NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

020. Jebakan Jodoh

Fandi beranjak ke belakang mengambil selimut, Diandra memutar badannya mengikuti langkah Fandi. Rupanya Fandi hanya mengambil di lemari kecil dibelakang mereka saja, Diandra kira Fandi akan turun kebawah untuk mengambil selimut di mobil. Fandi berbalik badan dan bertemu tatap dengan Diandra, lelaki itu lalu mengangkat selimut sedikit membuat Diandra terkekeh cantik. Fandi lagi dan lagi terpesona akan kecantikan wanita itu. Fandi lalu kembali duduk disebelah Diandra.

"Aku kira kamu mau ambil ke mobil." Diandra terkekeh pelan.

"Enggak, dibelakang ada." Fandi membentangkan selimut lalu menyelimuti kaki Diandra. "Emang kamu ngga liat tadi?" Fandi bertanya sembari menatap dalam Diandra.

Wanita itu terlihat sangat cantik malam ini, make up natural membuat auranya berkali-kali lipat lebih mempesona. Bulu mata yang memang sudah lentik dibuat makin lentik, bibir diberi perona yang membuat Fandi mati-matian menahan diri agar tidak menyosor bibir mungil itu. Hidup mancung dan alis yang sudah rapi serta hitam alami kian melengkapi kecantikan Diandra.

"Enggak, aku malah nggak liat ada rak disitu." Diandra berkata sembari kembali membetulkan rambutnya yang berterbangan karena angin.

"Kamu ngga bawa ikat rambut?" Fandi ikut merapikan rambut Diandra bagian depan, lalu diselipkannya ditelinga agar tidak menggangu dirinya memandangi kecantikan Diandra dari dekat.

"Ada bawa, tapi seharian tadi rambut aku udah diikat. Nanti rontok kalo diikat terus." Diandra menyenderkan tubuhnya pada beanbag.

"Jangan kenceng ngikatnya biar ngga rontok. Kamu dari dulu kalo ngikat rambut sampe kulit kepala juga ikut ketarik saking kencengnya." Fandi sedikit mengomel pada Diandra.

Wanita itu memang selalu mengikat rambutnya dengan kuat. Fandi pernah menanyakan alasan mengapa Diandra selalu mengikat rambutnya seperti itu saat SMA, Diandra mengatakan bahwa rambutnya tebal serta sedikit licin jika tidak diikat dengan kuat maka ikatannya akan mudah merosot dan membuat aktifitasnya terganggu.

Diandra sendiri tidak menyangka bahwa Fandi masih mengingat hal kecil seperti itu. Sikap Fandi ini semakin membuat Diandra bimbang sendiri akan seperti apa kedepannya hubungan mereka.

"Alasannya masih sama." Diandra menatap Fandi, dirinya ingin menguji jawaban Fandi.

"Ganggu aktivitas kamu? Tapi abis itu rambutnya rontok kan?" Fandi menjawab sembari membetulkan tata letak selimut yang dipakai Diandra agar menutupi kedua kaki wanita itu. "Dan saran aku masih sama juga. Jangan terlalu kenceng ikatnya Diandra."Fandi menatap tepat di bola mata Diandra.

Ternyata Fandi memang masih mengingat hal itu. Diandra tersenyum tipis, dan mencoba menutupi salah tingkahnya dengan memainkan ponsel. Dirinya tidak ingin diejek oleh kedua sahabatnya yang juga ikut nongkrong bersama dengan pacar serta entahlah, Diandra tidak bisa menjelaskan apa hubungan antara salah satu sahabatnya dengan pria bernama Randu.

"Iya, iyaaa. Nanti diusahain." Diandra menyahut cuek, agar tidak terlihat salah tingkah.

"Gimana, udah pada mau pesan?" Randu buka suara terkait makanan yang memang belum mereka pesan, karena Jerry mengusulkan agar menunggu para wanita terlebih dahulu.

Semua pun kompak mengiyakan tawaran Randu. Jerry lalu menekan tombol pada remot kecil yang tersedia diatas meja agar pengunjung tidak perlu turun ke lantai satu untuk memesan. Tak menunggu lama pelayan datang dan memberikan buku menu dan mulai menulis pesanan ketiga pasangan itu. Mereka memesan menu berbeda-beda serta minuman yang juga berbeda-beda.

"Nunggu agak lama nggak apa apa ya kak, banyak pesanan soalnya. Nanti kita kasi kompensasi berupa air mineral." Pelayan berucap ramah meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat pesanan yang kemungkinan diantarkan akan sedikit terlambat.

Ketiga pasangan yang terlihat romantis dimata orang-orang itu pun memaklumi hal tersebut. Malam Minggu seperti ini cafe-cafe dan resto akan penuh semua oleh muda-mudi yang nongkrong. Sebab mereka juga begitu jika tidak sedang ada kerjaan. Menghabiskan malam untuk pacaran ataupun sekedar bercanda tawa dengan teman memang sangat dibutuhkan agar tidak stres.

"City light disini bagus banget ya." Githa membuka percakapan Diandra keenam orang yang mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

"Sumpah gue baru tau banget ada tempat kayak gini di kota sebesar ini. Ditengah kota pula." Sisilia menimpali perkataan Githa, dirinya masih tidak percaya akan adanya tempat secantik ini ditengah ibu kota yang sangat ramai akan bangunan dan gedung pencakar langit.

"Sama banget, suasananya juga enak banget di sini." Diandra menarik napas panjang untuk menghirup udara segar disini menggantikan udara tidak sehat yang dihirupnya sehari-hari.

"Ini dipinggiran kota." Fandi terkekeh kecil begitu juga dengan Jerry dan Randu.

Perkataan Fandi justru membuat ketiga wanita yang ada disana terkejut bukan main. Mereka tidak percaya bahwa kawasan ini sudah berada di pinggiran kota karena selama perjalanan tadi mereka terus terusan melihat banyak bangunan pencakar langit di pinggir kiri dan kanan jalan.

"Nggak mungkin. Jangan becanda lu bang." Sisilia yang pertama kali protes.

"Beneran lagi. Ini dipinggiran kota, mana mungkin ditengah kota yang padat penduduk, padat kendaraan, kualitas udaranya seger begini." Randu menggelengkan kepala mendengar perkataan Sisilia.

"Masa si?" Diandra menatap Fandi kembali meminta penjelasan.

"Kalian lewat jalan atau terbang?" Fandi bukannya menjawab malah melontarkan pertanyaan pada wanita cantik di sebelahnya.

"Tadi kita full lewatin gedung yang tinggi-tinggi loh." Diandra mengangkat tangan dan membentuk tanda peace dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Suwer deh. Iya kan?" Diandra lalu menoleh pada kedua sahabatnya.

Githa dan Sisilia kompak mengangguk menyetujui perkataan Diandra. Keduanya masih terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. Mereka jelas melewati jalanan yang sedikit padat merayap untuk menuju kesini.

"Kalian lewat jalan mana?" Jerry mencoba mencerna situasi.

Ketiga wanita seumuran itu pun kemudian menjelaskan rute yang mereka ambil, membuat ketiga pria tampan yang ada disana geleng-geleng kepala. Rute yang mereka ambil ternyata memang memutari kota untuk sampai kesini.

"Pantes jauh." Diandra menerawang. "Elu sih, padahal dari jalan yang itu malah deket." Diandra menyalahkan Githa dan Sisilia yang memberikan arahan jalan mana yang akan mereka ambil saat di kosan tadi.

"Ya kan gue nggak tau. Githa noh." Sisilia menunjuk Githa dan balik menyalahkan Diandra yang iya-iya saja.

"Lah kok gue?!" Sahut Githa tak terima. "Gue nanya ya tadi, lu berdua main iya-iya aja."

Terjadi perdebatan singkat diantara ketiga Wanita itu. Perdebatan yang juga membuat kepala Fandi, Jerry, serta Randu pusing bukan main. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana Ferdinand selama bertahun-tahun mendengar dan menyaksikan hal ini. Padahal mereka tidak tau saja jika Ferdinand juga akan ikut kedalam perdebatan tidak penting jika sudah berkumpul bersama.

1
Nunuy
semangatttt thor..gk sabar liat Randu kasih bogem ke mantanx Sisilia 🤨
Gongju-nim: Randu : "apa sih yang nggak buat kamu 😉"
total 1 replies
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!