NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Hanum pergi dengan hati yang hancur, dirinya langsung berlari menyusuri jalanan itu dengan air mata yang terus mengucur deras. Hatinya benar-benar hancur.

Pernyataan Gus Fauzan tadi benar-benar membuatnya kehilangan arah. Dirinya seperti sudah tak punya harapan lagi memperjuangkan pernikahannya.

Hanum berjalan tak tentu arah, dirinya bahkan tidak tau dirinya saat ini dimana. Namun, pandangannya mengedar saat dirinya mulai tersadar.

Matanya terbelalak saat dirinya malah berada di sebuah makam.

Hanum berdiri di tengah-tengah kuburan yang luas, di mana barisan makam batu dan nisan tertata rapi di setiap sudut. Udara sejuk menyelimuti tempat itu, membawa bau tanah yang baru digali dan rumput yang segar dipotong.

Makam-makam tersebut, dengan batu nisan yang terbuat dari marmer dan batu granit, menampilkan ukiran nama-nama yang telah lama berlalu, serta tanggal-tanggal yang merekam kepergian mereka. Di antara makam, lentera-lentera batu berdiri menjulang, beberapa dengan lilin yang masih menyala lembut, memberikan cahaya temaram yang berkelap-kelip di antara bayangan. Suara dedaunan kering yang berbisik akibat tiupan angin menambah kesan hening dan sunyi,

Hanum sungguh terkejut, apalagi saat melihat sekelilingnya terlihat sepi seperti tidak ada orang di sana.

Buku kuduk Hanum langsung meremang, gadis cantik berhijab itu langsung memacukan langkahnya ingin segera pergi dari tempat itu, namun saat berbalik badan, Hanum terkesiap saat mendengar sayup-sayup suara seseorang sedang berbicara.

Hanum langsung menoleh, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sosok itu. Dan tidak lama dirinya melihat seorang pria berjongkok di salah satu makam yang ada di sudut sana. Dan dirinya baru menyadari jika ada di ujung sana juga ada sebuah mobil.

Hanum menyipitkan matanya, menatap lekat mobil dan seorang pria yang sepertinya tidak asing di penglihatannya. Sampai dirinya di buat tersentak saat melihat orang itu berdiri dan berjalan pergi. Hanum bisa melihat dengan jelas, siapa pria itu. Dia ayahnya..

Deg

Makam  siapa yang ayahnya kunjungi. Setau Hanum, makam nenek kakeknya berada di kota Yogyakarta, dan setau Hanum juga, mereka tak memiliki sanak saudara yang meninggal di kota ini. Dan hal itu menimbulkan tanda tanya besar, makam siapa yang ayahnya ziarahi?

Mobil ayahnya sudah melaju pergi, dan Hanum langsung berjalan cepat menghampiri makam yang tadi di ziarah-i oleh sang Abi.

Saat Hanum sampai di sana, Hanum mengerutkan keningnya saat melihat banyak sekali hamparan bunga yang bertaburan di makam itu, bahkan ada bunga-bunga besar yang ada di sana.

Hanum menatap nisan yang ada di sana. Tertulis sebuah nama dan tanggal lahir serta tahun meninggalnya.

"Rinjani Bila. Lahir 27 Oktober, 1979.. dan meninggal, 28 Oktober 2001"

Deg

Hanum terpaku saat membacanya, kenapa tahun meninggalnya sama dengan tanggal lahirnya?

Sampai lamunan Hanum buyar saat seseorang menepuk pundaknya.

Hanum semakin di buat terkejut saat melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Kemana saja kamu! Saya bahkan sudah capek keliling tapi kamu malah ada di sini! Pulang! Ummi marah." Cetus Gus Fauzan.

*

Beberapa saat sebelumnya.

Di bawah terik matahari yang menyengat, Gus Fauzan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi melintasi jalanan ibukota yang ramai.

Setiap beberapa saat, matanya melirik waspada ke kiri dan ke kanan, mencari sosok yang sangat ingin ditemuinya.

Pikirannya dipenuhi kekhawatiran yang tak kunjung reda, mendengung di kepala bagai gema yang tak berhenti. Dia teringat kata-kata ummi yang diucapkan tadi pagi, yang membuat jantungnya berdegup kencang dan nafasnya tercekat.

"Awas, Fauzan, Hanum mungkin dalam bahaya," bisik ummi dengan suara lirih namun tegas. Kata-kata itu kini terpatri dalam benaknya, menambah beban pikiran yang sudah berat.

Setiap mobil yang melaju di sampingnya diperhatikan dengan seksama, mencari tanda-tanda yang mungkin mengarah pada Hanum. Hatinya berdebar semakin kencang, ketakutan akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada Hanum.

Gus Fauzan menggenggam kemudi dengan erat, rasa frustrasi dan kekhawatiran terus menerjang pikirannya. Dia berdoa dalam hati, memohon agar Hanum ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, setiap detik yang berlalu tanpa kabar dari Hanum hanya menambah rasa cemas yang menggelayuti hatinya.

Gus Fauzan bahkan sudah menyusuri tempat dimana terakhir kalinya dirinya menurunkan Hanum, namun sampai di sana, dirinya malah sama sekali tidak menemukan keberadaan istrinya itu. Sungguh dirinya cemas bukan main, apalagi ancaman ummi Sekar yang tak main-main. Dirinya juga bingung harus bagaimana.

Mencari tempat yang sering di kunjungi, Gus Fauzan sama sekali tidak tau kemana biasanya Hanum pergi, dirinya juga tidak terlalu peduli akan hal itu. Tidak juga pernah bertanya, karena nyatanya itu tidak penting.

Gus Fauzan berdecak, memukul setir mobil itu kesal. Gara-gara Hanum, dirinya harus kecapean seperti ini.. mestinya saat ini dirinya sedang beristirahat di dalam kamar, sebab semalaman dirinya tak bisa tidur.

Namun, saat dirinya melewati sebuah makam, Gus Fauzan tersentak saat melihat sosok istrinya berdiri di sudut makam. Dirinya menajamkan penglihatannya, dan benar, itu Hanum...

Langsung saja Gus Fauzan menghentikan mobilnya, dan langsung turun dari mobil dan menghampiri Hanum.

Pluk

Gus Fauzan menepuk pundak Hanum.

"Kemana saja kamu! Saya bahkan sudah capek keliling tapi kamu malah ada di sini! Pulang! Ummi marah." Cetus Gus Fauzan matanya menatap sengit Hanum.

Hanum terdiam beberapa saat, setelahnya menghela nafasnya kasar. Sebenarnya dirinya malas bertemu dengan pria ini dulu, karena bertemu dengan Gus Fauzan sama saja menimbulkan luka di hatinya kembali.

"Pulang! Gara-gara kamu saya kena omel ummi." Pekik Gus Fauzan.

Hanum diam saja tak mengatakan apapun, dirinya langsung berjalan menuju mobil pria itu.

Gus Fauzan mengangkat alisnya menatapi Hanum yang sedari tadi diam saja, biasanya gadis itu akan banyak berbicara, tapi kali ini kenapa terasa sangat aneh?

Ingin bertanya, namun Gus Fauzan tak mau terlalu memikirkan tentang Hanum, nanti yang ada di kira dirinya perhatian lagi.

Biarkan saja, suka-suka perempuan itu sajalah, Gus Fauzan tidak peduli.

Gus Fauzan langsung menyusul Hanum ke dalam mobil. Namun, saat membuka pintu mobil bagian kemudi, Gus Fauzan tersentak saat melihat Hanum tidak duduk di samping kemudi, melainkan duduk di bangku belakang.

"Kenapa kamu duduk di belakang?" Tanya Gus Fauzan.

Tapi, Hanum sama sekali tidak meresponnya, gadis itu malah sibuk bermain ponsel, dan hal itu membuat Gus Fauzan semakin bingung dengan sikap Hanum yang tiba-tiba cuek.

Gus Fauzan memukul kepalanya, kenapa dirinya malah sibuk dengan diamnya Hanum. Dirinya tak boleh peduli dengan gadis itu. Biarkan saja sesuka hati gadis itu. Tugas Gus Fauzan sekarang, membawa Hanum pulang agar tidak di amuk oleh ummi.

Gus Fauzan langsung masuk, dan melajukan mobilnya, di dalam mobil tidak ada perbincangan apapun, mata Gus Fauzan bahkan sesekali melirik Hanum yang hanya diam sambil sibuk main hp..

Gus Fauzan mendesah melihat itu...

*

Malam harinya...

Karena Arfira terus mendesak Gus Fauzan dengan beberapa pesan, terpaksa Gus Fauzan memilih meminta restu pada abi-nya. Kalau sama ummi Sekar, Gus Fauzan tidak berani karena takut membuat ummi seperti kemarin lagi. Dirinya bahkan bimbang, takut kalau respon sang Abi yang akan murka.

Tapi, demi perasaannya, Gus Fauzan sudah bertekad akan membicarakan hal ini pada sang abi.

Langkahnya semakin pasti, dirinya melihat sang Abi sedang duduk di tempat shalat yang ada di ndalem sana. Gus Fauzan melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada sang ummi. Dan syukurnya, tempat itu sepi. Gus Fauzan langsung menghampiri kyai Al-Ghazali.

"Assalamualaikum, Abi."

Kyai Al-Ghazali yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen itu langsung mendongak. "Waalaikum salam. Sini Zan, duduk di samping abi."

Gus Fauzan mengangguk dengan senyuman tipis. "Eum, ummi dimana ya? Bi?" Tanya Gus Fauzan, dirinya ingin memastikan jika ummi Sekar tidak akan mendengar perbincangan keduanya.

"Ummi lagi istirahat, kata Ramiah tadi tensi ummi sempat naik, tapi ini sudah lebih baik. Cuman butuh istirahat saja." Sahut kyai Al-Ghazali..

Gus Fauzan mengangguk, lalu berdekhem. "Abi, ada yang ingin Fauzan bicarakan, tapi jangan sampai ummi tau."

Gerakan tangan kyai Al-Ghazali yang memeriksa dokumen itu terhenti, matanya langsung menatap lekat wajah Gus Fauzan yang tampak bergerak gelisah.

"Mau bicara apa? Kenapa pula sampai ummi nggak boleh tau?"

"Soalnya, takut darah tinggi ummi kambuh." Sahut Gus Fauzan.

"Memangnya kamu mau bicara apa?" Tanya kyai Al-Ghazali, penasaran.

Gus Fauzan menipiskan bibirnya. "Fauzan berniat menikahi Arfira, Abi. Dan Fauzan meminta restu pada Abi. Tapi hanya Abi saja yang tau, ummi jangan, karena Fauzan takut ummi marah."

Deg

Kyai Al-Ghazali langsung melotot. Berkas yang di pegangnya langsung di banting ke lantai.

"Sampai kapanpun Abi tidak akan pernah merestuinya! Istri kamu hanya Hanum. Kamu baru menikah beberapa Minggu malah mau menikah lagi. Waras kamu, Zan?" Pekik kyai Al-Ghazali.

Gus Fauzan terlonjak kaget.  Meringis melihat abinya marah. "Em, i-tu, dia minta aku nikahi."

"Kenapa dia minta di nikahi? Kamu udah buat nggak-nggak sama dia, iya?" Jangan salahkan kyai Al-Ghazali, karena dirinya tau bagaimana keadaan sekarang.

Gus Fauzan langsung menggeleng kencang. "Nggak! Mana mungkin Fauzan melakukan hal tersebut. Fauzan tau dosa besar Abi."

"Dan kamu pikir berbicara seperti itu dan punya niatan seperti itu nggak dosa besar ha?! Kamu bahkan sudah menyakiti hati istri kamu."

Gus Fauzan bungkam tak bisa berkata-kata lagi.

Kyai Al-Ghazali menghela nafasnya. "Berani kamu menikahi gadis itu, maka biarkan Abi mati dulu. Dan sampai kapanpun Abi tidak akan pernah merestuinya."

Gus Fauzan memejamkan kedua bola matanya, kalau sudah seperti ini dirinya harus bagaimana?

1
Uthie
gak nyangka Laila sama aki-aki sihhhh 😁
Reni Septianing
bingung aku tuh jadinya..
Reni Septianing: soalnya pelakunya belum terungkap, trs si Laila juga nulisnya kepotong 😁😁
Julia and'Marian: bingung kenapa?
total 2 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren seru👍👍👍
Eva Karmita
pantas ustadz Dafa merasa ketakutan dan tidak nyaman ternyata pelakunya Abi nya sendiri
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
Uthie
lohhh koq... malah pelaku nya kaya berumur gtu tahh??
Uthie
Wahhhh.. koq seperti ada tokoh yg lainnya lagiii yaa itu???? 🤨🤨
Uthie
Wahhh... gak nyangka banget iblis berkedok alim ulama itu ternyata ust Dafa tohh??? 🤨

sy kira malah ust Fajar.... 😁
Uthie
Nahhh... ini diaa yg bikin penasaran 🤩🤩👍
Julia and'Marian: hehehehe
total 1 replies
partini
ma"af deh , lupa kalau ada kamu 🙄 bisa lupa ma istri ada model Gus kaya gitu,, di tempat Gus nya malah doyan nikah siri dah 2 kali
ma istri dah di kasih anak 5 4 perempuan 1 laki laki,,nah hus kaya gitu kurang apa yah
Reni Septianing
kayaknya ust. dafa tahu kalo santri yg meninggal ada kejanggalan.
Uthie
Ini part nya ketuker atau bagaimana yaa.. ???
koq aga bingung nyambungin nya sedari part meninggal nya santriwati yg keguguran itu?!?? 🤔

kemarin tiba-tiba loncat Hanum persiapan acara di pesantren (kaya gak ada kematian santriwati itu!)
Lalu.. Hanum disuruh ke pasar sama ust Dafa lalu Fauzan cemburu...

dan sekarang malah di RS ????
Uthie: Ohh gtu.. oke.. 😁👍
Julia and'Marian: kak ada yang tertinggal, dan lagi di tinjau babnya. aku salah up, kemarin udah aku buat ku simpan di draft, ternyata judulnya sama. dan aku malah gak lihat-lihat langsung up. maaf ya!!!
total 2 replies
Uthie
btw... koq cerita kelanjutan yg kematian santriwati itu gak dilanjutkan lagi proses penyelidikan nya yaa Thor? 🙏🙏🙏😟
Julia and'Marian: ya Allah kak, aku salah bab. Bab nya emang udah aku simpan di draft, karena udah aku tulis, tapi judul babnya sama. maaf ya... bisa ulang lagi. udah aku ubah barusan
total 1 replies
Uthie
Jiiiaahhhh.... ada yg lagi posesif abissss nii ceritanya 🤩🤩🤩🤩😁
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
kayaknya disengaja deh.... ayo usut tuntas....
Uthie
Yaa Alloh... innalilahi... jahat banget itu pelaku nya 😡😡😡😡
Reni Septianing
innalillahi wa inna ilaihi raji'un.. ayo gus fauzan ma Hanum usut tuntas kenapa santri tersebut sampai meninggal.pinisirin kan jadinya
kalea rizuky
semoga kebongkar lah biar ortunya tau fauzan g sebaik yg dikira hmmmm kasian lo ma istri nya q np dia jd bego mau aja di bodohin ustadz kw
Elvi Mareni
tambah thor up nya
Julia and'Marian: gak sampe 20 pun🥹
total 1 replies
lily shanum salihah
lanjut 🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!