"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 20. Akhirnya Bertemu
Kimmy meremas kedua tangannya seraya menggigit bibir bawahnya. Ia dan mama Retta sudah tiba didepan pintu mansion, namun Kimmy masih enggan untuk turun dari mobil.
"Astaga Tuhan, apa ini sudah saat nya aku bertemu dengan calon suami ku? Tapi.. Tapi bagaimana aku akan menghadapinya nanti?Ya Tuhan aku belum siap". Batin Kimmy terus menjerit mengatakan jika ia tidak siap untuk bertemu dengan Zio.
Bukan.. Bukan karena dia gugup akan pertemuan yang pertama kalinya. Tapi, Kimmy lebih merasa takut dirinya akan ditolak mentah-mentah oleh pria itu. Apalagi, jika dia tau kalau Kimmy sudah tidak... Ah rasanya masih menyakitkan jika mengingat kejadian itu.
Mama Retta yang masih duduk didalam mobil dan melihat kegugupan Kimmy pun segera meraih tangan perempuan itu, menggenggam nya dengan erat seraya mengelus punggung tangannya dengan lembut seolah memberikan ketenangan.
"Jangan gugup, semua nya akan baik-baik saja". Ucap mama Retta seperti tau apa yang tengah dikhawatirkan oleh calon menantunya itu.
Kimmy menoleh menatap mama Retta dengan sendu. "Ma, bisakah Kimmy pamit pulang? Kimmy belum siap ketemu dengan Zio".
"Apa yang membuat mu belum siap bertemu dengan putra mama sayang?"
"Aku.. Aku..."
"Kamu takut Zio akan menolak mu?" tebak mama Retta dan langsung membuat Kimmy diam tak bersuara.
Seulas senyuman hangat tersungging diwajah cantik perempuan paruh baya itu. Ia tepuk pelan punggung tangan Kimmy berkali-kali.
"Kimora sayang dengarkan mama. Jika kamu terus menghindar seperti ini, kamu tidak akan tau Zio menerima mu atau tidak. Lagipula, meskipun Zio menolak mu mama dan papa yang akan memaksa nya untuk menikahi mu. Tidak ada salah nya kalian bertemu dan saling mengenal satu sama lain hmm..." tukas mama Retta dengan lembut
"Tapi ma-"
"Tidak ada alasan lagi Kimora sayang. Temui dulu putra mama sebentar saja, setelah itu kamu boleh pulang. Oke ?"
Mendengar itu, Kimmy mendesahkan nafas nya kasar. Ia tak bisa berbuat apapun selain pasrah, nyata nya calon mertua nya ini memang memiliki sifat dan tutur kata yang lembut membuatnya tak tega untuk menyakiti hatinya.
"Ya sudah ayo turun dan masuk kedalam mansion". Ajak mama Retta
Pak Rahman dengan sigap segera membukakan pintu untuk mama Retta. Sebelum, Kimmy menyusul keluar ia lebih dulu menarik nafas lalu menghembuskannya berkali-kali agar bisa menetralkan kegugupannya. Setelah dirasa sedikit reda, barulah Kimmy turun dari mobil dan bergegas melangkahkan kakinya menyusul mama Retta yang sudah lebih dulu berjalan masuk kedalam mansion.
"Mama tunggu". Panggil Kimmy lirih merasa canggung berada dimansion milik papa Kai.
Jujur, Kimmy akui jika dirinya benar-benar dibuat tercengang dengan mansion tersebut. Mansion yang sangat megah dan besar bak istana seperti di film-film kartun disn*y yang sering ia tonton.
Ya, Kimmy memang masih suka menonton film seperti itu. Meski usianya yang sudah seperempat abad. Tak masalah kan?
"Ayo". Ajak mama Retta lalu meraih tangan Kimmy dan menggandengnya masuk.
.
"Pa..." panggil mama Retta saat tiba diruang keluarga dan melihat suaminya itu tengah duduk dikursi sofa sambil membaca majalah bisnis. Dihadapannya duduklah seorang pria tampan yang masih berpenampilan rapi, mesikpun hanya mengenakan kemeja putih dengan dua kancing atas yang sudah dibiarkan terbuka begitu saja. Pria itu menundukkan kepala sambil memainkan ponsel pintarnya.
Papa Kai mendongak seraya menutup majalah bisnis nya dan meletakkannya kembali diatas meja kaca.
"Mama, sudah pulang ?" tanya papa Kai
Mama Retta mengangguk lalu mengajak Kimmy untuk duduk dikursi sofa.
"Pa.. Papa.." sapa Kimmy terbata-bata canggung
"Hmm, bagaimana kabar mu nak?" tanya papa Kai pada Kimmy
"Kimmy baik pa, papa juga kan?" ujar nya balik bertanya
Papa Kai mengangguk. Kemudian, pandangan Kimmy beralih melirik pria yang masih sibuk dengan ponsel nya seolah tidak terganggu dengan obrolan ringan mereka.
Mama Retta yang melihat itu memutar bola matanya jengah seraya menghela nafas kasar.
"Zi.." panggil mama Retta
"Hmm.." Zio hanya berdehem tanpa mengalihkan atensi nya dari ponselnya. Jari jemari besar masih saja sibuk berselancar dilayar benda pipih tersebut.
"Bisakah kau berhenti sebentar Zi? Ada yang ingin mama bicarakan dengan mu". Tukas mama Retta dengan tegas
Mendengar itu, Zio langsung mematikan ponsel nya lalu menyimpannya kembali kedalam saku celana. Kemudian, Zio mendongak pandangan matanya tak sengaja saling bertubrukan dengan manik mata Kimmy.
"Dingin!"
Satu kalimat itu yang langsung meluncur bebas dari batin Kimmy saat melihat wajah Zio untuk pertama kali nya. Sedangkan Zio, pria itu mengerutkan dahinya seolah tidak asing ketika melihat raut wajah Kimmy.
"Cantik!" Zio memuji dalam hatinya
"Zi, kenalkan ini Kimora calon istri kamu". Ucap mama Retta tanpa basa-basi
"Ternyata dia wanita yang dijodohkan dengan ku? Cantik tapi ku lihat dia sama saja seperti wanita lain. Pembawa sumber kesakitan!" tukas Zio dalam hatinya seraya mengulas senyum miring.
"Kimora sayang, kenalkan dia Zio putra mama..." Memperkenalkan Zio pada pada Kimmy
Kimmy melipat bibirnya dengan ragu-ragu ia mengulurkan tangannya pada Zio.
"A-aku Kimora..." Ucap Kimmy terbata-bata gugup bercampur takut.
Bagaimana dia tidak takut saat melihat ekspresi wajah dingin Zio, sangat dingin sedingin kutub es. Bahkan tatapan matanya juga terlihat tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya. Ditambah lagi, Zio sangat irit bicara membuatnya canggung setengah mati.
Kimmy menelan ludah nya susah payah saat Zio tak kunjung membalas uluran tangannya. Pria itu justru langsung berdiri dari duduknya seraya memasukkan kedua tangannya kedalam celana formal yang ia kenakan.
"Mah.. Pah.. Aku ingin bicara empat mata dengan dia". Kata Zio dengan tegas
"Tapi Zi-..."
"Ayo ikut dengan ku!" Zio langsung memotong ucapan mama Retta, berbalik badan lalu melangkahkan kakinya menuju teras samping.
Kimmy mengangguk dan segera meminta izin pada kedua calon mertuanya itu untuk ikut dengan Zio. Ya, mungkin ini waktunya mereka berbicara berdua dari hati ke hati tentang kelanjutan kehidupan mereka.
.
.
.
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like vote dan komen.. Terimakasih 🌹❤️
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu