NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fire

“Eh, tapi pas Amel kemarin jatuh itu, tetangga aku juga ada di sana. Katanya Amel lagi berdiri di samping, terus pingsan. Itu pingsan -nya ke tengah jalan. Tau gak, pas Amel pingsan ada mobil truk lewat. Ituuuu kalau truknya gak banting stir, kepala Amel bisa kelindes,” salah satu teman Amel bercerita dengan antusias.

“Ihhhhh ngeri banget ya Allah. Untung supir truknya bisa gercep ya balikin stir. Kalau enggak, mungkin sekarang kita lagi ziarah ke makam Amel.”

“Yeeeee …. Huuuuu.” Teman-teman bersorak, saat mendengar ucapan salah satu teman mereka.

Kerumunan itu bubar setelah bel mapel pertama berbunyi. Guru bahasa Inggris pun masuk. Begitu melihat Amel, dia pun menanyakan kabar.

Selama 90 menit pelajaran berlangsung. Amelia kini sudah kembali fokus pada mata pelajaran. Dia kembali aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. begitu pun di jam pelajaran kedua.

“Jangan lupa tugasnya dikumpulkan besok.”

“Baik, Bu.” Siswa menjawab kompak.

“Mau ke kantin nggak? Apa kamu bawa bekal?”

“Bawa bekal, Wi. Tapi gak apa-apa kita ke kantin aja. Aku makan bekal di sana.”

“Oke.”

“Dewi, mau ke kantin? Ikuuut.” Silvi dan Alin ikut bergabung. Saat selesai menepikan buku, Amelia melirik sekilas ke arah Gunawan. Dia pergi membawa baju basket nya dan berlalu begitu saja.

Biasanya dia akan menarik Amel dan memintanya menunggu di depan pintu toilet.

Dewi dan yang lainnya tau kedekatan Amelia dan Gunawan seperti apa. Makanya mereka merasa heran melihat sikap Gunawan yang cuek.

“Mel, kalian berantem?” Bisik Dewi, Silvi dan Alin mendekatkan wajah seolah jawaban Amelia sesuatu yang rahasia yang harus mereka dengar.

“Hmm. Kami mungkin tidak akan kembali seperti dulu.”

“Kamu putus sama Gunawan?” Tanya Silvi berbisik.

“Kamu tidak pernah pacaran.”

“TTM doang gitu?”

Amelia menggelengkan kepala. “Aku sama dia bersahabat. Hanya saja ada hal yang membuat kami renggang.”

“Udah ah, keburu abis waktu istirahat kita.” Dewi berseloroh. “Gosipnya lanjut sambil makan aja biar seru.”

Sesampainya di kantin, Dewi dan yang lainnya memesan makanan. Sementara Amelia hanya memesan minuman.

Saat membuka kotak bekal, keisengan Gunawan. Biasanya dia akan meminta sebagian makanan darinya dengan paksa. Amelia menyunggingkan seulas senyuman getir.

“Beuhhhh, kalau aja putri kelas dua itu tau kalian udah gak deket. Dia pasti gencar ngejar Gunawan.”

“Kenapa memangnya?” Tanya Alin penasaran.

“Kalian gak tau memangnya, kalau putri suka sama Gunawan. Dia suka remah nembak Gunawan tapi ditolak. Katanya sih Gunawan bilang udah punya pacar.”

“Dia bilang Amel pacarnya bukan?” Tanya Silvi.

“Nggak. Tapi seluruh siswa di sini menak ya sih pasti Amel. Ya bayangkan, ke mana-mana mereka berdua. Sikap Gunawan ke Amel itu manis banget kayak gula biang.”

“Iya, sih.”

“Aku aja segan mau nyapa dan ngajak pergi kayak sekarang ini kan karena gak enak sama Gunawan nya. Dia tuh kayak menjaga banget Amel tau gak sih?”

“Hahaha, bener. Kayak mengklaim bahwa dia loh Amel cuma punya gue, gitu kan?”

Amelia tersenyum mendengar ucapan temannya itu. Jika diingat kembali, Gunawan memang sangat protek pada Amelia. Dia tidak ingin kejadian saat di smp terulang lagi. Gunawan hanya ingin memastikan agar tidak ada orang yang membully Amelia.

Hanya saja Amelia tidak tahu hal itu.

Saat pulang dari kantin, Amelia melihat Gunawan sedang bermain basket di lapangan. Tidak ada yang berubah, senyumnya masih sama jika sudah berada di lapangan. Seolah lapangan basket adalah obat dari segala luka yang dia terima.

Silvi, Alin dan Dewi saling melirik melihat langkah Amelia yang melambat. Tatapan nya tertuju pada Gunawan yang ada di lapangan. Kulit putihnya memerah seperti kepiting rebus karena terkena matahari. Matanya akan ikut tersenyum saat bibirnya tersenyum.

Sadar ada yang memperhatikan, Gunawan menoleh. Senyumnya hilang saat matanya bertemu tatap dengan Amelia. Tangan Amelia refleks hendak melambai seperti dulu, namun dia segera menahannya.

“Mel, ayo.” Silvi menarik tangan Amelia agar segera pergi dari sana.

Apa kamu yakin memintaku mundur, Mel?

Amelia segera pergi dari sana. Dia harus konsisten dengan apa yang dia ucapkan pada Gunawan. Jangan sampai dia yang meminta Gunawan pergi, tapi sebenarnya dia yang tidak bisa melepaskan.

Saat jam pulang sekolah, Amelia tidak ikut bersama temannya keluar kelas. Dia menunggu di kelas sampai Alex menelpon.

Sebenarnya Amel merasa resah karena Gunawan pun belum pulang. Setia jam sekolah usai, dia dan club nya selalu berlatih terlebih dahulu. Dia takut Gunawan akan salah sangka padanya.

Gunawan yang duduk di belakang memperhatikan wanita yang dia cintai. Dia heran kenapa Amelia masih di dalam kelas. Hanya saja dia tidak ingin berasumsi aneh-aneh. Setelah merapikan buku, dia pergi begitu saja melewati Amelia.

Sakit rasanya. Tapi Gunawan juga tidak ingin Amelia merasa terbebani dengan kehadiran dan perasan yang dia miliki.

Amelia menatap punggung Gunawan sedetik sebelum pria itu menghilang dibalik pintu.

Lima menit, sepulu menit, hingga setengah jam berlalu. Tidak ada jawaban dan tidak ada telpon masuk.

Amelia mencoba menghubungi Rehan. Sama saja. Menghubungi mama pun sama.

Perasaan nya mulai tidak tenang, tidak mungkin mereka kompak tidak mengangkat telpon jika tidak terjadi sesuatu.

Saat sedang gelisah, tiba-tiba Gunawan datang dengan tergopoh-gopoh. Tanpa bicara apapun, Gunawan mengajak Amelia pergi dari kelas menuju parkiran.

“Gun, tunggu. Mau ke mana? Aku lagi nunggu telpon dari Papa buat jemput aku.”

Gunawan menghentikan aktivitas nya yang hendak memakai helm. Dia menatap Amelia dengan ragu.

“Toko papa kamu kebakaran. Dan beliau terjebak di dalam.”

“A-apa?”

“Ayo kita ke sana. Bang Rehan juga di sana. Tadi aku ditelpon sama Bima teman satu club kita.”

Dengan tubuh gemetar, Amelia naik dan memeluk erat tubuh Gunawan. Tidak peduli tubuh pria itu basah kuyup oleh keringat. Dia takut, sangat takut.

Sesampainya di depan toko. Suaranya sangat mencekam. Api dengan asap tebal membumbung tinggi. Orang-orang panik dan berusaha menolong semampunya dengan menyiram air pakai alat seadanya. Tidak lama kemudia pemadam kebakaran datang. Masyarakat di sana berbondong-bondong membantu.

Amelia mencari sosok abang dan mamanya. Tidak ketemu.

Gunawan masih menggenggam erat tangan Amelia. Perlahan dia membawa Amelia mencari ibu dan kakaknya. Ketemu.

“Bang Rehan!” Gunawan berteriak. Rehan menoleh. Melihat abangnya, Amelia berlari menghampiri.

“Mana papa, bang? Papa di mana?” Tanya Amelia panik.

“Papa masih di dalam,” jawab Rehan terbata.

Seketika lutut Amelia lemas. Tubuhnya hampir roboh ke tanah jika tidak ditangkap oleh Gunawan.

Rehan pergi berusaha membantu pemadam kebakaran sebisanya.

“Papa!” Amelia berteriak histeris. Bagaimana tidak, bentuk toko bangunan milik Alex sudah tidak terlihat. Semuanya tertutup oleh asap hitam pekat.

Gunawan tidak bisa berkata apa-apa untuk menenangkan Amelia. Dia hanya memeluk gadis kecil dengan erat. Gunawan pun sama cemas nya. Tidak ingin berpikir negatif, hanya saja melihat kondisinya saat ini. Memang akan sangat kecil kemungkinannya untuk orang bisa selamat.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!