NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 : Hari Kedua di Cebu

"Semua sudah diatur seperti yang Tuan sampaikan," lapor Damon.

"Pastikan jangan ada cela. Aku ingin dia mengingat momen itu sebagai bayaran atas nyawa Ivy yang hampir melayang," Tatapan Lukas tajam ke depan.

"Sejauh ini sudah sesuai rencana,"

Mereka berdua sedang berbicara di ruangan Damon. Pintu sengaja dibuka agar Lukas bisa mendengar suara Ivy apabila dia memanggil.

"Konsekuensi atas hal ini cukup berat, Tuan. Kita harus bersiap dari serangan balik mereka," Damon mengingatkan

"Sudah ku perhitungkan semua. Ibu, Sofia, Aiden, dan Ivy adalah prioritas untuk dilindungi,"

"Siap, Tuan,"

"Lukaaass.. Lukaasss..,"

"Sepertinya Madame memanggil Tuan,"

Raut wajah Lukas langsung berubah panik. Segera dia bangkit dari tempat duduknya dan berlari kecil ke ruangan sebelah

Dasar pria kalau sudah bucin hilang kegarangannya, Damon membatin sambil tersenyum.

"Kenapa? Ada apa? Ada yang sakit?," tanya Lukas begitu masuk ke ruangannya.

"Makan malam sudah diantar," Ivy tersenyum sambil menunjuk makanan yang sudah diatur di atas meja tamu.

Lukas membuang napasnya. Dia pikir Ivy mengalami kecelakaan atau ada hal gawat yang terjadi.

"Mau makan sekarang?," tanya Lukas sambil menutup pintu.

Ivy mengangguk manja.

Kenapa wajahnya begitu menggemaskan.

Lukas mendorong kursi Ivy mendekati meja. Hamparan menu western sudah ditata di atas meja tidak lupa juga lilin kecil di tengahnya. Dengan telaten dia mengambil piring dan menaruh beberapa menu di piring lalu menyerahkan nya pada Ivy.

"Terima kasih," Ivy tersenyum manis

Astaga. Senyuman itu lebih mahal dari menu-menu ini, (Lukas).

Lukas juga mengambil menu untuk dirinya.

Mereka mulai makan dan untuk pertama kali mereka mengobrol dengan santai. Terlihat sesekali Ivy tertawa lepas. Lukas juga tersenyum.

**

Lukas meletakkan Ivy perlahan di tempat tidur. Setiap kali menggendongnya, Ivy bisa mencium dengan jelas parfum yang digunakan Lukas dan tanpa Ivy sadari dia sudah mulai candu dengan bau parfum Lukas. Lukas menarik selimut. Ivy memperhatikan gerakan demi gerakan yang Lukas lakukan. Kalau dalam mode seperti ini Lukas terlihat lembut. Tanpa sadar, Ivy tersenyum.

Lukas mengambil remote AC, menyetel ke setelan untuk tidur. Dia meletakan remote dekat nakas tempat tidur dan hendak berjalan ke sofa.

"Lukas," Ivy memanggil. Lukas membalikan badannya, "Terima kasih," lanjut Ivy.

Lukas tersenyum sinis.

Yah itu dia. Mode pesawatnya sudah On lagi, (Ivy)

Lukas menuju sofa. Dia membaringkan dirinya di sana. Dia mencoba memejamkan matanya. Bayangan dia membuka dress Ivy kembali terlintas. Dia merasa bodoh mengiyakan syarat Ivy. Padahal dia bisa saja memaksa Ivy menikah tanpa syarat. Namun Lukas ingin Ivy mencintainya bukan karena paksaan. Lukas ingin hubungan yang didasari cinta. Kalau atas dasar paksaan apa bedanya dengan mengambil wanita penjajah seks di club malam dan membayarnya untuk satu malam. Walaupun berkecimpung di dunia hitam, untuk hal itu Lukas cukup berprinsip. Dia tidak sembarang menyentuh wanita. Sampai usia saat ini pun dia tidak pernah tahu rasanya meniduri seorang wanita. Tapi saat berhadapan dengan Ivy, Lukas merasa seluruh tubuhnya bergetar. Bahkan dia hampir-hampir tidak bisa menguasai dirinya.

Malam ini pun dia sangat gelisah. Dia ingat di kulkas sudah disiapkan minuman alkohol. Lukas bangun dan berjalan ke arah kulkas. Dia melihat ke arah pintu kamar yang memang tidak dikunci. Dia menuju pintu dan berdiri di sana memandang Ivy yang sedang tertidur.

Ternyata hartamu tidak seberguna yang kamu pikirkan, Lukas. Ada hal yang masih tidak bisa kau beli dengan hartamu. Harga diri seorang wanita. Wanita ini terlalu mahal jika hanya dibeli dengan harta yang kamu miliki, (Lukas berbicara pada dirinya sendiri).

Tidak ingin larut dalam rasa ini, Lukas segera mengambil satu botol alkohol dan gelas. Dan dia minum hingga tengah malam.

**

Carmen berdandan dengan seksinya. Bahkan dia masih sempat memanggil hair stylish untuk me-highlight rambutnya. Tidak lupa kacamata hitam dan high heels.

"Sebenarnya kamu ingin bertemu siapa?," tanya Benjamin sambil menyetir

"Ada deh. Besok aku telpon dan ku ceritakan ya," jawabnya dengan ceria

"Kamu tidak membawa pengawal. Jangan sampai hp mu kehabisan baterai. Sering-sering menelpon aku dan ayah selama di sana,"

"Iya, cerewet deh," Carmen cemberut. Hatinya ingin cepat-cepat tiba di bandara dan terbang ke Cebu. Selama perjalanan, dia membuka chattingan nya sambil tersenyum-senyum.

**

Tok..tok..tok

Suara ketukan di pintu membangunkan Lukas. Minum beberapa gelas alkohol membuatnya tertidur dan tidak sadar sudah jam 9 pagi.

Lukas bangun sambil menyesuaikan matanya dengan cahaya pagi. Dia memijat batang hidungnya untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah merasa cukup sadar, dia berdiri menuju pintu. Rasa kantuk membuat dia lupa mengenakan kaosnya. Lukas membuka pintu dengan bertelanjang dada.

"Selamat pagi, Ouw..maaf Tuan," Maria langsung salah tingkah melihat pemandangan dada bidang putih bersih di depannya. Belum lagi otot-otot lengan Lukas yang terekspos jelas dan perut kotak-kotak nya membuat Maria jadi panas dingin.

"Ada apa?," tanya Lukas sambil memandang ke arah lain

"Ehm, maaf mengganggu Tuan Vergara, saya ingin memastikan Anda berdua ingin sarapan di kamar atau di gazebo," sambil menunjuk ke arah gazebo.

"Di kamar saja. Istriku belum bisa banyak jalan,"

"Ouw, istri iya.. Baik, Tuan. Ini papan menunya silakan dipilih," Maria menyodorkan papan menu dengan gaya genitnya

Lukas mendorong papan menu itu,

"Pilihkan saja. Istriku tidak pemilih. Dia pemakan semuanya,"

"Baik, Tuan. Ka...," prakkk! Lukas menutup pintu sebelum Maria selesai bicara.

"Astaga, sungguh lelaki yang dingin. Sangat menantang," gumam Maria.

**

"Sudah bangun?," sapa Lukas selesai menutup pintu. Dia berjalan ke arah Ivy.

"Sudah dari tadi. Tapi aku takut membangunkan mu," jawab Ivy.

"Tidurmu nyenyak?,"

"Cukup nyenyak. Seperti nya aku kelelahan jadi semalam aku terlelap. Kamu?,"

Tidak bisa tidur gara-gara kamu dan resleting mu itu, (Lukas)

"Cukup nyenyak," jawab Lukas, "Kita sarapan, ganti baju, dan kita akan jalan-jalan ke tempat wisata di sekitar sini,"

"Baiklah," Ivy mengangguk, "Ehm Lukas, kamu tidak keberatan kan?,"

"Keberatan apa?,"

"Keberatan membantuku ganti baju lagi. Aku kan tidak mungkin jalan-jalan pakai piyama,hehe" Ivy tertawa kaku.

Keberatan. Itu menyiksaku. (Lukas)

"Ya, tentu tidak keberatan. Aku akan membantumu ganti pakaian," Lukas tersenyum kaku.

"Kalau sekarang bantu aku ke toilet bisa?," pinta Ivy

Damn! Tentu saja tidak bisa. Apa kamu mau buat aku kehilangan kontrol?!, (Lukas)

"Tentu saja. Mari ku bantu ke toilet,"

**

"Oh seperti itu, baguslah kalau begitu. Kamu pastikan mereka baik-baik saja. Jangan sampai mereka sering berantem di sana. Lukas itu dingin dan kaku. Ivy itu keras kepala, aku takut mereka sering beda pendapat," suara Nyonya Christina terdengar bahagia.

"Nyonya tenang saja. Tuan terlihat sangat bahagia. Bahkan lama kelamaan saya lihat Tuan sudah sangat bucin ke Madame," Damon bertutur.

"Apa itu bucin?,"

"Budak cinta. Istilah anak muda zaman sekarang, Nyonya,"

"Ada-ada saja,"

**

Di sisi lain, Lukas dan Ivy menikmati jalan-jalan mereka berdua dengan bahagia. Terkurung di mansion selama satu bulan, berhadapan dengan hal-hal aneh dan baru membuat jalan-jalan kali ini begitu berharga bagi Ivy. Damon dengan setia mendampingi sekaligus memastikan keduanya aman. Ada juga Bato yang setia mengantarkan mereka dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Sekilas, Lukas dan Ivy seperti pengantin baru yang sedang menikmati masa-masa indah pernikahan. Bagi Ivy mungkin ini indah dan menyenangkan, tapi tidak bagi Lukas. Semakin dia melihat wajah bahagia Ivy, semakin dia tersiksa. Wajah itu seperti magnet yang menarik Lukas ke dalamnya. Membuat Lukas sulit untuk bangkit dari tarikan itu. Tapi janji nya pada Ivy membuat tarikan itu seperti jeruji besi yang membuat batasan yang menyiksa.

Di belahan dunia lain, Carmen semakin senang karena pilot sudah mengumumkan siap landing di bandara Cebu. Dia menatap kota Cebu yang mulai terlihat sambil membetulkan kacamata hitamnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!