ISTRI CANTIK TUAN JACOB

Jacob menatap Kanaya karena wanita itulicik ksepertinya ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Jemari Kanaya hanya memilin-milin ujung selimutnya.

"Katakanlah, Aku akan mendengarkannya, "ujar Jacob lembut.

Kanaya mendongak menatap manik pria tampan yang berstatus mantan majikannya yang juga ayah dari anaknya itu.

"Itu Tuan jika kita menikah kontrak saja bagaimana? "tanya Kanaya ragu-ragu.

"Kenapa? "

"Saya tidak ingin memisahkan Anda dengan tunangan Anda yang sangat Anda cintai Tuan, karena Saya tahu menikah tanpa adanya rasa cinta itu akan terasa hambar, "ujar Kanaya hati-hati.

Jacob menyugar rambutnya kasar. Ia bingung dengan jalan pikiran Kanaya, bukankah dia sudah menawarkan pertanggungjawaban dan berkali-kali ia juga sudah meminta Kanaya untuk tidak membahas mengenai Alexsa. Dia sudah memutuskan maka seharusnya wanita itu menerimanya bukan malah mengajukan permintaan yang tak masuk akal itu.

"Boleh saya duduk disampingmu? "

Kanaya menoleh, ia baru sadar jika sedari tadi Jacob masih berdiri belum duduk. Mendengar permintaan itu Kanaya hanya mengangguk mengiyakan saja.

Setelah mendapat persetujuan Kanaya, Jacob duduk disisi brangkar itu, bukan di kursi yang berada disamping kasur. Dia ingin pembicaraanya lebih santai oleh karena itu Jacob memilih duduk disisi kasur dimana ia bisa melihat wajah Kanaya secara langsung. Terlihat Kanaya yang melihat posisi duduk Jacob sedikit kikuk, wanita itu tentu berpikir jika Jacob tidak akan duduk diposisi seperti itu.

"Tatap Aku."

Kanaya masih menunduk. Dia masih tidak sanggup menatap wajah tampan Jacob.

"Tatap Aku Kanaya, "ujar Jacob tegas yang mana mau tidak mau Kanaya akhirnya mendongak dan menatapnya.

"Apa menurutmu Aku adalah tipe pria yang suka mempermainkan sebuah ikatan pernikahan? "tanya Jacob yang Mendapat gelengan Kanaya.

"Lalu kenapa Kamu meminta ku untuk.melakukan pernikahan kontrak? Biarkan Aku selesai bicara dulu."

Kanaya yang akan membuka mulutnya untuk berbicara kembali terdiam menurut.

"Aku tahu betul perasaanku sangat besar untuk Alexsa, namun Aku sudah mengatakan ingin menikahimu dan itu pernikahan yang sesungguhnya bukan pernikahan kontrak seperti yang kamu inginkan. Untuk masalah Alexsa biarkan Aku yang mengurusnya, Aku mohon percayalah, "ungkap Jacob.

"Aku tidak bisa menjamin perasaan ini akan berubah, tapi Aku benar-benar tidak ada niatan untuk mempermainkan sebuah pernikahan. Aku juga tahu kamu juga tidak ada perasaan denganku, tetapi demi bayi yang ada di dalam rahimmu Aku tidak bisa egois padanya, jadi bisakah Kamu juga tidak bersikap egois? "

Kanaya terdiam, secara perlahan Kanaya memegang perutnya. Dia juga tidak bisa egois membiarkan bayi tak bersalah itu hidup tanpa status. Berkaca pada dirinya sendiri yang tidak memiliki orang tua, Kanaya tentu tidak ingin anaknya lahir akan merasakan seperti dirinya.

"Baik Tuan, demi anak ini Saya akan menikah dengan Anda. "

Huft

deru napas panjang terdengar. Mendengar Kanaya yang setuju menikah dengannya. Kini tinggal bagaimana ia menyampaikan semua ini pada Alexsa dan pemutusan hubungan mereka. Karena sudah beberapa hari ini, tunangannya tidak pernah ada kabar.

"Secepatnya kita akan menikah, karena jika terlalu lama pasti kandunganmu akan semakin membesar. Kamu tidak perlu khawatir untuk urusan pernikahan biarlah Mama yang mengatur semuanya. Tidak masalah kan jika kita menikah dengan sederhana? "tanya Jacob.

Kanaya diam hanya anggukan kepala saja menurut pada apa yang telah diputuskan pria di depannya itu. Dan tingkah Kanaya yang sangat patuh itu terlihat sangat menggemaskan bahkan di mata Jacob sekalipun.

Sangking gemasnya dan tidak ingin Kanaya melihat dirinya yang tengah terpesona dengan tingkah gemas wanita itu, Jacob sengaja memalingkan wajahnya.

"Tuan Anda Kenapa? "tanya Kanaya polos.

"Tidak... tidak ada apa-apa, Kamu istirahat lah lagi, Aku akan ke kamar mandi dulu, "ucap Jacob terbirit menuju kamar mandi.

***

TBC