Suami Kontrak Aqila

" Besok-besok jangan dipakai lagi " kata Aqila yang diangguki Vincent.

" Om beli dimana?" tanya Aqila .

" Kemarin saat survei proyek jas aku ketinggalan jadi menyuruh seorang bodyguard untuk membeli gantinya" alasan logis Vincent.

" Oooo, aku kira Om beli sendiri atau dikasih orang lain " ucap Aqila yang dibalas gelengan oleh Vincent.

" Ayo kita turun sarapan" ajak Aqila berjalan beriringan dengan Vincent menuju meja makan .

" Hahhh, kenapa diam-diam abis dimarahi kah ?" goda Nenek menatap Aqila yang hanya diam saja berjalan dibelakang Vincent tidak seperti biasanya yang petantang-petenteng .

" Ihhhh, dia kan nggak pemarah kayak kakek " pernyataan Aqila malah melirik kakek nya yang terkekeh geli.

" Kamu belum melihat saja kemarahan suamimu " pernyataan kakek .

" Dia sayang aku mana pernah marah " kata Aqila masuk kedapur membuatkan Vincent kopi .

...........

Seminggu kemudian semakin hari justru Aqila semakin dekat dengan Vincent hingga membuat perasaan nya semakin tidak karuan .

" Om Vincent mau kemana itu ?" kata Aqila yang baru sampai di perusahaan langsung bersembunyi ke sudut ruangan begitu Vincent lewat bersama beberapa bodyguard nya .

Diam-diam Aqila mengikuti Vincent yang masuk ke mobil lalu mengikutinya menggunakan mobil bodyguard nya agar Vincent tidak menyadari kehadiran nya .

" Kayaknya ini kompleks perusahaan elite ibu kota karena ramai kendaraan yang berlalu lalang berbeda dengan perubahan elite pada umum nya " batin Aqila setelah mengikuti mobil Vincent hampir 30 menit akhirnya mereka berhenti .

" Rumah siapa ini besar banget kayak istana " kata Aqila meminggirkan mobilnya diseberang jalan saat melihat mobil Vincent memasuki gerbang rumah mewah 3 lantai layaknya istana .

Aqila menyebrang jalan " Bagaimana aku bisa melihat gerbangnya sangat tinggi " penasaran Aqila masih berdiri disudut paling ujung pagar sementara mobil Vincent sudah masuk kedalam .

Aqila berjalan menjauh dari pagar utama sampai dia menemukan sedikit celah di sudut dinding pagar samping yang membuat dia dapat menatap kedalam .

" Gila, ini rumah mewah banget " kata Aqila yang berdiri mengintip itu terkagum-kagum.

............

Vincent turun dari mobil sambil mengancingkan jas nya " Selamat siang tuan " kata Irene yang berdiri menyambut didepan pintu langsung mengambil tas ditangan Vincent.

" Tuan terlihat kelelahan apa ingin dipijit?" tanya Irene dengan senyum lebarnya menatap Vincent.

" Aku gerah " Vincent melonggarkan dasinya namun sulit lepas sehingga akhirnya Irene yang peka membantu Vincent melepas dasi dan membuka beberapa kancing kemeja nya agar Vincent tidak merasa gerah lagi .

.............

" Siapa itu , penyusup " puluhan Bodyguard Vincent langsung berlari keluar begitu melihat wanita mencurigakan tengah mengintip dibalik pagar .

" Siapa juga yang mau menyusup " kata Aqila langsung bad mood mengambil batu dan melempar bodyguard Vincent bahkan mengamuk .

Aqila tantrum bahkan melempar semua bodyguard itu dengan tas dan barang apapun yang dia genggam lalu terduduk ditanah dengan perasaan kecewa .

" Non " bodyguard Aqila langsung menyerang bodyguard yang mencoba melakukan serangan balasan setelah kepala salah satu rekannya robek usai dilempar Aqila dengan batu berukuran cukup besar .

Semakin lama semakin banyak bodyguard keluar dari rumah itu hingga membuat 5 bodyguard Aqila kewalahan .

" Tuan ada seorang wanita dan beberapa bodyguard nya yang mencoba menyusup dan mencari informasi" kata Bodyguard melapor pada Vincent yang masih berdiri diluar rumah karena berbicara dengan Irene.

" Sekap saja dia diruang bawah tanah lalu lakukan interogasi, aku sedang lelah " ucap Vincent masuk kedalam mansion untuk beristirahat sejenak sebelum bertemu lagi dengan Aqila .

Vincent mencintai Aqila tapi bingung harus bagaimana menjelaskan semua bahkan tentang siapa dirinya sebenarnya.

" Apa yang diinginkan wanita itu sampai begitu berani" kata Vincent tersenyum kecut melihat kebodohan wanita itu .

............

" Ja, jadi Om Vincent beneran," kaget Aqila mendengar penjelasan salah satu bodyguard nya .

" Iya Non, dia memang adalah Vincent Destroyer seperti yang Daddy dan kakek non katakan" jelas bodyguard itu yang kini duduk bersama Aqila dalam penjara bawah tanah.

" Om kenapa nggak bilang ?" kata Aqila yang duduk ditengah mereka masih dengan ekspresi shok nya .

" Dulu aku ingin menjelaskan tapi ,"

Lama bercerita Aqila semakin terkejut saat tau sosok Vincent sebenarnya hingga rasa ngeri nya bermunculan.

" Hummm, benar-benar pembohong " kesal Aqila ketika teringat Vincent pulang menemui istrinya.

Aqila benar-benar merasa ditipu oleh Vincent yang mengaku tidak punya keluarga tapi nyatanya punya istri .

Diluar rasa takut dan kecewa yang Aqila rasakan dia sebenarnya sakit hati karena ternyata pria pertama yang dia cintai adalah pembohong yang begitu jahat .

" Katanya cuma aku tidak ada wanita lain " batin Aqila mengusap air matanya yang menetes sambil memeluk lutut .

" Non tenang ya jangan menangis , apapun yang terjadi kami akan melindungi Non sampai titik darah penghabisan dan sebelum nya kami sudah mengirim sinyal permintaan tolong kepada bodyguard lain hanya saja mereka menyekap kita dalam waktu begitu cepat " ucap kelima bodyguard itu menenangkan Aqila yang menangis , sepertinya dia takut .

" Hikssss" Aqila hanya ingin menangis untuk melampiaskan segala perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

Salah satu bodyguard itu melepaskan jaketnya lalu memakaikan pada Aqila agar tidak dingin benar-benar tetap melindungi Aqila dari apapun walau sekarang mereka dalam penjara .

Aqila tidak tau harus apa lagi karena semua barang-barang mereka telah disita habis oleh bodyguard Vincent yang begitu kejam .

" Aku benci Vincent, pembohong" kata Aqila menggaruk tanah saking sesak nya dengan keadaan.

" Hehhhh, kau diamlah" suara besar penjaga memukul pagar penjara karena Aqila terus berteriak.

" Hihhhh" Aqila melepas sandal nya lalu melempar kearah pagar itu balik hingga menimbulkan suara tidak kalah keras .

" Apa " Aqila dengan mental baja nya malah menantang penjaga itu balik .

" Non " kelima bodyguard itu memegang Aqila yang akan berdiri .

" Diam jangan melawan tidak ada yang bisa kita lakukan disini " nasehat Bodyguard itu menenangkan Aqila .

Melihat tatapan penjaga itu Aqila semakin membenci Vincent karena melihat dari semua reaksi orang disini sepertinya Vincent memang menutupi identitasnya.

Vincent sama sekali tidak memperkenalkan Aqila pada seluruh staf dan bodyguard nya .

" Kalaupun memang Om Vincent adalah Vincent Destroyer berarti dia memang menyembunyikan identitas nya " batin Aqila yang semakin yakin Vincent punya rencana besar .

............

Drettt

Drettt

Vincent yang baru beristirahat sejenak kembali membuka mata ketika mendengar ponselnya berdering.

" Iya Daddy apa sudah sampai Australia?" tanya Vincent dengan hangat karena Daddy bersama orang tuanya kembali pergi keluar negeri sore kemarin dan kemungkinan sudah sampai .

" Vincent Daddy mendapat laporan dari seorang bodyguard kalau Aqila bersama beberapa bodyguard nya disekap oleh seorang mafia namun Bodyguard kita tidak dapat menembus pertahanan mereka yang sangat kuat " kata Daddy yang membuat Vincent melek .

" Aqila disekap " ulang Vincent yang belum satu jam menyuruh bodyguard menyekap wanita yang diduga penyusup .

...........

Vincent langsung berlari segera menuju ruang bawah tanah meminta tidak ada satupun yang sampai melakukan kekerasan pada tawanan itu .

Dengan langkah lebar dan cepat Vincent menuju ruang bawah tanah bersama beberapa bodyguard dan juga Irene yang mendampingi nya .

" Aqila , Sayang " cemas Vincent yang bahkan tidak sabar menunggu penjaga membuka pintu melihat Aqila yang berbaring diatas tanah bersandar pada bodyguard nya .

Vincent benar-benar tidak menyangka kalau ternyata Aqila yang melakukan hal tadi sehingga tanpa melihat dulu Vincent langsung meminta bodyguard menyekap nya .

" Aqila " Vincent membangunkan Aqila yang ternyata tidur dengan perasaan bersalah .

Plakkk.

" Dasar pembohong " detik itu juga semua orang yang menyaksikan kaget sampai memegang dada ketika menyaksikan Aqila menampar seorang Vincent Destroyer.