NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:666
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Hari Pernikahan Tiba

  Waktu pernikahan hampir tiba. Anya sekarang ini sedang siap-siap dan di dandani. Melihat dirinya dalam cermin memakai gaun pengantin, Anya menarik nafas panjang. Ia tahu kehidupan barunya akan segera dimulai. Sejauh ini ia merasa bangga akan dirinya yang bisa bertahan dalam kesulitan dan rasa sakit yang panjang. Sampai hari ini tiba. Ia tidak menyangka akan menjadi Nyonya keluarga Sugito yang terkenal dengan kekayaannya yang melimpah ruah. Mungkin ini saatnya bagi Anya untuk bangkit dan melakukan apa yang ia suka dan apa yang belum pernah ia lakukan selama ini.

  Sementara diluar saat ini, para tamu undangan mulai berdatangan. Dita dan Ranti menyambut para tamu dengan baik. Syella merasa bingung apa yang harus ia lakukan, jadi ia hanya mengikuti Bima kemana pun Bima pergi.

 "Kenapa kamu terus membuntuti ku? " tanya Bima.

 Syella malah nyengir. "Saya tidak tahu harus ngapain. Saya juga tidak punya teman mengobrol."

 Bima menghela nafas kasar. "Apa yang sedang ku lakukan sekarang? " gumamnya bertanya pada diri sendiri.

 Lantas, ia pun membiarkan Syella menjadi ekornya untuk saat ini. Lagi pula diusir berpa kali pun tidak mempan.

 [Seharusnya hari ini aku menghancurkan pernikahan ini. Tapi, apa yang sudah aku lakukan sekarang? Aku hanya bisa menerimanya] Bathin Bima.

 Tidak lama kemudian, Amira datang dengan gaun yang dibelikan oleh Aiden saat itu. Memang sangat cocok di pakai Amira. Cantik, berkarisma dan juga elegan sekali. Nampak seperti orang yang sangat penting.

 Dita dan Ranti segera menyambut baik kedatangan calon menantunya itu. Bahkan Bima pun yang melihat kedatangannya segera menghampiri diikuti oleh Syella. Begitu juga Aiden yang kini sangat terpukau melihat keindahan wanitanya yang ada di hadapannya itu.

 "Waah.. calon menantuku sangat cantik sekali, " puji Dita memeluknya hangat.

 "Terima kasih, Nek. "

 "Kamu terlihat sangat menawan. Cantik sekali, " imbuh Ranti ikut memuji.

 Amira tersenyum menanggapi pujian Ranti. Tapi sebenarnya hatinya mendelik tidak suka mendengar apapun dari Ranti.

 [Tentu saja. Aku memang lebih cantik dari perempuan sialan itu.] Bathin Amira.

 Aiden menghampiri Amira dan langsung memeluknya.

 "Kamu terlihat sangat luar biasa!" seru Aiden dengan bangga.

 Amira hanya tersenyum dan tersipu malu mendapatkan pujian yang bertubi-tubi. Bima tidak berkomentar apapun dan hanya mengangguk kecil. Karena mau komentar pun semua pujiannya sudah dikatakan oleh mereka.

 "Kak Bima? " bisik Syella.

 "Hmmm? "

 "Menurutmu siapa yang lebih cantik? Kak Anya atau wanita itu?" tanya Syella.

 Bima menoleh ke arah Syella dengan mengerutkan keningnya.

 "Memangnya siapa peduli? " Bima tiba-tiba saja merasa kesal.

 Syella hanya mendengus kesal mendengar jawaban Bima yang ketus.

  Elvaro saat ini sudah tidak sabar ingin melihat Anya yang masih di ruang tunggu. Elvaro ikut menyambut beberapa tamu penting sebelum acara dimulai.

 Tetapi siapa sangka seseorang masuk dengan menyamar menjadi seorang pelayan disana. Dan ia mendatangi Anya yang masih diruang tunggu. Hanya Anya seorang.

 Pelayan itu menerobos masuk dan mengendap-endap. Ia berniat membekap Anya dengan obat tidur dan menculiknya. Tetapi, ternyata Anya sadar dirinya dalam bahaya. Ia melihat bayangan seseorang datang tanpa suara. Anya berusaha tenang agar tidak panik. Ketika pelayan itu akan membekap mulutnya dari belakang. Anya segera menangkap tangan orang tersebut dan memutarnya ke belakang.

 "Siapa kamu?"

 Pelayan itu memakai masker, jadi Anya sekali tidak bisa melihat wajahnya. Pelayan tersebut memberikan perlawanan sebelum Anya membongkar paksa maskernya.

 [Gawat! Cewek ini benar-benar tidak mudah] Bathin pelayan itu. [Jika kali ini gagal lagi, maka aku pasti tidak akan mendapatkan bayaran apapun]Sambungnya.

  Lantas, pelayan itu mulai berkelahi dengan Anya. Anya merasa risih karena gaun yang ia pakai. Ia beberapa kali mendapatkan pukulan karena tidak leluasa dalam bergerak untuk melawannya.

 "Issh! Padahal acaranya sebentar lagi, " gumam Anya mendecih.

 [Bagus! Jika aku tidak bisa menangkapnya. Maka aku akan mengulur waktu] Bathin pelayan itu lagi.

  Sementara itu, Bima tidak sengaja mendengar keributan dari ruang tunggu pengantin wanita. Tadinya Bima ingin menenangkan diri sebelum acara dimulai. Suara gaduh itu membuatnya penasaran. Lantas, Bima pun segera datang untuk memeriksa apa yang terjadi disana. Ketika Bima membuka pintu, ia terkejut melihat Anya yang diserang oleh seseorang.

 "Woi! "

 Bima berteriak mengagetkan pelayan itu.

 [Gawat! Bisa habis aku kalau ketangkep.]

 Pelayan itu memilih kabur lewat pintu yang lain. Bima segera menghampiri Anya.

 "Kamu baik-baik saja? " tanya Bima agak cemas.

 Anya tidak langsung menjawab dan menatap Bima intens.

 "Apa? "

 Anya tersenyum. "Tidak. Bukan apa-apa. Hanya saja, ku pikir kamu akan senang ada orang yang berniat mencelakai ku dan mencoba menggagalkan pernikahan ini. Tapi sepertinya saya salah. "

"Hei, aku memang tidak suka padamu. Dan memang aku ingin membuatmu menderita sampai kamu merasa tidak ingin tinggal disisi Ayah lagi. Tapi, aku tidak pernah berniat jahat sampai seperti ini. Jangan menuduh ku sembarangan, " sergah Bima.

 "Baiklah. Saya sama sekali tidak berniat menuduh mu. Ngomong-ngomong, terima kasih yah, bro!"

 "Bro? Apa maksudmu dengan Bro?"

 "Eyy ayolah! Masa kamu tidak tahu. Bro, teman?" jawab Anya.

 "Cih! Aku bukan temanmu! " seru Bima sambil melangkah untuk pergi.

  Anya hanya tertawa kecil melihat tingkah lucu kekanak-kanakan nya. Anya tahu sejak awal Bima memang tidak menyukainya tapi, dia bukan membencinya.

 Tidak lama kemudian waktu baik dari acara pernikahan akhirnya datang. Elvaro benar-benar terpukau melihat kecantikan istrinya itu.

 Acara pernikahan berjalan dengan lancar dan baik. Semua akhirnya terkendali. Walau ada sepasang mata yang terlihat sangat kesal dan benci melihat kebahagiaan Anya bersama Elvaro.

 Acara pernikahan itu berlanjut dengan sangat meriah. Beberapa orang datang untuk bersalaman dan mengucapkan selamat kepada Anya dan Elvaro.

 Tidak lupa mereka mengambil beberapa poto bersama untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan. Hari ini mungkin, adalah hari yang paling bahagia untuk Elvaro. Rasanya ia kembali ke masa mudanya dulu saat ia menikah dengan Aira.

 Dan yah, semenjak Anya datang dalam kehidupannya, Elvaro jadi jarang memikirkan Aira. Rasa rindunya perlahan memudar. Tapi, ia tidak akan pernah melupakan Aira sebagai istri pertamanya. Elvaro memang berniat akan melayat ke makam Aira setelah pernikahan ini. Dan ingin memperkenalkan Anya di hadapan makam Aira.

 Acara pernikahan akhirnya selesai. Anya sangat lelah. Ia berbaring di atas kasur yang penuh dengan kelopak bunga mawar merah.

 "Gak mandi dulu?" tanya Elvaro sambil membuka jas hitamnya.

 "Mau.Tapi sebentar lagi, " balas Anya.

 Elvaro tidak menggubris dan malah naik ke atas tubuh Anya.

 "Anda mau apa?"

 Mata Anya yang tadinya terpejam langsung melotot menatap wajah Anya yang terlihat lesu.

 "Sekarang kita sudah sah suami istri. Jadi, kamu harus memanggilku dengan sebutan sayang, Nona kecil, " bisik Elvaro di telinga Anya.

 "Ayolah, saya sedang tidak ingin berdebat saya capek, " sahut Anya.

 "Baiklah. Kamu tidak begitu. Serahkan padaku. "

 Elvaro langsung saja tanpa ragu meraup bibir Anya dengan penuh hasrat. Anya tidak bisa menolak ciuman yang Elvaro berikan dan dengan senang hati membalas setiap kecupannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!