NovelToon NovelToon
Nona, Kau Hanya Milikku

Nona, Kau Hanya Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SiskaahmaristhaBie95

Terlahir dari keluarga yang kaya Raya, Justin Alexandre tidak kekurangan apapun dalam hidupnya, apapun yang Dia inginkan selalu terpenuhi. Namun kehidupan kelam menyelimuti perjalanan hidupnya sejak Dia berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Justin Hidup bersama Om dan Tante yang merawatnya sudah seperti anak sendiri. mereka hanya punya Justin jadi kasih sayangnya tidak terbagi sama sekali. walau demikian Justin masih tetap membutuhkan sosok orang Tua yang hilang sejak perceraian itu terjadi. Dia sangat membenci kedua orang tuanya, oleh sebab itu perubahan sikapnya menjadi Angkuh,sombong dan tidak berperasaan. hanya kepada Om dan Tantenya lah Dia bisa luluh dan kalah. Namun suatu Hari tanpa di sengaja, Dia bertemu dengan seorang Gadis sederhana dengan kehidupannya yang juga sederhana Cantik, berbakat, dan baru lulus kuliah. Akhirnya...Justin Jatuh cinta pada pandangan pertama, akankah Cinta Justin berbalas...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiskaahmaristhaBie95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arena Sangat Di Ratukan!

Chapter 20

hallowwww next yaa 🤗🤗🤗

Mereka sudah tiba di restoran, Justin langsung mengajak Arena duduk dan memesan beberapa menu makanan favorit di restoran ini. Setelah di pesan mereka harus menunggu sebentar.

" Sayang, ada yang ingin Saya tunjukan!" Justin menyodorkan Ipad nya kepada Arena

" Apa ini?". Arena masih bingung

" Souvenir pernikahan kita, Kamu pilih mana yang Kamu suka"

" Apa...ini tidak terlalu mahal?"

Justin hanya menggelengkan kepala

(" Hanya souvenir saja seberharga ini? Emas 1gram, cincin, satu set jam tangan, ini adalah pilihan dan masing-masing untuk setiap satu tamu undangan? apa semua orang kaya seperti ini?") Arena bergumam dalam hati sembari menatap layar Ipad nya

" Arena?" panggilan Justin membuyarkan lamunannya

" Ah, Iya!"

" Bagaimana? mana yang paling bagus menurut Kamu?"

" Satu Set jam tangan ini berapa Justin?"

" Merek AC (Alexandre Christie) berkaisar tiga jutaan!" jawab Justin santai

" Cincin?"

" Sekitar lima jutaan!"

" Kalau Emas 1gram ini...?"

" tiga jutaan" Justin sepertinya sudah tau setiap harga Souvenir yang akan menjadi hadiah tamu undangan di pernikahan mereka nanti

" Justin, apa ini tidak terlalu mahal? Kamu orang penting sudah pasti banyak yang hadir nanti, tidak sedikit budget yang harus Kamu tanggung"

" Selama Kamu setuju, itu tidak akan menjadi masalah buat Saya" Justin meyakinkan

" ya sudah terserah Kamu, Saya ikut saja" Arena tidak punya pilihan Dia hanya bisa menentukan pilihan yang sudah Justin siapkan

" Jadi...mana di antara ke tiga ini?"

" Emas saja"

" Baiklah, souvenir sudah selesai!"

tak lama setelah selesai memilih, pesanan pun datang! mereka pun mengisi perut agar pikiran lebih fresh dan jernih.

dari kejauhan...Dikta melihat Arena, kebetulan Dikta juga di restoran yang sama bersama teman-teman kantornya untuk bertemu Klien. Arena tidak menyadari Dikta juga ada di tempat yang sama. Dikta belum dapat melihat siapa laki-laki yang sedang bersama Arena, karena posisi duduknya memunggungi!apa...Dia tunangan Arena? Dikta penasaran namun tidak berani mendekat.

selesai makan Justin memanggil pelayan untuk membayar, setelah di bayar mereka beranjak pergi tak lupa Justin menggandeng tangan calon Istrinya dengan Mesra. saat berbalik arah Dikta kaget, ternyata orang yang bersama Arena itu Tuan Muda Justin. tidak, ini tidak mungkin!bukannya Justin atasan Arena? mana mungkin tiba-tiba menjadi tunangannya. tidak, Saya pasti Saya lihat. Dikta terus menyangkal dengan apa yang di lihatnya! rasa kecewa dalam hati bercampur menjadi satu, ini tidak bisa di biarkan Dikta akan menemui Arena untuk meminta penjelasan sejelas-jelasnya.

setelah di mobil, Justin memakaikan Arena sabuk pengaman!melihat perhatian Justin seperti ini Arena hanya bisa menerima! walau belum bisa mencintai tapi setidaknya Arena belajar menghargai.

" Terimakasih!" ucap Arena pelan

" Ehem! Arena, apa mahar yang Kamu inginkan?"

" Saya tidak menginginkan apa-apa,"

Justin mengambil sesuatu dari kursi belakang dan memberikannya kepada Arena

" Apa ini Justin?"

" Kamu lihat saja!"

Arena membuka buku merah yang ada di tangannya.

Rumah mewah elit, Mobil Sport terbaru, dan Uang lima Milyar. di buku itu tertera tanda tangan Justin sebagai pemberi dan nama Arena Putri di sampingnya sebagai penerima. Arena kaget dan langsung melepaskan buku itu dari tangannya

" Justin, Saya tidak bisa menerima ini"

" Ini adalah hadiah pernikahan yang sudah Saya siapkan untuk Kamu"

" Justin, Saya tidak bisa Kamu beli dengan Harta!"

" Tidak Arena, bukan itu maksud Saya! Saya memberikan ini semua karena Kamu akan menjadi Istri Saya, Nyonya Justin. Kamu jangan salah paham, Saya tidak ada sedikitpun terpikirkan bahwa Kamu bisa di tukar dengan Uang" Justin takut Arena salah paham.

" Ini terlalu mahal untuk Saya Terima Justin"

" Kamu simpan saja Sayang, yang penting tanda tangani saja dulu serah terimanya nanti"

Arena hanya diam sembari meletakan buku itu di pangkuannya.

mobil melaju meninggalkan restoran, Justin akan mengantar Arena pulang!hari ini Dia tidak mengizinkan Arena kekantor, Dia meminta Arena agar Istirahat saja di rumah.

setibanya di rumah Arena turun, Justin langsung berpamitan karena Dia harus mengurus beberapa pekerjaan penting. setelah mengecup kening Arena, Justin kembali ke mobil dan pergi.

baru beberapa langkah Arena berjalan, Dikta berteriak di belakang memanggilnya.

" Arena!"

" Kak Dikta!"

Dikta melangkah mendekat, ternyata sejak tadi Dikta mengikuti mobil Justin sampai kerumah Arena. Dia benar-benar tidak bisa menahan lagi untuk bertanya kepada Gadis yang di cintainya itu.

" Arena, ada yang ingin Saya tanyakan!"

" Duduk dulu kak" Arena mengajak Dikta duduk di teras " ada apa kak?" sambung Arena

" Arena, jawab jujur!siapa sebenarnya tunangan Kamu itu?"

" Kenapa tiba-tiba Kak Dikta bertanya?" Arena bingung

" Apa... Orangnya adalah Tuan Muda Justin?"

Arena terdiam sejenak

" Jawab Arena!" Dikta mendesak

" Iya Kak, Dialah orangnya" Arena akhirnya jujur

" Hah, haha...benar dugaanku" Airmata Dikta mengalir tak kuasa menahan kesedihannya

" Kak Dikta, maaf!Aku baru jujur sekarang"

" Kenapa harus Dia Arena? Apa karena Dia kaya? di bandingkan Aku memang tidak ada apa-apanya, tapi Aku akan berusaha Arena Aku bisa membuat Kamu bahagia lebih dari Dia"

" Kak Dikta, bukan itu masalahnya...( " Andai bukan Kamu objeknya, sudah pasti Aku menolak keras, sayangnya Aku tidak punya pilihan Kak") Arena pun ikut menangis

" Kalau saja sejak awal Aku tau, Aku tidak mungkin pergi keluar Negeri!Kalau konsekuensinya harus kehilangan Kamu Arena. Kenapa Kamu tidak sabar menunggu, dan harus jatuh cinta dengan Pria itu?"

" Cukup Kak Dikta, Aku tidak ingin membahasnya lagi!"

" Arena, Kamu kejam! Kamu tidak berperasaan"

" Maaf Kak Dikta!"

Dikta langsung memeluk Arena erat!takdir ini sangat sulit untuk Dia terima, kenyataannya begitu pahit sampai menyesakkan dada. Dikta tidak bisa melepaskan Arena dengan ikhlas.

Dari jauh Justin melihat semuanya, Dia kembali ke tempat Arena karena ingin mengembalikan ponsel Arena yang tertinggal di mobilnya. Amarah yang sudah tak terlihat beberapa minggu ini, kini kembali bersarang di wajah Justin yang terlihat menahan marah. kedua tangannya mengepal dengan sempurna, Dia berjalan mendekat!dengan paksa melepaskan pelukan Dikta terhadap tunangannya.

" Justin!" Arena kaget, sudah pasti amarah Justin akan memuncak!secara...Dia sangat cemburu dengan seorang Dikta Mahendra.

" Tuan Muda!" Dikta menyeka Airmatanya

" Apa yang Anda lakukan terhadap Tunangan Saya pak Dikta?"

" Tuan, maaf jika Saya lancang!Saya..."

" Pergi dari sini, sebelum kesabaran Saya habis"

" Kak Dikta, Aku mohon cepat pergi!" pinta Arena karena tidak mau terjadi sesuatu dengannya

" Arena.."

" Pergi!" bentak Arena dengan kasar

" Baiklah"

Dikta melangkah pergi dengan penuh linangan airmata, Arena yang melihatnya pun ikut menangis. sementara Justin terdiam sejenak! baru setelah itu melepaskan pukulannya di atas meja. Arena kaget dan langsung memeluk Justin dari belakang

" Justin, Aku mohon tenang!ini tidak seperti yang Kamu lihat" Arena berusaha menenangkan

" Kenapa Arena?kenapa harus Dia yang selalu ada di hati Kamu? kenapa tidak bisa melihat Saya sedikit saja? seterpaksa itukah Kamu menerima dan mau menikah dengan Saya?"

" Justin, tidak...bukan itu"

" Tolong kasih tau Saya, apa yang harus Saya lakukan? apa yang harus Saya rubah dari diri Saya agar Kamu bisa menerima dan mencintai Saya seperti Kamu mencintai Dikta?"

Arena melepaskan pelukannya, entah kenapa kata-kata Justin kali ini begitu menyentuh, secinta inikah Justin terhadapnya? kenapa semua yang Dia lakukan terlihat begitu tulus.

Justin menyeka Airmatanya kemudian berbalik menghadap ke arah Arena

" Saya sudah berusaha untuk tidak menyakiti siapapun, Saya berusaha keras mengontrol emosi Saya untuk Kamu. tolong kasih Saya kesempatan untuk berada di sisi Kamu dan hanya menjadi satu-satunya laki-laki dalam hidup Kamu Arena"

" Justin, beri Saya waktu!Dan beri Saya kepercayaan"

" Baiklah, Saya harap Kamu tidak menghianati Saya lagi Arena!" tatapan Justin tulus penuh harap

Arena hanya mengangguk pelan...

" Ponsel Kamu ketinggalan di mobil, Saya kembali karena ini" jelas Justin lembut

tanpa aba-aba Dia melangkah pergi namun Arena menahan tangannya

" Tangan Kamu terluka, Saya akan obati dulu" Arena sedikit khawatir

" Tidak perlu, Ini bukan apa-apa Bagi Saya!biar Bagas yang mengurusnya, Kamu istirahat saja di rumah"

" Justin, maaf!"

Justin hanya diam kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke mobil.

setelah mobil tak terlihat Arena baru sadar sedalam itu kekecewaan Justin terhadap dirinya. kenapa kali ini Dia merasakan sakit saat melihat Justin sakit? Apa...Dia mulai menyukai Tuan Muda? entahlah, saat ini Arena bingung dengan perasaannya sendiri.

Di perjalanan Justin tidak bisa lagi mengontrol emosinya, Dia membayangkan Arena saat di peluk Dikta begitu mesra. hatinya menolak keras menerima apa yang Dia lihat. " Kenapa selalu Dia? terhadap Saya Kamu begitu acuh, menolak dan membenci. tapi Dia? Dia selalu terpenting dalam hidup Kamu. sikap seperti apalagi yang harus Saya berikan Arena? Apa Saya harus melepaskan Kamu? jika itu Saya lakukan sama saja Saya membunuh diri Saya sendiri" Justin galau, pikirannya kembali kacau, selama ini Dia terlalu terbuai dengan sikap Arena yang terlihat berbeda dari sebelum-sebelumnya, ternyata ini alasannya. berkali-kali di sakiti Justin tetap tidak bisa membenci, rasa cintanya lebih besar dan di atas segalanya.

Hari ini Justin kekantor pusat, karena Arena tidak masuk Dia pun tidak kesana. setelah mobil terparkir, Bagas mendekat menyambut kedatangan Tuan Muda! namun saat melihat ke tangan kanannya Bagas kaget tangan Justin di perban, pasti sudah terjadi sesuatu dengan Tuan Muda.

" Tuan, kenapa tangan Tuan terluka?"

" Ini hanya luka kecil Gas!" Justin berusaha menenangkan

" Apa yang terjadi Tuan? dan....ini, tangan kiri Tuan juga terluka!" Bagas semakin kaget dan langsung meraih tangan Tuan Muda

" Ayo masuk, obati luka Saya"

" Baik Tuan!"

merekapun melangkah masuk ke ruangan Justin, Bagas tidak tau apa yang sudah terjadi! kenapa kedua tangan Tuan Muda terluka, apa...Tuan Muda sedang dalam masalah? Bagas tidak bisa tinggal diam, Dia harus bertanya langsung agar jelas inti permasalahannya. karena bagaimanapun Dia harus melindungi Tuan Muda dengan baik!hal seperti ini tidak boleh terulang lagi kedepannya.

Bersambung... 🤗💞

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
marmota_FEBB
Gila, endingnya bikin terharu.
Siskaahmaristha Luvbiee
waah terimakasih kakak masih pemula saling support ya 🤗🤗🤗
Coykusayang
hai, cerita kakak menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!