Light In The Darkness

"Pa.. Papa tidak bisa mengancam ku seperti itu!". Sentak Harvey tak terima

Kakek Hercu mengangkat sebelah alis nya, menatap putra keduanya itu dengan tatapan meremehkan. "Kenapa? Kau takut istri dan anak mu meninggalkan mu karena kamu tiba-tiba miskin karena papa mengambil kembali semua aset yang sudah papa berikan?".

Mendengar itu, Haervey diam membisu tak berani membalas ucapan Kakek Hercu. Karena, apa yang dikatakan oleh ayah nya itu sangatlah benar.

Haervey sangat mencintai istrinya, namun dia juga termasuk laki-laki yang bodoh. Istrinya juga cinta, tapi lebih tepatnya mencintai harta nya. Selain berprofesi sebagai dokter, Harvey juga seorang CEO LandScape Corp menggantikan posisi Ben Grayson, mendiang sang kakak yang meninggal dunia bersama istrinya dan juga calon adik Jelita yang masih berada dalam kandungan karena kecelakaan mobil.

Melihat keterdiaman Harvey, kakek Hercu terkekeh mengejeknya. "Pilihan ada ditangan mu Harvey. Bnagkitkan kembali Blood Stone dan balaskan dendam ku juga bawa pulang Jelita kemansion atau ku ambil kembali seluruh aset hartanya dan nama mu tidak akan lagi tercatat dalam kartu keluarga. Pikirkan baik-baik".

Kemudian, kakek Hercu beranjak dari duduk nya lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja nya. Dibelakang nya dengan setia, Luan- asisten sekaligus tangan kanannya sejak dia masih menjabat menjadi ketua mafia.

Ceklek!

"P-papa.. " Sapa Delta, istri dari Harvey. Perempuan paruh baya yang masih terlihat muda dan berpakaian seksi itu berdiri didepan pintu ruang kerja mertua nya. Ia seolah tengah menguping pembicaraan Kakek Hercu dan Harvey.

Melihat kehadiran Delta, Kakek Hercu hanya meliriknya sekilas dan tak membalas sapaan itu. Ia seolah enggan untuk bertemu tatapan dengan menantu keduanya itu. Terus terang saja, kakek Hercu sangat tidak menyukai Delta. Menurutnya, Delta itu wanita yang tidak tau diri. Sudah Harvey mau menikahinya, wanita yang tidak jelas asal-usulnya dan Harvey pungut dari sebuah club malam hanya karena putranya itu tak sengaja mabuk lalu menidurinya hingga dia hamil. Bahkan, kakek Hercu juga sering melihat Delta pergi bersama laki-laki lain disaat Harvey pergi melakukan perjalanan bisnis.

"Nona Delta.. " Luan yang menyapa nya sebagai bentuk rasa hormat nya pada putra majikannya.

"Luan.. " balas Delta menyapa

Kemudian, Kakek Hercu kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Delta yang masih berdiri diambang pintu ruang kerja nya.

"Luan.. " panggil kakek Hercu

"Ya tuan ?", sahut Luan

"Awasi wanita itu, jangan sampai Harvey lengah dan menyerahkan seluruh hartanya yang sudah kuberikan pada wanita ular itu". Perintah Kakek Hercu dengan tegas.

Luan menganggukkan kepalanya, "Baik tuan ".

.

Setelah kakek Hercu pergi, Delta segera melangkahkan kakinya masuk menyusul suaminya. Tapi, saat itu bertepatan dengan Harvey yang sudah berjalan keluar dari ruang kerja sang ayah.

"Harvey.. " panggil Delta saat melihat suaminya itu berjalan keluar sambil memijat pangkal hidungnya.

Mendengar suara sang istri, Harvey mendongak menatap nya. "Delta, apa yang kamu lakukan disini ?". Ujar nya bertanya sambil mengernyitkan dahinya keheranan.

"A-aku tadi mencari mu, kenapa kamu diruang kerja papa lama sekali. Apa yang kalian bicarakan ?". Tanya balik Delta. Sebenarnya ia tau apa yang suami dan mertua nya itu bicarakan, karena ia juga sempat mengupingnya tadi. Tapi, demi meyakinkan suaminya, Delta berpura-pura tidak tau.

Jujur saja, sebenarnya Delta terpaksa menikahi Harvey karena dia tau lelaki itu hanya akan menjadi pewaris satu-satunya perusahaan Lnadscape. Terlebih pada saat dulu, ketika mereka berdua baru saja menginjak usia dewasa. Harvey dikenal sebagai putra ketua mafia yang terkuat dan ditakuti serta konglomerat terpandang, maka dari itu Delta setuju untuk menikah dengannya. Meskipun, kala itu yang Delta sukai adalah Ben, mendiang kakak Harvey.

Harvey tak setampan dan tak segagah Ben, tapi meskipun begitu Harvey sama tampannya seperti Ben.

"Bukan apa-apa, hanya masalah perusahaan". Jawab Harvey berbohong

Delta yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tak lagi bertanya.

"Lihat saja, aku akan terus membujuk mu agar mau membangkitkan lagi klan mafia blood stone. Dengan begitu aku akan menjadi nyonya Grayson yang paling disegani, dan semua teman-teman sosialita ku akan terus memuji ku. Dan, aku akan semakin kaya. Hahaha". Batin Delta dalam hatinya seraya tertawa jahat.

.

.

Rumah Sakit Matter Hospital..

Jelita mendorong pintu ruang rawat Rakhes. Dilihatnya lelaki itu hanya sendiran didalam sana, dan Jelita tebak mungkin saja Rayner dan keluarga kecilnya sudah pulang. Rakhes berbaring diatas ranjang dan memejamkan matanya. Jelita berjalan mendekatinya lalu menaruh beberapa barang yang ia ambil dari ruang praktiknya itu diatas nakas. Kemudian, ia menarik kursi disamping ranjang untuk ia duduki.

Jelita duduk sambil terus matanya memandangi wajah tampan Rakhes yang terlihat damai saat memejamkan mata nya seperti itu.

"Aku tidak tau, entah obsesi atau ada maksud terselubung lain sampai kau membawa ku masuk kembali dalam kehidupan mu. Tapi, aku berharap hal itu tidak akan meyakiti ku atau kamu". Ucap Jelita dalam hatinya lalu ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Tangannya terangkat hendak membenarkan selimut Rakhes, namun tiba-tiba lelaki itu membuka mata nya dan menatapnya tepat pada iris bola mata nya. Melihat itu, Jelita langsung menjauhkan tangannya.

"Kau takut ?". kalimat itu yang terlontar pertama kali dari bibir seksi nan sedikit tebal itu.

"T-takut? Takut kenapa ?", ujar Jelita bertanya-tanya kebingungan.

"Takut aku hanya terobsesi pada mu ?" tebak Rakhes dengan alis yang terangkat sebelah

Mendengar itu, Jelita membulatkan matanya terkejut. Bagaimana pria itu bisa tau apa yang menjadi ketakutan dalam hatinya? apa dia titisan cenayang?

Dengan cepat Jelita langsung menetralkan ekspresi keterkejutannya, ia memalingkan wajahnya menghindari tatapan mata tajam itu.

"Ti-tidak, untuk apa anda terobsesi dengan saya. Bukankan itu hanya membuang-buang tenaga dan waktu anda tuan Rakhes ?", ucap Jelita berkilah

Rakhes terkekeh pelan, ia lalu bangun dari posisi berbaring nya dan kembali menyandarkan punggung lebarnya pada headboard ranjang.

"Kamu benar, untuk apa aku terobsesi dengan mu. Lebih baik aku mencintai mu dan langsung menjadikan mu nyonya Morrigan selanjutnya... "

.

.

.

Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen. Jangan lupa subscribe agar gak ketinggalan update.an nya, makasih 🙏🏻🥰