"Dengar Tama, Mami harap kamu bisa menjaga dan melindungi Clara dengan baik.Mami tidak ingin kejadian beberapa waktu itu terulang, Clara hilang dan ternyata kamu sengaja meninggalkannya di pinggir jalan yang Clara tidak tahu ada di daerah mana itu.Dan kamu pulang dengan tampang sedih, kusut lalu ngadu ke Mami kalau Clara hilang di mall."Ucap Ny.Ratna.
"Pasti ART itu kan yang bilang ke Mami, dasar tukang ngadu."Ucap Tama kesal.
"Pokoknya Mami tidak ingin kamu menyakiti Clara, dia itu perempuan yang baik."
"Aku harap Vera segera kembali."Ucap Tama.
"Kalau Vera kembali kamu mau apa, kamu mau hidup bersamanya sampai ajal menjemput kalian begitu?"Ucap Ny.Ratna dengan nada mengejek.
"Tentu saja Mam, dan aku akan menceraikan ART kesayangan Mami itu."Ucap Tama santai.
"Diam kamu Tama!"Ucap Ny.Ratna pelan penuh penekanan saat melihat Clara keluar dari dapur.
"Sudah selesai Clara?"Tanya Ny.Ratna tersenyum menatap Clara, Clara mengangguk.
"Kamu pasti capek kan, kita istirahat yuk.Ayo Tama."Ajak Ny.Ratna berdiri dari duduknya, diikuti oleh Tama.
Mereka bertiga berjalan menuju lantai 2 dengan Ny.Ratna dan Clara berjalan berdampingan sementara Tama berjalan di belakang mereka.
Sesampainya di depan pintu kamar Tama mereka pun berhenti.
"Tama, mulai malam ini dan seterusnya Clara akan tidur di kamar kamu.Besok barang-barang Clara akan dipindahkan ke kamar kamu."Ucap Ny.Ratna, Tama hanya diam dengan ekspresi datarnya karena dia sudah menduga hal ini pasti akan terjadi.
Sementara Clara hanya diam dan menunduk bingung harus apa.
"Tama, kamu dengar atau tidak apa yang Mami katakan?"Ucap Ny.Ratna karena Tama hanya diam saja.
"Iya Mam dengar."Ucap Tama malas.
"Bagus, yasudah kalau begitu ajak Clara ke kamar kamu."
Dengan terpaksa Tama membuka pintu kamarnya lalu melangkah masuk ke dalam, diikuti Clara di belakangnya atas perintah dari Ny.Ratna.
Setelah Tama dan Clara masuk ke kamar, Ny.Ratna pergi ke kamarnya yang letaknya berhadapan dengan kamar Tama.
Di dalam kamar Tama
Tama menahan marah sepanjang memasuki kamarnya.
"Apa ini, sangat menjijikkan.Berani-beraninya membuat kamarku jadi seperti ini!"Ucap Tama yang uring-uringan sendiri, Clara hanya diam sambil memperhatikan kamar Tama.
Saat Tama tadi memasuki kamarnya dia melihat kamarnya sudah dihias ala pengantin baru, banyak sekali taburan bunga mawar merah di atas permadani dan juga di atas ranjang.
Di permadani selain ada taburan bunga mawar juga ada bentuk love yang disusun dari bunga mawar merah dan putih dengan dikelilingi oleh lilin yang ditaruh di sebuah wadah kecil berbentuk lingkaran.
Di lantai tepat di depan ranjang ada tulisan I Love You yang disusun menggunakan lilin seperti yang ada di permadani tadi, di atas nakas pun juga ada taburan bunga mawar dan 1 buah lilin yang diletakkan di wadah yang sedikit lebih besar.
Dan jangan lupakan balkon, Tama melihat ada banyak balon berwarna putih di sana.Saat Tama masih melihat-lihat kamarnya dengan keadaan yang sangat marah itu dia tak sengaja melihat ada secarik kertas yang terselip di bawah bantal.
Tama mengambil kertas itu lalu membukanya, ada tulisan di kertas itu yang berbunyi:
Oh iya Tuan, saya ingin mengingatkan lagi.Anda harus tetap tenang dan jangan brutal, kasihan nanti nona Clara.Karena pasti ini adalah yang pertama bagi nona Clara dan juga Anda Tuan, jadi saya harap Anda memberikan kesan yang terbaik. ~Reza~
Anak setan, awas saja ya kamu Reza'Batin Tama geram'
"Kamu di sini sebagai ART kan, jadi sekarang juga bersihkan kamar ini.Harus benar-benar sampai bersih, awas saja ya kalau nanti masih kotor!"Ucap Tama, Clara hanya mengangguk.
Sebenarnya Clara susah sangat mengantuk dan capek, ingin segera tidur.Tapi mau bagaimana lagi, dia juga tidak berani menolak perintah Tama.
Tama pergi ke kamar mandi, sepeninggal Tama Clara pun langsung membersihkan kamar.
Sesampainya di dalam kamar mandi kemarahan Tama semakin bertambah, dimana dia melihat bath up yang terisi air penuh dengan taburan bunga mawar, dan kamar mandi itu sangat-sangat wangi, lebih wangi dari biasanya.
"Pasti semua ini ulahnya Marvel dan Reza, benar-benar menjengkelkan."Gumam Tama geram.
Terpaksa dia membuang air yang ada di bath up dan membersihkan kamar mandi dari bunga-bunga mawar itu.
45 menit kemudian
Tama keluar dari kamar mandi, dilihatnya kamar sudah bersih.Tama menatap Clara yang berdiri di dekat nakas dengan tatapan yang menghina, Clara yang ditatap Tama itu pun menundukkan kepalanya.
"Heran banget aku sama mami, bisa-bisanya dia menikahkan aku sama ART rendahan seperti kamu.Kamu itu cocoknya jadi ART saja seumur hidup."Ucap Tama, Clara hanya diam dan terus menundukkan kepalanya.
"Gulung permadani itu dan taruh dipojok!"Perintah Tama, Clara menuruti perintah Tama menggulung permadani itu dan menaruhnya dipojok kamar.
"Bagus, kalau begitu tidurlah.Tidur di lantai."Ucap Tama, Clara menatap Tama.
"Tapi-."
"Tidak ada tapi-tapian, dengar ya kamu itu hanya ART jadi harus menuruti apa kata majikannya.Lagian nih ya kamu itu kan dari dulu memang orang susah dan berasal dari kampung, dari dulu pasti sudah hidup sederhana, jadi bukan masalah besar dong kalau cuma tidur di lantai?"Ucap Tama bodo amat.
Tama mematikan lampu kamarnya setelah itu naik ke atas ranjang, merebahkan dirinya membelakangi Clara, memakai selimut lalu memejamkan mata tanpa mempedulikan Clara yang masih berdiri di dekat nakas.
Apa aku pergi ke kamarku saja ya, daripada harus tidur di lantai'Batin Clara'
Perlahan Clara melangkah hendak pergi ke kamarnya dan tidur di sana.
"Jangan coba-coba keluar dari kamar ini!"Ucap Tama tiba-tiba, Clara pun menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Tama yang tidur membelakanginya.
"Tapi-."
"Diamlah!!"Ucap Tama kesal lalu bangun dari tidurnya dan menatap tajam Clara.
"Kenapa, kamu tidak terima aku suruh tidur di lantai.Masih mending tidur di lantai, tidak aku suruh tidur di halaman depan seperti gelandangan!"Ucap Tama, Clara hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Awas ya kamu, jangan sampai keluar dari kamar ini!"Ucap Tama sekali lagi, setelah itu dia kembali merebahkan dirinya membelakangi Clara dan tidur.