NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Kehangatan Baru dan Awal Isolasi

Alea mengerjapkan matanya, merasakan pusing yang perlahan memudar. Aroma antiseptik menusuk hidungnya, pertanda ia berada di rumah sakit. Pelipisnya terasa nyeri, dan tangannya, yang ia gunakan untuk melukai diri sendiri, berdenyut perih. Namun, sensasi dingin dan lembut di tangannya yang satu lagi membuatnya tersadar sepenuhnya. Matanya terbuka lebar.

Axel.

Lelaki itu tertidur pulas dengan kepala tertunduk di sisi ranjangnya, tangannya menggenggam erat tangan Alea yang bebas infus. Bibirnya sedikit terbuka, dan wajahnya tampak lelah. Alea menatapnya lama, merasakan gelombang kehangatan yang merambat di hatinya, sesuatu yang asing namun begitu nyaman.

Terdengar bisikan dan tawa tertahan dari sudut ruangan. Alea mengalihkan pandangannya, dan senyum tipis terukir di bibirnya. Seluruh ketujuh teman Axel—Dion, Jeremy, Thomas, Arya, Putra, Michael, dan Jordan—ternyata memenuhi kamar VVIP itu. Mereka ada yang duduk bersila di lantai, beberapa di sofa, dan salah satu dari mereka bahkan tertidur dengan kepala menempel di dinding. Mereka semua tampak kelelahan, namun loyalitas mereka jelas terlihat.

"Oh, lihat! Putri tidur kita sudah bangun!" bisik Jeremy, menyenggol Thomas.

Thomas tertawa pelan. "Axel, bangun! Kekasihmu sudah sadar!"

Axel tersentak bangun, kepalanya terangkat dengan cepat. Matanya langsung bertemu pandang dengan Alea. Wajah lelahnya seketika berubah cerah. "Alea! Kau sudah sadar?!" Suaranya dipenuhi kelegaan dan kebahagiaan. Ia segera menggenggam tangan Alea lebih erat. "Bagaimana perasaanmu? Ada yang sakit? Kepala atau tanganmu...?"

Alea tersenyum tipis, menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Axel. Hanya sedikit nyeri."

"Syukurlah!" Axel menghela napas lega. "Kau membuat kami semua panik."

"Sudah kuduga! Gadis sepertimu mana mungkin kalah hanya karena lebam dan luka kecil," goda Putra. "Tapi lihat itu, Axel sampai rela tidur di sini, jaga kamu seharian penuh. Cieeee... Cowok bucin memang beda ya?"

Sontak keenam teman lainnya bersorak dan menggoda Axel.

"Axel bucin!"

"Raja gombal takluk juga!"

"Kapan kalian jadian?!"

"PJ wooooiii... PJ... !!"

Axel merona merah, malu setengah mati. "Ooohh.. Diamlah kalian ! Nanti aku usir keluar!" ancamnya, meskipun ada senyum bahagia di bibirnya. "Aku hanya khawatir, dasar kalian ini!"

"Khawatir atau ada udang di balik lumpia, nih?" sahut Dion, menyeringai. "Jangan-jangan kesempatan dalam kesempitan, ya, Bro?"

"Enak saja!" balas Axel, pura-pura kesal. "Sudah sana, kalian keluar! Biarkan Alea istirahat dengan tenang!"

Tiba-tiba, pintu terbuka lagi. Harun dan Indira masuk dengan senyum lebar, diikuti oleh Alexander di kursi rodanya, dan Arman yang tegap. Melihat Alea sadar, senyum mereka semakin lebar.

"Alea, sayang! Kau sudah sadar!" Indira segera menghampiri, memeluk Alea dengan hati-hati. "Syukurlah, kami khawatir sekali setelah Dion menelpon. Bagaimana keadaanmu?"

Alea membalas pelukan Indira. "Aku baik-baik saja, Tante. Terima kasih."

Harun mengusap kepala Alea. "Kau gadis yang kuat, Alea. Kami bangga padamu."

Alexander mengangguk, matanya memancarkan kebanggaan. "Kau sudah mengambil langkah yang sangat berani, Alea. Aku tidak akan pernah menyangka kau punya keberanian sebesar itu."

"Itu adalah hal yang seharusnya sudah lama dilakukan," tambah Arman, tersenyum hangat, menatap Alea dengan sorot mata yang penuh kasih sayang yang tak Alea mengerti sepenuhnya.

Selama ini, Alea telah mendambakan kasih sayang, perhatian, dan cinta dari keluarga Amstrong. Sebuah harapan kosong yang tak pernah terwujud. Namun kini, di kamar rawat inap yang ramai ini, ia merasakan semua itu. Pelukan hangat dari Indira, sentuhan lembut Harun, kebanggaan di mata Alexander, sorot cinta kasih Arman, dan terutama, genggaman tangan Axel yang tak pernah lepas, tangan Axel yang tidak sadar selalu mengusap lembut rambut Alea atau usapan lembut di jemarinya serta lelucon dan perhatian tulus dari ketujuh temannya yang konyol. Bahkan, kedua orang tua teman-teman Axel, serta saudara-saudara mereka, tak henti-hentinya mengirimkan buah tangan dan bunga, serta pesan-pesan dukungan. Hati Alea yang selama ini kaku dan dingin, kini terasa hangat dan penuh. Luka di tubuhnya mulai pulih, dan luka di jiwanya pun mulai tertutup oleh kasih sayang yang baru ia temukan.

Dua hari kemudian, kondisi Alea sudah jauh membaik. Lukanya mengering, meskipun jahitan di pelipisnya masih terlihat jelas. Ia sudah diizinkan pulang dari rumah sakit, dan langsung pulang tapi bukan ke kediaman Richard Amstrong, melainkan ke rumah mewah Harun dan Indira, yang kini menjadi rumah sementaranya. Di sana, suasana penuh kegembiraan dan kesibukan menyambutnya.

"Alea, sayang, kau akan suka kamarmu yang baru!" seru Indira saat mereka tiba. "Kami sudah mempersiapkan semuanya agar kau nyaman."

"Terima kasih banyak, Tante Indira, Om Harun," ucap Alea tulus, matanya berbinar melihat kamar yang ditata begitu apik untuknya. Sebuah kamar dengan sentuhan warna lembut dan pemandangan taman yang indah.

Axel tersenyum. "Ini baru permulaan, Alea. Kami ingin kau merasa benar-benar di rumah."

Di sisi lain, persiapan untuk acara pertunangan Alea dan Axel sudah hampir 90% rampung. Sebuah venue privat di luar kota telah dipesan. Gaun dan setelan jas telah diatur. Daftar tamu terbatas telah dikirimkan—hanya orang-orang yang sepenuhnya dipercaya oleh Alexander, Harun, dan Indira yang diundang. Acara ini akan menjadi pernyataan resmi dan perlindungan mutlak bagi Alea dari cengkeraman Richard Amstrong, tanpa perlu banyak publisitas. Mereka semua bergerak cepat, seolah ingin segera mengikatkan Alea dalam jaring perlindungan mereka.

"Axel, pastikan semuanya berjalan lancar," kata Harun pada putranya suatu sore. "Kita tidak ingin ada gangguan dari pihak Richard."

"Tenang saja, Dad," jawab Axel. "Tim pengamanan kita sudah siap. Tidak akan ada satu lalat pun dari Richard yang bisa masuk."

Sementara itu, dampak dari konferensi pers Richard Amstrong di pesta ulang tahun Tiara mulai terlihat jelas, meskipun belum menuju kehancuran total. Pengumuman pernikahan sirinya selama delapan belas tahun dengan Belinda, yang berarti ia berselingkuh dari Rosalind Amstrong, mengguncang dunia bisnis. Richard yang selama ini dikenal sebagai pria berintegritas tinggi, kini dicap sebagai penipu dan pengkhianat di lingkungan sosialnya.

Nilai saham perusahaannya, Amstrong Corp., memang sedikit terguncang, namun belum anjlok drastis. Banyak rekan bisnis lama, terutama mereka yang menaruh hormat pada Rosalind Amstrong, mulai menjauh dari circle pribadi Richard. Mereka tetap mempertahankan kerja sama bisnis yang sudah ada demi kepentingan masing-masing, namun tidak ada yang menanggapi pengajuan kerja sama di proyek-proyek baru yang diajukan oleh Amstrong Corp. Telepon Richard jarang berdering kecuali untuk urusan formal. Ia mendapati dirinya perlahan-lahan terisolasi, sebuah awal dari kehancuran yang telah disumpahkan Alea. Reputasinya kini cacat di mata publik, membuatnya sulit mendapatkan kepercayaan untuk ekspansi baru.

Di sekolah, drama tentang Alea juga belum mereda. Tiara Amstrong, yang sejak kejadian pesta merasa dipermalukan oleh Alea, kini semakin membenci gadis itu. Dia merasa harga dirinya telah terinjak-injak, terlebih karena Richard Amstrong, ayahnya, kini menjadi bahan ejekan di kalangan tertentu.

" Kak Kevin! David! Devan! Kalian lihat saja gadis itu!" gerutu Tiara di kantin. "Dia pikir siapa dirinya bisa mempermalukan ayahku seperti itu di depan umum?! Dan dia berani-beraninya mengklaim Axel?! Axel itu milikku! Aku yang seharusnya menjadi kekasihnya! Dia jauh lebih cocok denganku daripada si Alea Lily Callahan yang miskin itu!"

"Dia sudah diusir dari keluarga Amstrong, Tiara," kata Kevin, berusaha menenangkan.

"Itu belum cukup!" bisik Tiara. "Lihat saja penampilannya sekarang! Dia seperti berubah! Dan semua orang membicarakannya. Ryan bahkan terus-menerus memperhatikannya! Padahal aku yang lebih pantas mendampinginya! Aku yang lebih cantik, lebih populer, lebih segalanya daripada Alea!" Tiara mengepalkan tangannya, mata hijaunya memancarkan api cemburu yang membakar. Cemburu dan rasa memiliki yang berlebihan terhadap Axel dan Ryan kini semakin menguasai dirinya, membakar api permusuhan yang sudah ada menjadi bara yang jauh lebih panas. Ia bersumpah akan membuat hidup Alea lebih sengsara lagi.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!