NovelToon NovelToon
Batas Sabar Mencintaimu

Batas Sabar Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara

Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.

Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.

"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."

**semoga suka, ya**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Statusnya sudah ketahuan

Jayandru meminta salah satu pengawal terpecayanya melaporkan Andi ke kantor polisi. Dia tidak bisa pergi sendiri untuk melapor karena masih menunggu kedatangan maminya dan Mami Monica ke rumah sakit.

Keadaan Monica cukup parah. Menurut dokter, kalo terlambat satu jam lagi saja, Monica bisa meninggal dunia. Untungnya mobil Monica dalam keadaan mati mesinnya dan acc mobil ngga menyala. Jadi dia masih bisa diselamatkan.

Bukti visum dan rekaman cctv sudah sangat kuat untuk menjebloskan Andi ke dalam penjara.

Dulu Monica pernah hampir mengalami hal ini. Tapi dia datang di waktu yang tepat. Anehnya Monica bersikeras tidak mau melaporkan Andi.

Sekarang Jayandru tidak akan menunggu persetujuan Monica. Dia memikirkan Marlo. Juga Jayandru tidak mau direpotkan dengan urusan begini lagi.

Aku masih di rumah sakit

Jayandru mengirimkan pesan pada Nara.

Agak lama baru dibaca dan dibalas Nara.

Maaf baru balas.

Tadi meeting.

Kamu sakit apa? Dartingnya kumat, ya. Kita jangan makan di sana lagi, ya. Bahaya buat kesehatan kamu.

Jayandru tersenyum membaca balasan Nara.

Bukan aku yang sakit. Tapi Monica.

Aku lagi nunggu Mami dan papi Monica datang.

Sengaja Jayandru tidak menambahkan maminya

Oooh

Mami sudah tau?

Jayandru terdiam sejenak saat membacanya. Kalo sudah begini terpaksa dia harus jujur.

Sudah. Nanti juga mau ke sini

Nara belum membalas lagi. Jayandru berpikir kalo istrinya sedang sibuk.

Aku sudah melaporkan pelakunya ke kantor polisi.

Jayandru mengirimkan pesannya.

Balasan Nara datang lebih cepat

Memangnya ada masalah apa? Dia dirampok? Kamu kenal pelakunya?

Saat Jayandru akan membalasnya lagi, dia melihat maminya, juga Mami dan papi Monica yang datang ke arahnya dengan langkah cepat.

"Jayandru. Terimakasih." Papi Monica menjabat tangan anak temannya dengan erat dan suaranya bergetar menahan berbagai perasaan.

Dari awal dia sudah menentang keputusan Monica untuk menjadi model dan memutuskan meninggalkan Jayandru. Tapi putrinya keras kepala. Sekarang setelah laki laki itu berumah tangga malah ingin menikah dengan Jayandru.

"Sama sama, om." Jayandru tersenyum ketika mendapatkan tepukan pelan di bahunya.

"Keadaan Monica bagaimana?" tanta Maminya panik.

Jayandru bersyukur jantung maminya masih kuat.

"Masih di ICU, mam."

"Anak itu kasian sekali," ucapnya sedih.

"Apa yang terjadi? Padahal sebelum jam makan siang tadi, Monica terlihat sangat senang waktu menelpon tante," curhat Mami Monica sambil mengusap air matanya

"Dari rekaman kamera cctv di basemen, Andi pelakunya, tante," jelas Jayandru.

"Andi?" Ketiga paruh baya ini berseru kaget.

Jayandru menganggukkan kepalanya. Dia menunjukkan rekaman aksi Andi yang terekam pada ketiganya.

Wajah ketiga paruh baya itu tampak kaget dan marah. Terutama Papi monica.

"Mantu kurang ajar!" maki Papi Monica.

Jayandru sempat heran mendengarnya.

Mantu? Bukannya sudah bercerai? Batinnya. Tapi Jayandru tidak mempertanyakannya. Dia merasa waktunya kurang tepat.

"Ini sudah kedua kalinya, Om. Jadi sudah saya laporkan ke polisi."

"Dua kali?" Ketiganya kaget lagi.

Jayandru mengangguk.

"Dulu Monica melarang saya melaporkan kejadian ini ke polisi. Tapi sekarang sudah tindakan hampir penghilangan nyawa, om."

Papi Monica menganggukkan kepalanya dengan tatapan tidak terbaca.

"Jangan dilaporkan," sergah Mami Monica panik.

"Tarik laporannya, Dru," larangnya lagi.

"Kenapa? Putrimu sudah hampir meninggal. Andi harus mendekam lama di penjara," sanggah Mani Adel-Mami Jayandru marah.

"Ti tidak. Ja jangan dilaporkan," ngeyel Mami Monica lagi.

Suaminya ngga membantah, hanya diam.

"Apa yang kamu takutkan. Kalo ada apa apa, keluargaku bisa membantu." Mami Adel menunjukkan dukungannya.

Mami Monica malah terduduk di kursi sambil menutup wajahnya. Dia menangis.

"Kamu kenapa? Apa yang kamu takutkan?" tanya Mami Adel lagi dalam bingungnya.

Tapi tangis Mami Monica makin pecah. Suaminya hanya bisa menghela nafas panjang. Kemudian duduk di samping istrinya, berusaha menenangkannya.

Jayandru bingung.

Dia melakukan kesalahan?

Hening beberapa menit.

"Andi masih menjadi suami Monica," jelas Papi Monica pelan. Tangis istrinya tambah sesenggukan.

"Mak maksudnya?" Tubuh Mami Adel bergetar. Dia sangat terkejut mendengarnya. Begitu juga Jayandru. Setau mereka, Monica sudah bercerai.

"Suaminya tidak pernah mau bercerai. Jadi Monica memilih pisah rumah sambil terus melayangkan gugatan cerainya," jelas Papa Monica lagi.

"Andi selalu menyiksa Monica. Kejadian ini bukan pertama kalinya," tangis Mami Monica mengaku.

Tubuh Mami Jayandru mematung.

Jadi dia tidak akan mudah menikahkan Jayandru dengan Monica? Begitu?

Selama ini dirinya berpikir Monica sudah menjadi wanita bebas, hingga bisa kapan saja menikahkan Monica dengan Jayandru.

"Sudah setahun ini, tapi selalu ditolak pengadilan," jelas Mami Monica lagi dalam tangisnya.

"Kamu tenang saja. Jayandru akan bantu. Iya, kan, Dru?" Kali ini Mami Adel menatap tajam putranya.

"Bantu proses perceraian, mam?" tanya Jayandru memastikan.

"Ya, setelah itu menikahlah dengan Monica agar Andi ngga berani menganggunya lagi," pungkas maminya lagi.

Jayandru menatap Maminya dengan tatapan malas.

"Jayandru sudah punya istri, Del. Dari dulu aku dan suamimu ngga pernah setuju dengan ide kalian." Papi Monica yang menjawab. Dari gestur tubuh Jayandru, dia tau kalo Jayandru menolak permintaan terakhir maminya

Istrinya menatapnya kesal. Padahal ini demi kebahagiaan putri dan cucu mereka.

"Jadi istri kedua, ngga apa, kan, kalo Nara ngga mau diceraikan," tandas Mami Adel keras kepala.

Jayandru semakin mangkel pada maminya. Kalo saja dia ngga takut jantung maminya kumat, dia akan menentang secara frontal.

Papi Monica menghembuskan nafas perlahan.

"Saya tetap tidak setuju."

"Pi....! Kalo dengan Jayandru, Monica akan aman dari Andi," tukas istrinya marah.

"Nanti juga Monica akan aman tanpa harus saya nikahi, tante. Karena akan saya pastikan Andi bakal lama berada di dalam penjara." Jayandru menyimpan ponselnya. Berada di antara maminya dan Mami Monica membuat otaknya cepat panas.

Hening, belum ada yang membantah ucapan Jayandru.

"Saya pamit dulu, Om. Banyak kerjaan penting yang sudah saya tinggalkan tadi." Menurut Jayandru, Papa Monica yang paling waras di sini.

"Ya, Jayandru. Terimakasih, ya." Papa Monica bangkit dan menepuk pundak putra temannya pelan. Dia merasa bersalah dengan Jayandru dan Nara.

"Ya, om, sama sama." Jayandru mengangguk pada maminya dan Mami Monica sebagai isyarat pamit.

"Dru, nanti kamu jemput mami, kan? Mami masih perlu di sini untuk memastikan keadaan Monica." Maminya masih mencoba menghalangi kepergiannya.

"Ya, mami. Tapi kalo Dru ngga bisa, mungkin papi," jawabnya sebelum melangkah pergi.

Mami Adel menatapnya geram

Anak itu, batinnya naek darah.

*

*

*

Nara menunggu balasan Jayandru yang masih juga belum ada. Bolak balik dia melihat ponselnya.

Dia ingin bertanya, tapi hatinya melarang.

Mungkin Dru lagi sibuk, batinnya.

Ya, sudahlah.

Tapi tetap saja dia tidak bisa menghentikan banyak tanya di dalam pikirannya. Dia sangat penasaran.

Apa yang dialami wanita itu? Kenapa dia selalu saja menyusahkan Dru?

Nara menghembuskan nafas kasar.

Sangat sulit sekali membuat Dru tidak berhubungan dengan Monica.

Hatinya selalu kesal dan panas jika mengingat Monica. Belum lagi dugaan yang selalu ada di benaknya kalo keduanya memiliki hubungan spesial.

Mami mertuanya juga lebih mendukung wanita itu dari pada dirinya.

Ada denyutan nyeri yang dirasakan lagi dalam hatinya kalo mengingat sikap dan perkataan Mami Jayandru.

Anak? Kenapa dia masih belum diberikan kepercayaan untuk memilikinya?

"Malah melamun," ucap Yuri mengagetkan.

Nara tersenyum menahan kegetirannya.

"Masih kangen, ya, sama pak suami?" tawa Nisha perlahan.

"Kurang waktu ketemunya," kekeh Warda juga perlahan.

"Kalian harus sering bersama, Nara. Pasti banyak yang ngincar Jayandru," sambung Warda lagi. Dulu aja waktu mereka masih SMA, yang naksir dengan Jayandru udah puluhan. Kalo sekarang mungkin udah ribuan.

Nara masih tetap tersenyum menanggapinya. Memang sudah dari dulu banyak yang naksir Jayandru.

Dia aja yang beruntung disukai laki laki itu. Sempat putus dan sekarang malah jadi istrinya. Masih maksudnya.

Tanpa sadar Nara menghela nafas. Untungnya ketiga temannya tidak terlalu memperhatikan.

"Laki laki berkualitas begitu, biarpun udah punya istri pasti tetap aja banyak yang suka dan mereka mau jadi istri keduanya," sambung Nisha. Pelakor jaman sekarang ngeri ngeri menurutnya.

Nara tersenyum lagj.

"Oh iya. Ra. Ada gosip hotloh di kantin tadi," cuit Yuri membuka topik gosip. Ekspresinya berubah serius.

"Gosip apa?" tanya Nara kepo.

"Tadi siang, ada yang lihat Pak Rangga makan siang bareng dengan Lusi, anak tim keuangan," ujar Nisha.

"Anaknya pak walkot, loh," tambah Yuri.

Oooh.... Syukurlah. Jadi maksud pak bos, ngajak dia tadi, biar pergi bertiga, untuk ngindarin gosip, batin Nara mengerti. Ternyata dia sudah salah paham. Nara menahan tawanya karena mengira pak bos tertarik dengannya.

"Pak bos kayaknya udah tiga puluhan, deh. Si Lusi, kan usianya deketan dengan kita. Jadi cocoklah," sambung Yuri memanaskan gosip.

"Anak siapa dulu juga," tawa Warda.

"Pak Rangga katanya masih keponakan menteri. Lupa menteri apa," sambung Nisha.

"Tinggal nunggu undangannya aja," tambah Yuri membuat mereka sama tergelaknya.

1
Herman Lim
waduh jgn nanti Nara jadi korban Andy lagi 😔😔
Rahmawati
Andy jgn kau usik Nara, dia gk tahu apa apa
Rahayu Ayu
Jangan sampai Nara jadi pelampiasan kesalah pahaman Andi
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
Aisyah: Ooooo kk author jgn smpai nara yg jdi korban cukup monica sajjjaaa atau klo urusan dgn jayandru cukup dy sajaaa jgn rusak wanita sbaik n sabar sperti naraaaa aku gk Terima nnti thor, udah dtindak ibu mertua nnti dsiksa lagi ma org lain yg kslhn x bukan dy buat😤😤😤
total 1 replies
Diyah Saja
tambah ndeliwar adell perkedel iki🙄🙄
Diyah Saja
wong edan kui Adel
Diyah Saja
bikin nambah setres mbok e jayandru
Saadah Rangkuti
kasihan sekali Nara 🤣🤣
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
Mai_mai
semangat thor upnya...
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
Rahmawati
emosi bgt liat mamanya ndru, pengen ta' sumpel mulutnya pakek cabe
Saadah Rangkuti
pengen gua bejek2 tu mulut Adell!!! nenek sihiiiiirrr
Rahmawati
yaudah sih kalo udah siuman , ngapain cari suami orang
Herman Lim
moga jayadru makin peduli sama Nara
Rahmawati
bos rangga sabar aja ya, tunggu jandanya nara
anggita
iklan👆 like👍
Rahmawati
masih tetep ngotot maminya dru nyuruh dru nikah sama Monica, padahal dia tahu Monica blm cerai sm suaminya
Rahmawati
nenek sihir ini sll apa apa yg di salahin nara
Rahmawati
ngajak main apa tuh😂
Bun cie
jangan terpengaruh ndru..
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔
Sri Siyamsih
Ndru jd laki jgn bodoh , hrs tegas sblm rtmu hancur
Diyah Saja
kapok kapok kapok😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!