Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Tak Terduga
Sesampainya di rumah, Aldo menggendong Kinara sampai masuk ke dalam kamarnya. Saat Aldo hendak keluar setelah memakaikan selimut, Kinara menahan tangannya. "Mau kemana kamu hah? ayo cepat tanggung jawab, memangnya aku apa hah? Seenaknya aja cium aku. Kalau bukan kamu ganteng sudah aku usir kamu dari sini," teriak Kinara ditengah mabuknya. Aldo merasa geli dengan tingkah Kinara, ia mengambil handphone disaku celana dan merekamnya. "Kamu tahu? Kamelia itu cantik, Mita itu cantik, kenapa kamu malah memilih aku yang biasa begini? Matamu buta? Atau kamu sengaja ya permainkan aku? Dasar suka seenaknya, nyuruh aku jadi tunanganlah, pacar bohonganlah, memangnya aku bonekamu?"
Kinara melepaskan genggaman tangannya, "Aku ga berharap kamu jadi pacarku kalau ujung-ujungnya nanti kamu tinggal karena bosan. Kamu pikir hatiku itu batu ga ada rasa sedih atau kecewa? Awas kalau kamu mainin aku lagi. Bisa-bisa aku yang bikin kamu menyerah, kamu ga tahu kan kemampuanku? Lihat nanti kamu, ku cium bibirmu sampai kamu menangis kesakitan. Kalau kamu keluar kamar mandi handukan lagi aku bawa kamu kekamar. Biar aku kerjain kamu sekalian..hahaha, pergi sana." Kaki Kinara terangkat seolah menendang Aldo dan tidur dengan pulas. Aldo mematikan videonya. "Ternyata dia kalau mabuk gini gemesin juga, awas kamu aku kasih lihat videonya nanti," gumam Aldo sambil menutup pintu kamar Kinara.
Keesokan harinya..Kinara tiba-tiba terbangun. Dalam mimpinya tadi Aldo berusaha memaksa menciumnya. Ia duduk dan menggeliat. "Untung saja cuma mimpi," keluhnya. Ia baru tersadar kalau sudah Ada di kamarnya. Ia melihat pakaian kerjanya yang masih lengkap. "Apa Sheila mengantarku pulang?" gumamnya. Ia melihat jam di dinding, sudah jam 06.15, Kinara beranjak bangun dan berganti pakaian. Saat hendak keluar, dia sudah mencium aroma sedap dari dapur. "Kamu sedang apa?" tanyanya pada Aldo. "Hei, sudah bangun? Aku bikin sarapan mau coba?" tanya Aldo. Kinara menghampiri wajan dan melihat Aldo sedang mengaduk saos untuk spaghetti. "Boleh." kinara mengambil 2 buah piring, dia memang sangat lapar sekarang. Aldo membagi spaghetti di piring dan menata saos diatasnya. Kinara seolah lupa kejadian kemarin.
Ia duduk disofa ruang tengah sambil membawa piring dan segelas air. Aldo tersenyum, 'Anak ini memang bisa dibujuk dengan makanan,' benaknya. ini kali kedua Aldo melakukannya dan berhasil. "Oh ya, bagaimana aku sudah sampai dirumah? Apa aku pulang sendiri?" tanya Kinara. Aldo tersenyum, "Kamu bilang lembur, kenapa malah mabuk di apartemen Sheila? Aku yang menjemputmu," ujar Aldo. "Uhuhuhuk." Kinara mengambil gelasnya. Lagi-lagi tersedak. "Bagaimana kamu tahu aku disana?" tanya Kinara setelah mereda. "Bastian menelponku, Sheila minta Bastian memberi tahuku. Apa kamu marah sampai semabuk itu?" Kinara nampak canggung. Ia memilih untuk diam.
Aldo lalu membuka video di galeri handphone nya memperlihatkan rekaman Aldo semalam saat Kinara memarahinya dalam kondisi mabuk. Kinara melihat dengan seksama, wajahnya tiba-tiba merona. Ia hendak merebut handphone Aldo, tapi Aldo langsung menyembunyikan handphonenya. "Tolong hapus videonya," bujuk Kinara. Aldo menggeleng," Aku penasaran apa kamu akan seberani itu denganku?" Kinara mendengus, "Ngapain kamu percaya omongan orang mabuk," sahut Kinara. Aldo tertawa, "Justru orang mabuk itu perkataannya berisi kejujuran." Kinara makin malu. Ia sendiri tidak habis pikir kenapa bisa mengatakan hak cabul seperti itu. Kinara segera menghabiskan makanannya. "Terima kasih sarapannya." Aldo tertawa. "Tinggalkan saja nanti aku yang bereskan." Kinara merasa senang. Ia bergegas masuk kamar setelah meletakkan piring kotor ke wastafel.
30 menit kemudian Kinara berpakaian rapi hendak pergi ke kantor. Saat keluar dia mencium wangi bunga mawar didekat rak sepatu. "Sejak kapan ada ini?" tanyanya pada Aldo yang sedang mencuci piring. "Sore itu aku belikan bunga itu untukmu, sayang kamu menolaknya jadi aku letakkan saja disana. Kamu suka?" Kinara mengangguk, "Terima kasih, aku pergi," pamitnya. Aldo mengangguk dan tersenyum. Wajah Aldo nampak gagah dengan celemek dan sarung tangan cuci piring. Dia tak terlihat berbeda dengan memakai jas atau pakaian casual. 'Memang benar-benar penyemangat hidup melihat wajah tampan itu.' benak Kinara sambil tersenyum dan menutup pintu.
Pikirannya kemana-mana, jantungnya pun berdegup. Kinara menemukan kejutan lain saat keluar. Ada mobil terparkir disana. "Sejak kapan dia punya mobil?" gumamnya. Kinara terus melanjutkan perjalanannya menuju halte. Hari ini ia pergi lebih awal karena Aldo sudah mengurus dapur. "Kenapa dia tiba-tiba sebaik itu mau menyiapkan sarapan ya?" gumam kinara. Bus yang ditunggu sudah datang. Kinara dapat kursi kosong karena datang lebih awal. Ia teringat betapa malunya dia, ketahuan menghindar ditambah video aneh yang direkam Aldo saat dia mabuk. Ia menghela nafas, 'Semoga hari ini lebih baik' batinnya.
Kinara turun setelah bus berhenti di haltenya. Ia berjalan menuju kantor, dan berpapasan dengan Ayu. "Kinar, kemarin gimana? Sempat ketemu Aldo?" Kinara cemberut, "Sebaiknya jangan ditanya deh Yu. Aku ga sanggup cerita," keluhnya. "Kenapa memangnya?" Ayu justru semakin penasaran. Tiba-tiba mereka bertemu dengan Kamelia yang baru datang. "Selamat pagi Bu," sapa Ayu dan Kinara. Kamelia berlalu cuek melewati mereka begitu saja. 'Heemm.. pagi-pagi sudah ketemu situasi jelek begini,' batin Kinara. Sebuah notifikasi muncul di handphone karyawan, Ayu memeriksa handphonenya dan membuka pesan dari grup karyawan. Ada sebuah link berita yang dikirim salah satu karyawan "
Ayu terbelalak. Lalu memperlihatkan isi berita itu pada Kinara. Kinara bingung, lalu membacanya. ' Aduh, kenapa jadi makin runyam?' batin Kinara. Ia menatap Kamelia yang berdiri didepan pintu lift. Saat lift terbuka, Kamelia masuk , tapi Kinara dan ayu tetap tinggal karena kapasitas lift sudah penuh. Kinara bertemu mata dengan Kamelia yang tersenyum sinis padanya. Pintu lift tertutup kemudian naik ke lantai atas. "Bagaimana ini kin? Kamu harus beritahu Aldo," bujuk ayu." Biarkan saja, paling dia juga sudah tahu," jawab Kinara santai. Baginya hukuman paling ringan dapat peringatan, tapi bagi Aldo nama baiknya yang dikorbankan jika ia tak segera mengklarifikasi.
Handphone Aldo berdering, ia yang sedang bersiap untuk menghadiri rapat persiapan pergantian pengurus komunitas pengusaha muda bergegas menjawab telpon dari Bastian. "Ada apa Bas? Aku sedang siap-siap" sapanya. "Apa kamu sudah lihat berita?" tanya Bastian. "Berita apa?" tanya Aldo lagi. "Berita tentangmu dengan Kinara, aku kirim link beritanya, sebaiknya kamu segera klarifikasi," ujar Bastian. "Baiklah aku lihat dulu beritanya." Aldo mematikan telponnya. Setelah membuka link berita yang dikirim Bastian, ekspresi wajah Aldo berubah marah, "Ini pasti ulah Kamelia," gumamnya. Ia mengambil kunci motornya dan pergi menuju kantor sekretariat komunitas pengusaha muda.