NovelToon NovelToon
EXONE Sang EXECUTOR

EXONE Sang EXECUTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Dunia Lain
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis zero

Seorang penembak jitu tewas kerena usia tua,dia mendapatkan dirinya bereinkarnasi kedunia sihir dan pedang sebagai anak terlantar, dan saat dia mengetahui bahwa dunia yang dia tinggali tersebut dipenuhi para penguasa kotor/korup membuat dia bertujuan untuk mengeksekusi para penguasa itu satu demi satu. Dan akan dikenal sebagai EXONE(executor one) / (executor utama) yang hanya mengeksekusi para penguasa korup bahkan raja pun dieksekusi... Dia dan rekannya merevolusi dunia.



Silahkan beri support dan masukan,pendapat dan saran anda sangat bermanfaat bagi saya.
~Terimakasih~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

silent but deadly wind

Perjalanan Arya dan Dina dari kota Zerio menuju ibu kota Kerajaan memakan waktu sepuluh hari. Karena itu, mereka memutuskan untuk singgah di beberapa kota, dan setelah tiga hari perjalanan, mereka tiba di kota Tureg.

“Hey, Arya,” ujar Dina sambil berjalan di sampingnya. “Ada berapa kota di kerajaan ini?”

Arya berpikir sejenak. “Hm... ada lima belas kota yang tersebar di seluruh wilayah, belum termasuk ibu kota. Dan sembilan dari lima belas kota itu dikuasai oleh para penguasa korup.”

“Perbandingan yang menyeramkan,” gumam Dina. “Berarti sebagian besar kerajaan ini sudah diracuni oleh kebusukan kekuasaan.”

“Yah, seperti itulah kenyataannya.”

“Setelah dari ibu kota dan bertemu Gamma, kita akan teleportasi ke delapan kota yang telah kita selamatkan, kan?”

“Benar. Tujuan kita selanjutnya adalah menghancurkan semua tempat eksperimen manusia yang tersisa.”

Dina menghirup udara dalam-dalam. “Kota ini... aromanya enak banget. Aku mencium bau makanan dari mana-mana! Hey, Arya, bagi duit dong!”

Arya menghela napas dan mengeluarkan sekantong koin emas. “Nih.”

“Terima kasih!” seru Dina girang. “Jajan-jajan! Jajan-jajan!” Ia langsung melesat ke arah deretan kios makanan.

Arya menggeleng. “Apa di otaknya cuma ada makanan?” Ia berbalik, memutuskan untuk mengisi ulang persediaan makanan untuk perjalanan mereka.

Di sisi lain, beberapa penjaga kota tengah berpatroli dan berbicara pelan di antara mereka.

“Hei, katanya pasukan kerajaan memaksa kita menangkap Exone?”

“Iya, tapi... siapa yang cukup gila buat mencoba? Mereka itu monster!”

“Aku dengar dari penjaga mansion, mereka membunuh penguasa kota dengan brutal—kepala bolong, tubuh terbakar, sebagian tercincang. Dan setelah selesai membunuh, mereka malah bersiul!”

Arya yang tak jauh dari mereka hanya tersenyum kecil, gumamnya pelan, “Menyeramkan sekali ya rumor itu... Siapa ya pelakunya? Oh iya, kami ya.” Ia tertawa kecil lalu berjalan menuju perpustakaan.

Sesampainya di sana, ia menyusuri rak demi rak hingga matanya tertumbuk pada satu buku tebal bersampul kelam bertuliskan: “Sihir Tingkat Tinggi”.

“Menarik.” Ia mengambilnya dan mulai membaca.

Di dalam buku tersebut tertulis bahwa sihir tingkat tinggi mencakup sihir ruang, cahaya, kegelapan, dan... waktu.

“Sihir waktu?” gumam Arya, alisnya terangkat. “Mengendalikan waktu—menghentikan, memperlambat, mempercepat... bahkan hanya sesaat. Tapi... rumit sekali.”

Ia menatap halaman demi halaman, mencoba memahami struktur rumus sihirnya.

“Tak masuk akal. Pantas saja buku ini cuma dipajang. Tapi... justru itu menarik.” Ia mengeluarkan catatan dan mulai menyalin bagian-bagian penting. “Mungkin Tuan Noctarion bisa bantu jelaskan nanti.”

Setelah selesai, Arya keluar dari perpustakaan dan pergi ke pasar daging.

“Permisi, Pak. Semua daging di sini, saya beli,” ujarnya santai sambil menunjuk ke seluruh stok toko.

Penjual daging menatapnya dengan alis terangkat. “Semua? Hei nak, ini bukan tempat main! Pergi sana, jangan ganggu aku!”

Arya membuka kantong koin emas. “Kalau ini cukup?”

Mata si penjual melebar. “Apa? Itu... terlalu banyak! Kau mencuri uang dari mana?!”

“Ini milikku. Dan aku masih punya banyak.” Arya mengeluarkan lima kantong emas lagi dari penyimpanannya.

Penjual panik. “O-oke! Semua daging ini milikmu. Harganya cuma dua puluh koin!”

Arya menyerahkan dua puluh lima koin. “Ambil saja lebih. Sebagai ucapan terima kasih.”

“T-tentu! Tapi bagaimana kau membawanya—”

“Tenang saja.” Arya tersenyum. “Storage.” Seketika semua daging menghilang masuk ke ruang penyimpanannya.

Penjual itu membelalak. “Hilang...?”

“Jangan dipikirkan. Terima kasih banyak!” Arya melambaikan tangan dan pergi.

Sementara itu di sisi lain kota—

“Huk... uhuk!” Dina tersedak.

“Pelan-pelan makannya, Nona,” ucap pelayan dengan senyum geli.

“Bwbaik... lwah! Tweimakwasih!” jawab Dina sambil mulutnya masih penuh.

Arya sendiri sedang mencari cemilan.

“Hm, buah-buahan dulu, lalu beberapa kue.” Ia membeli semuanya dan bersiap untuk mencari Dina.

“Beep beep!” Alat komunikasinya berbunyi.

“Dina?”

“Bentar, Arya! Tiga menit lagi! Aku lagi antre beli makanan!”

“Sudah tiga jam kau makan, tahu!”

“Diam! Tinggal tiga antrean lagi!”

Arya menutup komunikasi. “Haaa... Anak ini.”

Lima menit kemudian, Dina datang dengan pipi mengembung dan tangan penuh makanan.

“Maaf menunggu~!”

“Lambungmu sebesar apa, sih?”

“Ngomong apa?”

“Enggak. Ayo, lanjut.”

Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiga hari kemudian...

“Hey, Arya...” gumam Dina sambil menatap sekeliling.

“Ada yang mengawasi,” jawab Arya.

Ia berteriak lantang, “HEI! KELUARLAH! MESKI BERSEMBUNYI, HAWA MEMBUNUHMU TERASA JELAS! BAHKAN SEORANG BAYI BISA MERASAKANNYA!”

Seseorang melangkah keluar dari balik pepohonan. Sosoknya tenang, tajam, dan membawa aura mematikan.

“Kalian Exone itu?” tanya pria itu.

“Maaf, Anda Jupiter?”

“Benar. Berarti kata-kata Noctis-kun tentang adanya pengkhianat... benar adanya.”

Dina membisikkan, “Gamma sudah ketahuan?”

“Entahlah.”

“Jadi nama aslinya Gamma, ya?” ucap Jupiter dengan senyum tipis. “Setelah membunuh kalian, aku akan mencarinya.”

Dina terpancing, “Bagaimana kau tahu—”

“Diam, Dina!” Arya menahan napas.

“Spesialisku adalah angin. Bisik-bisik pun kudengar,” kata Jupiter dingin.

“HEBAT! AJARI AKU DONG! AKU JUGA BISA SIHIR ANGIN!” seru Dina antusias.

Arya memijat pelipisnya. “Anak ini…”

“Tapi maaf,” ujar Jupiter perlahan. “Sekarang... kalian harus mati.”

Aether Slice.

Tebasan tak terlihat meluncur.

“Dina, menghindar!” Arya mendorongnya.

“Kenapa kamu dorong—” Dina berhenti melihat bekas tebasan angin melintasi tempatnya berdiri tadi.

“Dia menyerang dengan angin tak terlihat. Bisa sendiri?”

Dina tertawa, “Hahaha! Ini baru seru!”

Arya menghela napas. “Si penggila pertarungan kumat lagi.”

Dina melesat dengan Wind Step, kedua belatinya bersinar api. “Hellfire Slash!”

Jupiter terkejut dengan kecepatannya. “Gila... dia cepat.”

“Zephyr Bind!” teriak Jupiter.

Hembusan angin mengikat tubuh Dina, kulitnya terluka.

“Ayo, teruskan!” teriak Dina. “Berikan aku rasa terpojok!”

Jupiter menyipitkan mata. “Dia... menikmatinya?”

“WindFire Slash!” seru Dina, tubuhnya berkelebat seolah berpindah tempat.

Tebasan itu terlalu cepat. Tangan Jupiter terpotong.

“Ugh... sialan...” darah mengalir dari lengannya.

“Gale Domination!” badai menyapu. Lalu, “Vacuum Howl!”

Dentuman menghantam Dina. Ia terguncang, luka terbuka di tubuhnya.

“Whisper of Execution.”

“Wind Step!” Dina menghindar, nyaris saja.

“Aether Slice.”

Dina tersenyum. “Serangan yang sama dua kali? Naif.”

Strength. Wind Step.

Dalam sekejap, ia ada di depan Jupiter. “Double Slash.”

Tangan dan tubuh Jupiter tercabik. Tubuhnya membeku sejenak, lalu ia terjatuh.

“Maafkan aku... Rajaku...” bisiknya terakhir sebelum Slash!

Kepalanya menggelinding.

“Haaa... haaa...” Dina jatuh tak sadarkan diri.

Arya tersenyum, mendekat, lalu menggendongnya. “Kerja bagus, Dina. Aku tak salah memilihmu.”

Di tempat lain, di dalam istana...

Sekius duduk di kursi singgasananya. “Jupiter, ya? Terima kasih atas kerja kerasmu selama tujuh tahun ini...” ucapnya lirih sambil menggerakkan bidak catur di hadapannya.

Di belakangnya, Noctis berdiri diam... menatap kedepan.

1
luisuriel azuara
Karakternya hidup banget!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
Ani
Gak sabar pengin baca kelanjutan karya mu, thor!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!