_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat Baik Derril
" Iya nek, tante saya teman nya Alvaro" Ucap Derril
Saat ini ia sedang berada di rumah keluarga Brahmana, sebelum datang ia sudah meminta ijin kepada Alvaro dan untung nya di ijinkan. sesampainya di rumah keluarga Brahmana ia bertemu dengan keluarga besar nya
" nenek suka deh teman teman nya Alvaro tuh rata rata sopa mana kasep kasep pisan atuh" ucap Nenek dengan bahasa sunda
Derril hanya tertawa, lalu mereka pun ngobrol ngobrol santai om dan kedua kakak Luna juga ikut bergabung. Hanya luna saja yang tidak karena kata nenek nya Luna tertidur tadi pagi
" Nek, om tante kedatangan saya kesini adalah untuk bersilaturahmi kepada Keluarga besar Brahmana dan selain itu saya juga memiliki Niat lain untuk meminta restu kepada nenek dan keluarga"
Semua terdiam mendengar ucapan Derril, Alvaro dan samuel wajah nya terlihat binggung apalagi om dan tante nya mereka hanya bisa saling pandang dan diam.
" Iya nak Derril, nenek terima..tapi untuk restu, restu apa yang nak derril maksud?" Derril terlihat menarik nafas terlebih dahulu
" Maaf sebelumnya nek, om tante dan semuanya jika saya terkesan buru buru dan mungkin cara saya kurang tepat. Tapi kali ini saya benar benar tulus dari hati saya meminta ijin kepada nenek dan keluarga untuk mengenal lebih jauh lagi kepada putri Brahmana, Luna."
Samuel yang sedang meneguk air minum nya seketika menyembur keluar, begitupun Alvaro sampai tersedak cemilan nya. Hanya kedua orang dewasa itu yang tersenyum.
" Nenek ijinkan Nak, nenek merasa kamu laki laki yang tepat untuk calon suami dari cucu nenek. Kamu boleh berusaha untuk dekat dan mengambil hati nya tapi dengan cara yang baik. Jika kamu sampai melukai hati maupun fisik dan mental cucu nenek. Nenek tidak akan memaafkan kamu bagaimana pun caranya nya" Ucap nenek sembari tersenyum
Derril mengangguk, saat ia melirik ke arah Alvaro ia sadar bahwa diri nya sedang di tatap tajam. sebenarnya Alvaro dan Samuel juga kaget berani sekali Derril datang dan mengatakan demikian
" Tante juga setuju nak derril, tante titip Luna ya jaga dia bahagiakan dia dan jangan sekalipun kamu melukai nya.. karena kita begitu menyayangi nya, kamu tau kan akan sehancur apa jika kamu menyakiti dirinya?" Ujar tante ririn
Derril mengangguk, ia merasa senang Keluarga besar Luna menerima kehadiran nya dengan baik. ia akan pikirkan lagi tentang restu Alvaro dan Samuel yang penting misi ia untuk meluluhkan hati keluarga nya berhasil.
" Lu yakin suka sama adek gue Ril?" Ucap Alvaro tiba tiba, sontak semuanya menatap ke ara Alvaro
" sejak kapan lu jatuh cinta sama adek gue?" pertanyaan yang langsung dilontarkan begitu saja kepada Derril
" Gue serius Al, gue cinta sama adek lu. Entah perasaan ini datang nya kapan tetapi gue yakin rasa cinta ini tulus dan gue janji akan selalu gue jaga" Jawab Derril, dengan tegas
" Gue pegang omongan lu"
" Jangan macam macam sama luna lu, gue akan pantau lu dan Luna terus. Sampai lu berani menyakiti sedikit saja lu engak akan bisa lagi melihat nya" sambung Samuel
" Gue janji sam" Jawab derril lagi
Setelah itu Derril ngobrol ngobrol santai dengan keluarga besar Brahmana, mereka kompak untuk tidak memberi tahu niat baik Derril kepada Luna. Agar nanti nya Luna bisa luluh sendiri nya tanpa paksaan dari keluarga maupun derril
.
.
" Ooh jadi sosok laki laki yang mengirimkan foto itu kepada samuel adalah Derril?" Pengawal tersebut mengangguk
" Cari tau siapa dia, secepatnya dan beri tahu aku!" ucap nya tegas
Pengawal tersebut langsung berbalik meninggalkan ruangan tersebut, Hans masih sibuk dengan pikiran nya sendiri sembari menatap keluar jendela. Tiba tiba ia menangkap sosok seseorang
" Luna? Mau kemana dia?" Ia melihat Luna menyetop taxi dan masuk kedalam
Tanpa pikir panjang Hans langsung berlari menuju Lift untuk turun dan ia langsung menuju ke parkiran nya untuk mengejar Luna.
_Mau kemana dia? Tidak salah lihat kan tadi aku itu Luna_
Ia benar benar menancapkan gas tinggi hanya untuk mengejar Luna, namun tiba tiba ia melihat taxi yang membawa luna berhenti di salah satu perusahaan besar yang ia saja belum tau siapa pemilik nya.
Luna langsung masuk dengan pakaian kerja nya yang sangat membentuk body nya, Hans sampai menelan ludah nya susah payah.
" Permisi mba, pak Derril nya ada?" Ucap Luna kepada resepsionis
" Maaf Nona, pak Derril sedang ada meeting tapi__" terlihat Mba resepsionis tersebut memperhatikan penampilan Luna
" Kenapa mba? Ada yang salah?" karena ia merasa tidak nyaman di tatap seperti itu
" ohh tidak Nona, Silahkan Anda menunggu saja diruangan nya" Luna mengerutkan dahinya
_kenapa aku diperbolehkan masuk keruangan nya padahal itu ruangan CEO besar harus nya tidak sembarang orang boleh masuk_
Gumam Luna
Padahal Derril pernah mengatakan kepada resepsionis tersebut jika melihat wanita yang diperlihatkan Deril melalui ponsel nya itu, tidak perlu meminta ijin dari nya langsung diperbolehkan masuk. Karena deril mengatakan itu adalah calon istrinya. itu sebab nya tadi mba resepsionis memperhatikan Luna terlebih dahulu
" engak usah, aku tunggu di kursi itu saja" Luna menolak untuk masuk ke ruang CEO, menurut nya tidak sopan
Mungkin kalo itu ruangan samuel atau Alvaro ia berani namun itu ruangan derril yang jelas tidak ada hubungan darah takut terjadi apa apa atau nanti nya ia disalahkan dan dicap tidak sopan.
kenapa Luna mendatangi kantor Deril? Tentunya bukan keinginan nya sendiri, ia di suruh oleh nenek nya untuk mengantarkan dompet Deril yang kemarin sempat tertinggal. Kemarin deril baru saja berkunjung kerumah nya hingga tengah malam karena diajak ngobrol oleh om nya sampai ia tidak sadar dompet nya tertinggal, dan hari ini lah Luna yang disuru mengantar nya.
Bahkan sang nenek menyuruh nya untuk memberikan nya secara langsung kepada Deril tidak boleh dititipkan kepada karyawan atau bahkan asisten nya, sebenarnya Luna merasa ragu bagaimana tidak ia tidak begitu mengenal dan dekat dengan Deril namun tiba tiba disuruh datang langsung ke kantor nya.
bahkan ia tadi diberi alamat oleh Alvaro melalui ponsel nya, Alvaro juga sebenarnya berat namun itu atas perintah sang nenek.
.
Hans yang dari tadi menunggu Luna keluar dari perusahaan tersebut tepat disamping gerbang itu pun merasa kesal, karena ia tak kunjung melihat Luna
_sedang apa si dia di dalam, yang gue tau ini bukan perusahaan milik Brahmana_
Gumam Hans
Namun tiba tiba ponsel milik nya berdering, saat ia melihat nya terlihat kontak Asisten nya
" Sial, ganggu saja!" Ucap nya merutuki asisten nya itu
[ ' hallo pak selamat siang, maaf menganggu waktunya ' ]
Ucap pria dari sebrang sana
[ ' katakan ada apa! '] dengan perasaan kesal yang menggebu gebu
[ 'saya hanya akan mengingatkan kalo setengah jam lagi kita akan meeting bersama klien dari Malaysia' ]
Hans lagsung melihat jam dipergelangan tangan nya, ia langsung menepuk jidat
_sial gue lupa kalo ada meeting, lebih baik gue suruh orang saja untuk mengawasi Luna_
Gumam Hans
Ia langsung mematikan sambungan telepon nya dan mengetik pesan sesuatu kepada seseorang dan ia langsung menyalakan mobil untuk kembali ke perusahaan nya.
.
.
Disisi lain nenek Luna sedari tadi tersenyum sembari menatap tumbuhan yang ada di depan rumah mendiang anak nya itu. Tante ririn yang baru saja keluar pun binggung melihat ibu nya tersenyum sendiri
" Ibu ada apa? Kenapa ibu tersenyum sendiri?" nenek Langsung menoleh ke arah ririn
" Rin, ibu sedang menyuruh Luna untuk datang ke kantor nya nak Deril" Tante ririn mengerutkan dahi nya
" Untuk apa luna datang kesana ibu? Memang nya tidak menganggu deril? " ujar tante ririn, ia takut kedatangan Luna membuat deril tidak nyaman
Apalagi saat jam kerja seperti ini pasti ia sangat sibuk dan tidak bisa diganggu
" ibu yakin dengan datang nya Luna kesana akan membuat Deril senang, ibu tuh pengen luna cepat jatuh cinta sama deril rin" tante ririn langsung duduk di sebelah ibu nya
" bu, jangan terlalu memaksa Luna biarkan dia memilih dengan sendir nya. Memang deril terlihat baik tapi bagaimana kalo itu tidak bisa membuat luna bahagia?"
Ucap Tante ririn memberi tahu sang ibu, nenek Luna terdiam
" Ibu hanya ingin yang terbaik untuk Luna rin, dengan cara membantu deril untuk lebih dekat dengan Luna siapa tau luna bisa membuka hati nya untuk deril"
Tante ririn hanya terdiam, ibu nya itu memang sangat menyetujui hubungan deril dengan Luna entah apa alasan nya selain Deril terlihat baik.