Bagaimana jadinya seorang Master beladiri yang terkenal dengan ketegasan dan disiplin tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang memiliki cerita sedih di mana pemeran utamanya hidupnya tragis.
Kisah di dalam novel itu adalah seorang istri sah mati di tangan pelakor. Semasa hidupnya ia hanya alat tukar uang oleh ibunya dari keluarga suaminya. Bahkan keluarganya tahu kalau suaminya punya istri baru dan tidak peduli jika ia di siksa oleh suami. Yang penting adalah, UANG!
Akhir cerita sad ending yang sangat memilukan membuat para pembaca ikut menangis, tapi setelah sang Master di tarik ke dunia novel, akankah ia bisa mengubah jalan cerita yang menyedihkan itu? Atau tetap mengalami nasib yang tragis?
Yang penasaran dengan kisahnya yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
......Happy reading......
......☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️......
Dengan tersenyum licik, Glarissa pun menutup pintu kamar mandi tersebut dan menguncinya dari luar.
Clek!
"Hey Glarissa! Apa yang kamu lakukan! Buka kunci pintunya!" teriak Afgan marah besar, ia keluar dari bak mandi dan menggedor-gedor pintu kamar mandi tersebut.
Duk! Duk! Duk!
"Glarissa! cepat buka pintunya!" terikat Afgan lagi dengan suara keras.
Glarissa malah tertawa di depan pintu kamar mandi tersebut. "Ha ha ha ha, selamat menikmati hari bahagia di dalam kamar mandi, semoga kalian berdua masuk angin dan masuk rumah sakit bersama," ucap Glarissa.
"Glarissa! Kau ingin membunuh kami! Kau akan ku laporkan ke polisi," ucap Afgan lagi yang terus memukul pintu rumah tersebut.
"Haishhh, aku justru ingin membantu mu lho, membantu agar kalian terus bersama, misalnya masuk rumah sakit bersama, kalau salah satu yang masuk rumah sakit itu rasanya nggak adil aja, bukannya kalian bersumpah sehidup semati kan? Jadi terima sumpah kalian semoga mati bersama. Ha ha ha ha," ucap Glarissa tertawa terbahak-bahak merasakan kenikmatan atas penderitaan Afgan dan Eva.
"Glarissa! Tunggu saja pembalasan ku! Kau akan menyesal karena sudah membuat ku begini! Glarissaaaaaaaaaa!" teriak Afgan penuh dengan dendam dan amarah yang menumpuk di hatinya.
"Alah bodo amat. Oh ya, aku mau pergi jalan-jalan makan angin dulu ya, kalian di sini saja dulu, selamat menikmati kebahagiaan kalian," ucap Glarissa membungkukan badannya memberi hormat meskipun Afgan tidak melihatnya.
Glarissa pun berjalan dengan langkah kaki tegap ke ruang tamu, seketika langkah kakinya terhenti, ia pun berjalan masuk ke kamar Eva, mencari sesuatu, siapa tahu ada barang mahal yang bisa ia ambil.
"Maaf ya Eva, barang mu adalah barang ku juga, tapi barang ku ya barang ku saja. Berhubungan kita sama-sama istri Afgan, tidak apa-apa kan kakak ambil barang-barang mu, secara aku ini adalah kakak tertua mu, nah sebagai adek, kamu harus mengalah," ucap Glarissa sambil meraup barang Eva, bahkan kotak cincin milik Eva pun tak tertinggal.
Glarissa memasukkan semua barang jarahannya ke dalam tas, ia pun kembali keluar dari rumah tersebut dan berdiri di depan teras.
"Hm... Kira-kira ke mana dulu aku pergi ya? Hm lebih baik pergi berlibur menikmati hidup," ucap Glarissa.
Ia pun masuk ke dalam mobilnya, Perlahan-lahan mobil pun melaju di jalanan, meskipun entah ke mana, yang penting ia bisa menikmati masa-masanya di dunia novel sebelum ia kembali ke dunia nyata.
Dengan kerja sama Eva dan Afgan, mereka pun mendobrak pintu kamar mandi dengan kuat, meskipun dengan bersusah payah, akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka.
Untung saja, pintu kamar mandi tidak sekeras pintu utama yang di tendang oleh Glarissa, kalau tidak, mungkin mereka selamanya akan terkunci di dalam kamar mandi.
"Huft! Huft!" Afgan dan Eva ngos-ngosan karena kelelahan. Mereka benar-benar habis di kerjain oleh Glarissa.
Eva langsung terduduk di sudut ruangan bersandar di dinding. Sementara Afgan duduk di lantai dengan di topang oleh kedua tangannya di belakang.
Afgan melihat pintu kamar mandi yang sedikit rusak itu, rasanya rumah ini pintu rumahnya tidak ada yang beres lagi sejak Glarissa berubah. Lama-lama rumah itu tidak punya pintu lagi.
"Sayang... Apa yang harus kita lakukan sekarang...?" tanya Eva terlihat kelelahan.
"Tentu saja untuk menjalankan rencana kita, malam ini kita tidak usah pulang ke rumah, tapi preman itu suruh mereka bersembunyi di rumah ini, saat Glarissa pulang ke rumah, biarkan dia di sergap oleh preman itu. Siap kan kamera dan lalu buat live streaming. Biar orang-orang menonton adegan mereka," ucap Afgan.
"Kamu benar sayang, biar dia tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan orang," ucap Eva lagi.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
jadi samsak yang ada dia....
saingan dong sama mba kun-kun...🤭