NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menemukanmu

Ketika Aku Menemukanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Ini adalah kisah tentang seorang ibu yang terabaikan oleh anak - anak nya di usia senja hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidup nya.
" Jika anak - anak ku saja tidak menginginkan aku, untuk apa aku hidup ya Allah." Isak Fatma di dalam sujud nya.
Hingga kebahagiaan itu dia dapat kan dari seorang gadis yang menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menerima Cinta Aris

*****

Kanaya menatap cermin dengan tatapan yang kosong, tangannya bergerak secara otomatis menyisir rambut hitam panjangnya.

Detik berikutnya, tumpukan rambut hitam terlihat berserakan di atas meja riasnya.

" Apa akan selalu begini setiap kali aku kemoterapi? Rambut ku akan habis kalau terus begini." Gumam nya pelan.

Tangannya gemetar, dan dengan cepat dia mengumpulkan rambut-rambut itu, menyembunyikannya ke dalam laci meja rias sebelum  bunda nya sempat melihatnya.

Ketukan di pintu kamar menginterupsi lamunannya.

" Naya, ayo sarapan," Terdengar suara Fatma yang ceria dari balik pintu.

Kanaya tersenyum memandang Fatma yang tersenyum dengan menggunakan hijab baru yang dia beli kan semalam.

"Ya, Bunda, sebentar lagi. Naya pakai hijab dulu." Jawab Kanaya.

" Cepat ya, Nak. Bunda tunggu di meja makan. Jangan lama - lama nanti kamu terlambat ke kantor nya."

Mengambil satu pandangan terakhir pada cermin, Kanaya memperbaiki posisi hijab nya agar menutupi kebotakan yang mulai tampak.

Dia memaksakan senyum, kemudian berjalan keluar kamar menuju meja makan, meninggalkan rambut yang gugur sebagai pengingat siluman akan perjuangannya yang masih jauh dari kata selesai.

*

*

*

Selesai sarapan, Fatma mengantar kan Kanaya sampai teas rumah menunggu Kanaya mencari taksi untuk berangkat ke kantor.

" Bunda tinggal ke belakang sebentar ya, Nak. Mendadak perut bunda mules nih."

" Bunda sih makan sambel nya kebanyakan tadi."

" Nggak papa ya, Nak. Nanti kalau taksi nya sudah datang, kamu langsung berangkat saja nggak usah tunggu bunda."

" Iya, iya..." Jawab Kanaya saat Fatma sudah melangkah pergi.

Kanaya pun berjalan beberapa langkah di depan saat mobil Aris berhenti tepat di depan pagar rumah nya.

Din Din ...

Kanaya tersenyum saat Aris membuka kaca mobil dengan posisi masih di dalam mobil.

" Ayo... Hari ini berangkat ke kantor nya dengan saya." Ajak Aris.

Kanaya mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Dan mobil pun melaju membelah jalanan ibu kota yang ramai.

" Terima kasih ya, mas sudah mau jemput saya ke rumah." Ucap Kanaya di tengah perjalanan mereka.

" Sama - sama. Oh ya... Tadi saya nggak lihat bunda kamu? Bunda kamu dimana?"

" Oh... Bunda. Tapi sewaktu mas Aris datang, bunda masih di kamar mandi mas. Makanya nggak kelihatan."

Setelah itu tak ada lagi percakapan antara Aris dan Kanaya. Kedua nya saling diam. Aris yang fokus ke jalan. Sedangkan Kanaya yang terus memperhatikan sekitar nya dari jendela mobil.

" Kamu nggak keberatan kan kalau saya jemput kamu setiap hari?" Tanya Aris.

Kanaya menoleh sambil mengaitkan kedua alis nya menatap Aris.

" Memang nya mas Aris nggak kerepotan jemput saya setiap hari?" Tanya Kanaya balik.

" Saya malah senang kalau kamu mau. Saya jadi ada teman ngobrol di mobil. Dan saya juga bisa matikan keadaan kamu baik - baik saja sampai ke kantor." Jawab Aris.

" Ya ampun mas Aris. Segitu nya sama saya. Saya jadi terharu nih dengar nya." Celetuk Kanaya tersenyum.

" Bagus dong kalau kamu bisa terharu. Berarti saya berhasil menarik perhatian kamu."

Kanaya terkekeh dan membuang pandangan nya kembali ke jalan.

*

*

*

" Mas Aris tunggu." Panggil Kanaya saat Aris akan keluar dari lift.

Aris menoleh ke belakang.

" Ada apa, Nay?" Tanya Aris.

" Itu mas... Soal yang semalam. Saya sudah punya jawaban nya mas." Jawab Kanaya.

" Lalu... Apa jawaban kamu, Naya?"

Kanaya tak langsung menjawab. Dia menarik nafas nya dalam - dalam dan membuang nya perlahan sebelum memberikan jawaban nya pada Aris.

" Mungkin sebaiknya mas Aris nggak perlu tahu soal penyakit aku. Lagian kan aku masih dalam masa pengobatan. Insha Allah sembuh dan mas Aris nggak sampai tahu." Bathin Kanaya.

" Naya..."

" Saya menerima nya, mas. Mungkin kita bisa menjalani nya dulu. Tapi..."

" Tapi apa Naya?"

" Pacaran itu kan tidak di perbolehkan dalam Islam. Jadi saya mau...mas Aris mempersiapkan diri untuk ta'aruf dengan saya. Itu pun jika mas Aris tidak keberatan." Ucap Kanaya dengan hati - hati. Takut Aris akan berpikiran kalau Kanaya sudah ngebet di ajak nikah.

Aris tersenyum, hatinya berbunga. Setelah penantian panjang yang terasa menggantung di setiap detik, akhirnya momen itu tiba ketika Kanaya menyatakan 'iya' atas cinta yang dia tawarkan.

" Saya tidak mungkin keberatan, Naya. Secepat nya saya akan melamar kamu sama bunda." Jawab Aris.

" Baiklah mas. Kalau begitu saya kerja dulu.

Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." Jawab Aris.

Ekspresi lega tergambar jelas di wajah Aris, namun di dalam dada, jantungnya berdegup kencang, seakan ingin meledak karena bahagia yang tidak terkira.

*

*

*

Bella terus saja melirik Kanaya yang duduk di sebelah meja kerja nya yang sibuk dengan pekerjaan nya hari itu.

" Ekhem..."

Kanaya nya tak bergeming.

" Ekhem... Ekhem..."

Kanaya masih tetap diam dan fokus pada pekerjaan nya.

" Ekhem... Ekhem..." Bella menguatkan suara deheman nya.

" Tenggorokan kamu gatal ya? Ke pantry sana ambil minum." Saran Kanaya tanpa mengalihkan fokus nya.

" Iya nih, tenggorokan aku gatal. Kayak nya kurang gosip deh hari ini. Padahal ada gosip fresh. Tapi kok aku nggak kebagian nya buat gosipin nya." Sindir Bella melirik Kanaya dengan ekor mata nya.

Pandangan Kanaya hanya fokus ke layar komputer nya tanpa terpengaruh sedikit pun dengan ucapan nya Bella.

" Naya..." Panggil Bella.

" Kenapa sih, Bel? Mau ngajak aku gosip?"

" Iya."

" Jangan deh. Entar yang ada malah jadi fitnah loh. Jadi dosa. Mau kamu?" Tolak Kanaya.

" Ini sih bukan gosip. Lebih ke... Fakta. Cerita fresh di pagi hari. Ada yang baru jadian tuh sama si bos." Sindir Bella.

Mata Kanaya melotot sempurna. Dengan bola mata yang akan keluar, Kanaya membelokkan kursi nya dan membungkam mulut Bella sebelum sempat kembali bersuara.

" Naya... Tangan kamu bau kertas. Seenak nya pegang - pegang mulut aku." Protes Bella menjauhkan tangan  Kanaya.

Jantung Kanaya berdebar kencang, matanya menatap tajam ke arah Bella yang tampak terkejut.

" Dengar, aku tidak ingin kamu menyebarkan cerita itu di kantor. Cukup kamu saja yang tahu. Paham?" Bisik Kanaya dengan nada serius, hampir mendesak.

" Memang nya kenapa sih kalau ada yang tahu? Toh kalian mau nikah juga kan?" Bantah Bella.

" Siapa yang mau nikah, Bella. Masih rencana kan. Lagian kamu tahu dari mana soal ini?"

Mata Kanaya menatap Bella dengan curiga. Sebab dia belum memberitahu yang sebenar nya pada Bella. Lalu bagaimana Bella bisa mengetahui nya?

" Aku dengar kali. Kamu nggak sadar kan kalau tadi pagi itu aku ada di belakang kamu dan si bos. Jadi aku denger deh kalau kalian mau ta'aruf. Nggak mau pacaran, takut dosa." Jawab Bella menggoda sahabat nya itu.

" Bel... Tapi jangan ada yang tahu lagi ya. Nggak enak nanti kalau satu kantor sampai tahu soal ini. Kita masih saja baru memulai nya. Belum juga tahu bagaimana kelanjutan nya. Jadi kamu jangan nyebar kan gosip ini lagi. Cukup kamu saja yang tahu. Tunggu sampai hubungan ini menemukan titik terang nya nanti. Ketika hubungan ini berjalan pada arah yang seharus nya. Sesuai kehendak Allah. Oke ..." Pinta Kanaya dengan lembut.

Bella, yang merasa terintimidasi, hanya bisa mengangguk perlahan, matanya membulat penuh kebingungan dan sedikit ketakutan.

"Baiklah, aku berharap kamu bisa ngerti aku ya." Lanjut Kanaya.

" Memang nya kamu belum yakin sama pak Aris?" Tanya Bella penasaran.

" Insha Allah aku sangat yakin dengan pak Aris. Hanya saja... Ada satu hal lagi yang harus aku luruskan. Agar aku semakin yakin." Jawab Kanaya.

" Soal apa?"

Kanaya menatap Bella.

" Kamu mau tahu?"

" Hhmm.." Jawab Bella mengangguk.

" Mau tahu... Ini rahasia pabrik. Nanti kalau sudah tenang, aku akan kasi tahu kamu. Oke."

" Yah... Naya. Pake rahasia - rahasiakan lagi sama aku. Apa untung nya sih main rahasia sama aku?" Keluh Bella dengan kesal.

" Ya ada lah untung nya."

1
partini
jadian ma aris tah
partini
baca sinopsisnya penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!