NovelToon NovelToon
Rahasia Jiwa Puber Kedua

Rahasia Jiwa Puber Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan di Kantor / Cinta Murni
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nikodemus Yudho Sulistyo

Perselingkuhan adalah sebuah dosa terbesar di dalam pernikahan. Namun, apakah semua perselingkuhan selalu dilandasi nafsu belaka? Atau, adakah drama perselingkuhan yang didasari oleh rasa cinta yang tulus? Bila ada, apakah perselingkuhan kemudian dapat diterima dan diwajarkan?
Sang Rakyan, memiliki sebuah keluarga sempurna. Istri yang cantik dan setia; tiga orang anak yang manis-manis, cerdas dan sehat; serta pekerjaan mapan yang membuat taraf hidupnya semakin membaik, tidak pernah menyangka bahwa ia akan kembali jatuh cinta pada seorang gadis. Awalnya ia berpikir bahwa ini semua hanyalah nafsu belaka serta puber kedua. Mana tahu ia ternyata bahwa perasaannya semakin dalam, tidak peduli sudah bertahun-tahun ia melawannya dengan gigih. Seberapa jauh Sang Rakyan harus bergulat dalam rasa ini yang perlahan-lahan mengikatnya erat dan tak mampu ia lepaskan lagi.
Kisah ini akan memeras emosi secara berlebihan, memberikan pandangan yang berbeda tentang cinta dan kehidupan pernikahan. Cerita p

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikodemus Yudho Sulistyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang: Chemistry

Hari demi hari, tidak ada yang tidak menarik tentang Florencia bagi Sang. Tidak sekadar cara berbusananya yang berganti-ganti setiap hari, memberikan warna-warna yang mempesona, tetapi juga setiap tindak-tanduknya membuat Sang tersenyum simpul, terkekeh, bahkan tertawa lepas.

Tidak hanya kecantikannya, kulit putih bersinarnya, rambut lurus sekelam jelaganya, tubuh tinggi menjulangnya, tetapi juga caranya tertawa, berdiri di suatu sudut terdiam seperti sedang bingung: blank, sampai ketika Florencia sedang cerewet-cerewetnya berbicara.

Sapaan Florencia, sekali dua ‘mengganggu’ Sang, komentarnya mengenai warna pakaian mereka, atau komunikasi mendalam tentang hidup dan latar belakang kehidupannya membuat Sang terjebak dalam ketertarikan yang hakiki. Sang terpenjara dan sama sekali tak mampu keluar dari jebakan ini.

Sekuat apapun Sang untuk menghindari pesona Florencia. Perasaan bersalah dan berdosa itu semakin besar di dalam dada Sang, menggembung, mengembang, dan terus berkembang. Sang kecanduan dengan kehadiran sang sosok. Tidak peduli bila ia hanya melihat kelebatan siluetnya, atau mendengar suaranya yang datar dan rendah itu dari kejauhan.

Parahnya lagi, satu kejadian membuat Sang ragu atas dasar ketertarikannya kepada Florencia. Sedari awal, ia berpikir bahwa ia semata-mata tertarik secara fisik dan seksual belaka kepada seorang Florencia, nyatanya, momen ini membuyarkan seluruh alasannya.

Seluruh staf hari itu melakukan pengukuran kemeja, semacam seragam yang dikenakan pada hari tertentu. Bukan sebagai kewajiban atau kebijakan kantor sebenarnya, tetapi sang ketua direksi memberikan kemeja tersebut cuma-cuma. “Biar kita kompak aja,” ujarnya.

Maka, setiap staff dari beragam divisi diminta untuk datang ke ruangan pengukuran. Kelak setelah selesai dijahit, para staff dipersilahkan mengenakannya pada minggu pertama setiap bulan, atau kapan saja mereka mau.

Antri panjang.

Sang melihat kehadiran Florencia dengan sudut matanya. Otaknya langsung bekerja, memaksa Sang untuk pura-pura tidak mengacuhkan Florencia, paling tidak bersikap biasa dan normal adanya. Padahal, setiap ada kemunculan Florencia, jantungnya tak bisa berhenti berdetak kencang dan nafasnya tercekat.

Florencia bercakap-cakap dengan beberapa rekan dan staf nun disana. Pikiran Sang luar biasa terusik.

“Dia memikirkan aku nggak, sih, sebenarnya? Mungkin nggak kalau dia juga merasa bahwa bagaimanapun ada sedikit saja ‘hubungan’ diantara kami? Yah, selain sebagai rekan kerja yang lumayan akrab, satu angkatan di kantor ini?”

Sang langsung merasa konyol. Dia merasa tidak tahu diri, pun kegeeran. Hanya karena ia bisa mengimbangi cara berbicara Florencia yang ajaib itu, atau karena Florencia tidak malu-malu ‘mengganggu’nya dalam berbagai kesempatan, atau karena jelas-jelas Florencia girang ketika keduanya mengenakan busana yang sama, lantas Sang berpikir – atau berharap – Florencia memiliki perasaan yang kurang lebih sama dengannya.

Pandangan Sang berserobok dengan Florencia. Gadis itu menunjukkan wajah datar, tetapi berkebalikan dengan tindakannya. Demi melihat Sang, Florencia berjalan mendekat, melewati kumpulan staf yang sedang antri. Sesampainya di dekat Sang, Florencia sumringah.

Sang merutuk di dalam hati. Wajah manis gadis itu meluruhkan semua usahanya untuk berpura-pura cuek dan berusaha setengah mati untuk tidak terlalu memikirkannya.

“Udah ukur baju, Pak Sang?” tanya Florencia ketika telah berada di dekat Sang.

“Belum. Kamu udah?”

“Belum juga, Pak. Kalau gitu, kita terakhir aja, deh, ya. Masih panjang antriannya,” balas Florencia.

Tidak ada hal yang paling menyenangkan selain harus menghabiskan waktu lebih lama bersama gadis ini, pikir Sang. Tentu ia tak keberatan.

“Pusing kepalaku kalau ramai gini, Pak. Penat,” Florencia meringis. “Maklum, OCD,” katanya.

Sang terkekeh. “Ya, udah, di sini aja.”

Florencia mendekat ke arah Sang ketika tubuh-tubuh staf semakin bergerak sesuai antrian.

Florencia berkacak pinggang, sebuah gestur khasnya, yang kerap diinterpretasikan sebagai ketidaksopanan.

Sang sebaliknya, mungkin merasa sedikit berlebihan, atau ya itu tadi, kegeeran, ketika sewaktu Florencia berkacak pinggang, ia tetap semakin mendekat. Sehingga sikunya bersentuhan dengan lengan Sang. Florencia terlihat sama sekali tidak risih, malah lebih santai.

Sang menghela nafas panjang, tetapi pendek-pendek, agar tidak terlihat terlalu mencolok di hadapan Florencia. Ia berjibaku dengan pikirannya sendiri, mencoba mengartikan semua kata-kata dan perilaku Florencia serta meyakinkan dirinya bahwa semua seharusnya normal saja, ia yang berlebihan menanggapi atau memaknai ini.

Masalahnya, beberapa menit kemudian, Sang dan Florencia sudah terlibat percakapan seru, seperti biasa. Apa yang dipikirkan oleh Florencia, dengan cepat dan tepat sejalur dengan apa yang ada di dalam pikiran Sang. Keduanya tertawa, tersenyum, saling canda, saling tatap dan berbagi chemistry yang kental di udara.

“Memang pikiran ajaib seperti kita ini nggak banyak yang bisa paham, ya, Pak?” ujar Florencia.

Nah, kembalilah Sang dihadapkan dengan kegamangan. Mendadak ia sangat berhatrap bahwa perasaan Florencia terhadapnya sedikit lebih istimewa. Mungkin karena keduanya seimbang dalam percakapan, atau memiliki chemistry tertentu.

Mau gila rasanya, pikir Sang.

Yang menjadi perihal, Florencia sepanjang waktu itu menempel terus di dekatnya. Sentuhan-sentuhan fisik sederhana melecutkan aliran listrik statis yang membuat Sang tersentak, sekaligus begitu menikmatinya. Bisa-bisanya Florencia berjalan mendekat ke arah Sang yang tadi berada jauh darinya. Apalagi kalau bukan bahwa ia merasa nyaman berada di dekat Sang.

Wajar, kan, seharusnya? Ujar Sang lagi di dalam hati, mencoba melawan dan menyangkal pikirannya sebelumnya.

Hari itu, resmi, sampai setelahnya, Sang mulai sadar, bahwa perasaannya terhadap seorang Florencia bukan sekedar sensualitas belaka, melainkan lebih dalam dibanding itu.

Memang, kulit lembut lengan Florencia yang bersentuhan dengannya itu memberikan efek yang tidak biasa, tetapi sisanya lebih pada kehadiran sang gadis, caranya berbicara, caranya tersenyum dan tertawa, serta bagaimana keduanya berbagi pikiran dan jiwa dalam interaksi, adalah hal-hal yang sangat diinginkan Sang. Mungkin, mungkin sekali, ini kali keduanya ia jatuh cinta. Mungkin, mungkin sekali, Sang merasa bahwa ia sedang didera puber kedua.

Rasa cinta dan puber kedua mungkin, mungkin sekali sangat erat berhubungan. Namun, sekali ini, Sang tidak mau menyerah begitu saja dengan perasaan yang menderanya. Ia masih mencoba menyangkal bahwa rasa cinta yang ada di dalam hatinya ini hanyalah proyeksi dari puber kedua, atau istilah lainnya adalah midlife crisis.

Yang terjadi adalah, sekuat apapun ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah berhubungan dengan masalah psikologis, sekuat itu pula pesona Florencia menggapai-gapai ke arahnya. Kecantikan, kecerdasan, keunikan sifat (dan keanehan perilakunya), seperti menantang Sang untuk dipetik bagai buah-buahan segar di kebun. Sang terlanjur terjebak di dalam karut marut perasaan keterpesonaan atas seorang Florencia, sekaligus penyangkalan atas rasa itu sendiri. Sang jatuh bangun melawan perasaannya, dan terus-terus mengingatkan bahwa semua ini sebetulnya akibat dari puber kedua, serta tidak ada sambutan atas perasaannya, tidak ada balasan dari sang gadis, sehingga ia harus kembali sadar dan melupakan semua dan mengubah perilakunya tersebut.

1
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
cukuplah saling tau udah yaak.

kelainan kek Flo ini, misal nggak minum obat atw apa ya... ke psikiater mungkin, bisa "terganggu" nggak?
kasian sbnrnya kek ribet kna pemikirannya sendiri
Nikodemus Yudho Sulistyo: Iya. sebenarnya ini termasuk masalah mental. cuma banyak yg nggak merhatikan. bahkan ada sisi suicidal tendency-nya juga. salah satu isu penting yang saya angkat di novel ini. hehe
total 1 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
mungkin kudunya mereka dipisahkan.... jngn terus ketemu gitu. wkwkwk
Nikodemus Yudho Sulistyo: harusnya sih.tp y gitu deh, namanya rekan kerja.
total 1 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Mancing wae nih Sang... Knpa nggak diem udah, cukuplah tau klo Flo melukis visualnya ya kna spesial 😂
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Tak ada yang salah dengan cinta, yang salah itu kenapa cinta itu harus berlabuh bkn ke orang yang tepat? wkwkwkwk

Awalnya sekedar nyaman, sering ketemu, sering pke istilah saling mengganggu akhirnya?

tapi semoga hanya sebatas dan sekedar itu aja yak mereka. maksudnya jngn sampe kek di sinetron ikan terbang itu😂
biarkan mereka menderita dan tersiksa sendiri wkwkwkwk.
Nikodemus Yudho Sulistyo: soalnya flo sendiri jg bukan cewek normal. pengidap komorbid ini jg minum obat lho, buat bikin tenang.otaknya rumit bgt.
total 3 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
tapi mengingat sampai kematiannya anak-anaknya masih menganggap Sang superhero tak tergantikan berarti Sang bisa mengendalikan diri. tapi apa Florwntina mengetahui hal tsb kira2?
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
tapi kao melihat seseorang mengalami puber kedua itu lucu juga sih rasanya 😅😅
Nikodemus Yudho Sulistyo: lucu tapi jg bisa bermasalah.mngkin karena bnyak org anggap sepele sih.hehe..
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
berbunga-bunga gak kak? 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
gegana si bapak gelisah galau merana 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
kalo dia juga merasakan yang sama apa malah gak bahaya pak? 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
dan acuannya Florencia.... wkwkwk mumet.. mumet.. 😅😅😅
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
oke... penasaran sih akan sampai mana hubungan mereka
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
ciieee... sejalan ya pak 😅😅
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
buaha.. ha.. ha... larinya ke Indah Sulastri 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
dengan cara bagaimana Flo?
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Ahh benar ternyata....itu lukisan ftonya Sang.

Setdahhh aduhhh ternyata Florencia???

Jangan dong Flooo, jangan jadi musuh dari perempuan lain.

Itu bkn cinta, kamu ke Sang cuma nyaman. Florentina selain cantik baik kok, anaknya tiga loh... klopun ada rasa cinta yaudah simpan aja. cinta itu fitrah manusia, nggak salah. tapi klo sampe kamu ngrebut dari istri Sang. Jangan deh yaa Flo. wkwkwkwk
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Mungkin nggak sih Sang Ngrasa jenuh sama kehidupannya dengan Florentina? Tak ada yg berubah dari Florentina baik itu sikapnya atw kecantikannya. Tapi mungkin dari tekanan ortu Florentina?
Keknya Florentina biarpun sama introvert kek Flo, tipe yg kaku ya... berbeda sama Flo. intinya Sang menemukan sesuatu yg lain dari Flo, sesuatu yg baru... ditambah dia lagi masa puber kedua. yang tak dia temukan sama istrinya. Apalagi setelah punya tiga anak. mungkin yaaa
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩: 1 2 3 4 konon katanya bolehhhh asal jangan ada slot ke 5😂
total 4 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Gambar apakah yang ada dilayar gawai Flo? hemm... tebak tebakan deh, keknya klo reaksi Flo yg kaget spt itu, bisaa jadi gambar Sang yang dibuat Flo diam-diam.😁
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Jangan over reaksi kali ya pak Sang...
Flo dengan segala kerumitannya mungkin hanya ngrasa nyaman, karena nggak semua orang dikantor bisa memahami spt Sang memahami Flo. sekedar nyaman bkn ❤️😂

Flo berpendidikan kan? perempuan terhormat. masa iya mau jadi pelakorr sihh? ini yg bermasalah Sang nya. udah titik. wkwkwkwk
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩: Ini kna puber kedua sih pak Sang...
Flo nggak ada ngapain, cuma soal kerjaan sama "mengganggu" Sang udah GR😂
total 3 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
sampai sini dulu nanti aku lanjut bang.. makin menarik interaksi Sang & Flo
Nikodemus Yudho Sulistyo: Siap. Selamat menikmati hubungan mereka, ya. he
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
yaaa anak sekarang kalo suruh berkutat dengan buku pasti enggan.. tp jangan salah mereka editor handal.. suruh bikin materi presentasi misalnya... bagus dan menarik mereka buat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!